Selamat Datang

Minggu, 28 April 2013

Sinopsis Gu Family Book Episode 6 - 2


Tae Soo dijebloskan kembali ke penjara, berkumpul bersama keluarganya. Kondisinya sangat menyedihkan. Untung ibu masih pingsan, jadi tak tahu betapa menderitanya Tae Soo. Chung Jo  bertanya kondisi kakaknya. Tapi Tae Soo malah menanyakan Kang Chi, “Bagaimana dengan Kang Chi? Apa yang terjadi padanya?”


Tak mendapat kabar sedikitpun tentang Kang Chi, membuat para pelayan pria mengira Kang Chi telah meninggalkan mereka dan melarikan diri. Dan mereka juga menyalahkan Kang Chi atas kematian Tuan mereka.
Tae Soo hanya mendengar ucapan para pelayan dengan tatapan kosong.
Sementara di kota, Bong Chul menunjukkan gambar Kang Chi pada orang-orang  yang berjualan dan memberitahukan kalau wajah di kertas itu adalah pembunuh Tuan Park. Sepertinya Bong Chul ingin mencari informasi gratis dengan menggunakan tuduhan Jo Gwan Woong. Karena, begitu mereka tahu kalau Kang Chi yang membunuh Tuan Park, maka orang-orang pun emosi dan berkata kalau tanpa hadiah uangpun mereka akan memberitahukan kalau melihat orang seperti Kang Chi.
Yeo Wool dan  Gon melihat tindakan Bong Chul dan anak buahnya. Yeo Wool menduga Kang Chi pasti melarikan diri ke gunung. Gon merasa sulit untuk mencari Kang Chi, seperti mencari jarum di dalam jerami. Yeo Wool tersenyum, “Kang Chi itu lebih besar dan lebih  ribut daripada jarum.  Dia itu ceroboh, jadi kukira ia pasti meninggalkan beberapa petunjuk.”
Gon menatap pasrah pada Yeo Wool, “Bagaimana aku dapat merubah kekeraskepalaanmu?”
“Tak tahu. Mungkin dengan aku mati?” tanya Yeo Wool polos. Dan Yeo Wool terkekeh melihat Gon yang mematung mendengar jawabannya, “Bahkan kalau aku sudah tua pun kau tak akan dapat mengubah keraskepala-ku ini.”
Yeo Wool pun mengajak Gon untuk mulai pergi mencari.
Dan ternyata Bong Chul berada di balik tembok dan mendengarkan percakapan mereka. Ia dan anak buahnya pun mengikuti Yeo Wool dan Gon hingga ke gunung. 
Tapi anak buahnya mulai ribut dan mengeluh, sehingga Bong Chul harus menutup mulutnya dan diam. Tetap saja anak buahnya itu terus mengeluh sampai Bong Chul harus mengancamnya agar diam.
Namun jantung mereka hampir copot saat menyadari Gon berdiri di samping mereka dan bertanya apa yang mereka inginkan. Bong Chul tergagap-gagap mencoba berbohong, tapi Gon melihat kertas pencarian Kang Chi. Setelah melihat isinya, Gon pun menyobek-nyobek kertas itu, membuat Bong Chul berteriak panik.
Dari kejauhan Yeo Wool tersenyum melihat kekesalan Bong Chul. Ia melihat ada seseorang bersembunyi darinya. Pengawal Jo Gwan Woong.
Gon menyuruh mereka untuk meninggalkan gunung ini dan beranjak meninggalkan Bong Chul. Tapi Bong Chul berteriak menghentikannya. Gon berbalik dan pandangannya seperti berkata, ‘Ape lagii ini…””
“50/50,” kata Bong Chul sok bergaya pebisnis, “Siapapun yang menemukannya pertama kali, ayo kita bagi uangnya sama rata. Dua lebih baikdaripada satu. Dan empat itu lebih baik daripada dua, kan?”
Gon  tersenyum menahan sabar dan tetap menyuruhnya untuk pergi. Tapi Bong Chul masih belum mau menyerah. “Jadi 60/40?” Bong Chul tertawa, “60/40? Kau ambil 60-nya dan aku 40. Aku sekarang sedang bermurah hati.”
Tapi tawa Bong Chul berhenti saat Gon menunjukkan pedangnya. Bong Chul pun langsung mengkeret dan berbalik menatap anak buahnya, “Kenapa kau hanya diam? Ayo pergi!”
Gon berbalik dan kaget melihat Yeo Wool sudah menghilang. Ia pun mulai khawatir dan memanggil-manggil Yeo Wool.  Tenyata Bong Chul masih belum pergi, ia mengintai Gon di balik pohon.
Yeo Wool mengikuti orang itu. Namun ia merasa kalau ini adalah jebakan dan menyadari kalau jumlah lawan lebih banyak darinya, maka ia pun melarikan diri. Para pengawal Jo Gwan Woon pun mulai mengejarnya.  Ia pun semakin cepat berlari.
Namun tiba-tiba ia ditarik dan mulutnya dibekap oleh seseorang. Pedang Yeo Wool terlepas. Namun Yeo Wol segera menelikung orang itu, membantingnya ke tanah, dan medudukinya.
Yeo Wool mencabut pisau kecilnya, hendak membunuh orang itu. Tapi matanya melebar melihat siapa orang yang ditelikungnya, “Choi Kang Chi?”
Suara langkah para pengawal itu terdengar mendekat ke arah mereka, dan Kang Chi ganti mendorong Yeo Wool  dan tubuhnya menutupi tubuh Yeo Wool agar tak terlihat. Yeo Wool merasa canggung dengan kedekatan fisik mereka, tapi Kang Chi tak menyadarinya.
Para pengawal itu mulai mencari-cari dan salah satu kaki Kang Chi tersembul di balik gundukan tempat mereka bersembunyi. Namun pengawal itu tak melihat kaki Kang Chi karena secara ajaib, muncul tanaman merambat yang  menutupi kaki Kang Chi dari pandangan.
Hmm.. kekuatan Kang Chi kan? Atau kekuatan Gunung Jiri yang mengetahui keturunan siapa Kang Chi ini sebenarnya?
Kang Chi pun menghela nafas lega melihat para pengawal itu mulai pergi. Masih memeluk Yeo Wool, Kang Chi menoleh padanya dan mematung. Yeo Wool bertanya kemana Kang Chi menghilang selama ini? “Apa kau bersembunyi?”
Tapi Kang Chi seolah tak mendengarkat pertanyaan Yeo Wool dan malah bertanya, “Apa-apaan ini? Kau kok kelihatan cantik kalau dilihat dari dekat seperti ini? Kalau aku tak mengenalmu, aku pikir kau itu adalah seorang gadis.”
Yeo Wool mengerutkan kening, merasa perlu mengkoreksi. Tapi ada yang lebih mendesak untuk dikoreksi, “Di desa, mereka mencari-carimu. Mereka menginginkanmu hingga menyebar poster dan bahkan imbalan uang. Apa kau tak tahu?”
“Apa kau sibuk belajar bela diri sehingga tak pernah belajar tata karma?” tanya Kang Chi. “Aku selalu menyelamatkanmu, tapi kau tak pernah berterima kasih padaku.”
“Choi Kang Chi!” bentak Yeo Wool.
“Kalau kau selalu melakukan hal itu, nanti akan jadi kebiasaan,” kata Kang Chi menasehati.
Belum sempat Yeo Wool menjawab, kerah baju Kang Chi ditarik oleh seseorang,. Belum sempat Kang Chi bereaksi, ia pun ditonjok keras. Oleh Gun yang berkata marah, “Kau yang harusnya tahu kalau ngelanturmu itu bisa menjadi kebiasaan.”
Kang Chi marah dan mereka pun hampir berkelahi. Tapi Yeo Wool menghentikan mereka karena sekarang bukan saat yang tepat untuk berkelahi apalagi bagi Kang Chi, “Kau seharusnya tak ada disini. Sudah dua hari jasad Tuan Park dipajang di luar. Keluarganya dipenjara dan disiksa setiap saat. Semua orang menganggapmu sebagai pembunuhnya. Semua orang sedang mencarimu dan ingin menangkapmu.”
Mata Kang Chi  berkaca-kaca mendengar ucapan Yeo Wool, dan ia pun berteriak meluapkan rasa marahnya. Ia berbalik agar mereka tak melihat air matanya. Yeo Wool menyarankan agar mereka bersembunyi dan memikirkan cara untuk membuktikan kalau ia tak bersalah.
Untuk menutupi perasaannya, Kang Chi mengabaikan ucapan Yeo Wool dan malah berkata pada Gon kalau Gon sedang beruntung karena ia ada urusan dan harus pergi ke suatu tempat. Dan Kang Chi pun beranjak meninggalkan mereka.
Yeo Wool merentangkan tangannya, menuntut untuk tahu kemana Kang Chi akan pergi. Tentu saja tempat satu-satunya bagi Kang Chi, yaitu penginapan. Yeo Wool kesal dan mengingatkan Kang Chi kalau ia itu sekarang sedang buron karena tuduhan pembunuhan. Tapi Kang Chi tak takut, “Bagus. Aku memang berencana untuk membunuh seseorang setelah turun gunung ini.”
“Apakah kau mau menyerah seperti ini?” tanya Yeo Wool heran. Dan kata-kata itu mengingatkannya pada anjuran  Biksu So Jung, Hanya 10 hari. Tinggallah 10 hari di sini dan aku akan menceritakan semuanya. Siapa orang tuamu sebenarnya dan mengapa kau dibuang di sungai.
Tapi saat itu Kang Chi berkata kalau ia tak mau tahu alasan orang tuanya meninggalkannya, “Mereka meninggalkanku 20 tahun yang lalu. Demi orang tua seperti mereka, aku harus meninggalkan Tuan Park dan keluarganya yang telah membesarkanku selama 20 tahun?”
Biksu So Jung berkilah kalau orang tua Kang Chi memiliki alasan tersendiri dan takdirnya berhubungan dengan alasan itu. Tapi Kang Chi tak peduli dengan alasan itu. Ia tak peduli dengan takdirnya karena ia hanyalah anak yang dibuang di sungai, “Jadi pergilah dan jangan ganggu aku.”
“Kang Chi-ah!”
“Aku memiliki keluarga yang harus kulindungi!!” seru Kang Chi marah dan pergi meninggalkan Biksu So Jung.
Pada Yeo Wool, Kang Chi berterimakasih sebelum mereka berpisah. Yeo Wool mencoba menghentikan Kang Chi, tapi Gon menghentikannya. Yeo Wool sudah melakukan apa yang ia bisa. Yeo Wool  menghela nafas khawatir.
Dan Biksu So Jung yang mengawasi mereka dari jauh pun juga menghela nafas khawatir. Ia melihat Kang Chi berjalan menuruni gunung.
Begitu pula Bong Chul. Tapi ia tak menunjukkan wajah khawatir. Malah mungkin terdengar suara Cring.. Cring..Cring.. di kepalanya dan ia mulai sibuk menghitungnya.
Kang Chi menyelinap masuk ke dalam penginapan. Matanya berkaca-kaca melihat betapa berbedanya kondisi penginapan sebelum kejadian malam itu. Penginapan yang selalu ramai dan meriah, penuh senyum dan tawa, sekarang sepi terabaikan.
 “Apakah itu kau, Kang Chi?” terdengar suara Oh Man tak percaya. Oh Man pun segera menghambur memeluknya, “Kau kemana saja? Semua orang dipenjara. Dan kami di sini juga dikungkung di sini selama 2 hari ini.
Kang Chi terkejut mendengar penjelasan temannya yang sama dengan ucapan Yeo Wool.Kang Chi menenangkan Oh Man dan berkata kalau ia sudah kembali dan yang pertama yang akan ia lakukan adalah menyelamatkan orang-orang yang ada di penjara. Oh Man.
Sebelum pergi, Oh Man mengatakan kalau semua yang terjadi ini bukanlah karena Kang Chi, “Meninggalnya Tuan Park bukanlah kesalahanmu.”
Kang Chi mengepalkan tangannya, namun tak ada jawaban keluar dari mulutnya.
Tak dinyana, Chung Jo dikeluarkan dari penjara. Chung Jo menuntut untuk tahu kemana ia akan pergi. Petugas itu menjawab kalau keluarga Park terbukti bersalah dan penerus keluarga (Tae Soo) akan dihukum mati besok pagi dan wanita Park, satu menjadi pelayan dan satu akan dijadikan gisaeng. Sedangkan seluruh pelayan Keluarga Park akan mejadi budak para pejabat pemerintah.
Chung Jo tak mau mengakui putusan itu, karena tak ada bukti yang membuktikan ayahnya adalah pengkhianat, “Kami ingin naik banding. Kirimkan kasus kami ini ke Han Yang dan kami akan buktikan kalau ayah tak bersalah.”
Petugas itu mengingatkan kalau mereka menemukan surat bukti mereka memberontak. Tae Soo pun menyela, “Sungguh keterlaluan! Keadilan macam apa yang bisa menghancurkan sebuah keluarga karena sebuah surat?"
Petugas itu bertanya sinis, “Apa kau masih belum tahu? Hukum ada di tangan penguasa. Jadi karena itulah banyak hal yang berlawanan dengan kenyataan.” Sebelum pergi petugas itu berkata, “Kau akan dihukum mati saat matahari terbit. Bawa gadis itu pergi!”
Tae Soo dan para pelayan berteriak mencegahnya. Tapi sia-sia. Perlahan ibu membuka mata, tapi tatapan matanya kosong. Tae Soo jatuh pingsan setelah memanggil nama adiknya sekali lagi. Para pelayan panik dan mencoba membangunkan tuannya.
Kepala polisi melaporkan kalau ia sudah melakukan apa yang telah Jo Gwan Woong perintahkan. Jo Gwan Woong puas mendengarnya dan mengatakan kalau ia akan menangani sisanya. Ia yakin kalau Choi Kang Chi akan muncul malam ini.
Ternyata keyakinan Jo Gwan Woong ini karena Bong Chul datang menemuinya.
Ugghhh… rasanya pengen ikut ngelempar Bong Chul ke pulau terpencil itu, deh, bareng-bareng 2 orang yang ada di depannya. Apa kamar itu dikunci terus panggil Genie untuk mengecilkan ruangan itu, dan dilemparkan ke laut, ya?
Chung Jo dibawa masuk ke kurungan di atas gerobak, tapi petugas yang membawanya tiba-tiba sakit perut dan berkata kalau ia akan ke toilet sebentar. 
Sendirian, ketegaran Chung Jo lenyap. Ia berbisik penuh harap, “Tolong aku. Kang Chi-ah.. tolonglah aku..”
Dan Chung Jo tersentak merasakan ada tangan yang menggenggam kedua tangannya. Ia mendongak dan berseru lega, “Kang Chi ah..”
Kang Chi meminta maaf karena Chung Jo lama menunggu dan pasti sangat ketakutan. Tapi ia akan segera membebaskan Chung Jo sekarang. Kang Chi hendak membuka gembok kurungan itu, tapi Chung Jo menghentikannya. Ia meminta Kang Chi menolong Tae Soo lebih dulu, jika tidak Tae Soo akan meninggal di penjara.
Mulanya Kang Chi tak mau, tapi Chung Jo meyakinkan Kang Chi kalau sudah tak ada waktu lagi bagi Tae Soo, karena saat matahari terbit, Tae Soo akan dieksekusi, “Jika kau tertangkap di sini, kau akan tak akan dapat membantu Tae Soo. Jika kau tertangkap, kita tak akan punya harapan lagi. Jadi.. kumohon tolonglah kak Tae Soo dulu.”
“Chung Jo-ya..”
“Kumohon..” pinta Chung Jo, “jangan biarkan ada yang terluka ataupun terbunuh lagi. Ya?”
Sesaat Kang Chi berperang batin. Tapi setelah itu ia telah memutuskan dan ia menggenggam tangan Chung Jo, “Tunggulah aku. Aku akan segera kembali.”
“Terima kasih, Kang Chi..”
“Apapun yang terjadi,” janji Kang Chi, “Aku akan kembali padamu.”
Chung Jo mengangguk, tegar. Kang Chi pun berbalik pergi. Namun mendadak Chung Jo meraih lengan baju Kang Chi dan menggenggamnya erat.
Kang Chi menatap tangan yang gemetar dan memegang lengan bajunya erat. Ia menyadari kalau Chung Jo sebenarnya sangat ketakutan karena Kang Chi akan meninggalkannya walaupun untuk sementara.
Ia pun mencium kening Chung Jo untuk menguatkan gadis itu. Diusapnya pipi Chung Jo dan ia pun segera pergi.
Chung Jo menatap kepergian Kang Chi dan berkata sendiri, “Cepatlah kembali. Aku akan menunggumu.”
Ternyata ada pengawal Jo Gwan Woong yang mengintai mereka dari atap.
Para pelayan terkejut namun gembira saat melihat kedatangan Kang Chi. Kang Chi sudah memegang kunci sel dan membuka sel penjara pria. Yang pertama kali dilakukan Pelayan Choi adalah menangis bahagia dan memeluk putra angkatnya,
Kang Chi meminta maaf pada ayah angkatnya yang sangat khawatir padanya. Namun betapa terkejutnya ia melihat Tae Soo yang terkapar pingsan. Han No mengatakan kalau mereka tak punya banyak waktu lagi karena racun akibat penyiksaan, telah menyebar di tubuh Tae Soo. Kabar itu membuat Kang Chi bergerak cepat.
Namun seakan baru sadar, ia menghampiri sel kurungan wanita dan membuka gemboknya. Ia menghormat pada Nyonya Yoon dan memintanya untuk naik ke punggungnya.  Ia sendiri yang akan menggendong Nyonya Yoon. 
Tapi Nyonya Yoon malah memintanya untuk pergi tanpa membawa drinya, “Jikapun aku mengikutimu, maka aku akan menjadi beban bagimu. Dengan kondisiku yang seperti ini, lebih baik aku menjadi tawanan daripada aku menjadi buronan.”
Semua pelayan yang tadinya bangkit dan berniat untuk melarikan diri  bersama Kang Chi, satu per satu duduk dan mengikuti tindakan Nyonya Yoon. Tinggal di penjara dan menjadi tawanan. Nyonya Yoon meminta untuk tak mengkhawatirkannya, “Larilah dan perg ke tempat yang aman. Kumohon hiduplah dan buktikan kalau ayahmu tak bersalah. Buatlah ayahmu beristirahat tenang di sana.”
Kang Chi berlutut di depan Nyonya Yoon dan berkata, “Saya akan melindungi Tae Seo dan Chung Jo dengan sepenuh jiwa saya. Saya berjanji.”
Nyonya Yoon menatap Kang Chi. Tak disangka ia mendengar kata janji itu dari mulut Kang ChiTerngiang kembali Kang Chi yang dahulu pernah berjanji padanya, namun ia remehkan karena ia tak tahu janji itu keluar dari mulut manusia atau bukan. Dan sekarang ibu menatap Kang Chi hampir menangis, “Aku sangat memohon padamu, kumohon lindungilah Tae Soo dan Chung Joku.”
Kang Chi pun berjanji. Menyadari sekarang saatnya berpisah, Ibu pun mengalihkan tatapannya ke samping dan menyuruh Kang Chi untuk segera pergi.
Kang Chi pun bersiap. Pelayan Choi memutuskan untuk tetap tinggal untuk menjaga Nyonya Yoon. Walau berat, Kang Chi juga tahu prioritas mana yang dipilih ayah angkatnya.
Han No dan salah satu pelayan membawa Tae Soo yang pingsan, sementara Kang Chi berjalan di depan. Namun di depan mereka dicegat oleh pengawal Jo Gwan Woong yang sudah menunggu mereka. Kang Chi dan Han No pun bertempur, tapi kekuatan mereka tidaklah seimbang.
Kang Chi meminta Han No untuk membawa Tae Soo pergi dan ia akan menahan mereka. Tapi Han No menyarankan yang sebaliknya, Ia yang akan menahan mereka. Kang Chi melihat luka menganga di  kaki Han No. Han No juga masih ingin melakukan perhitungan dengan para pengawal itu, “Apapun yang terjadi, jagalah Tuan Muda dengan baik. Hanya dengan itulah kita menghormati almarhum Tuan Park.”
Kang Chi menatap temannya dan berkata, “Mari kita bertemu lagi nanti.” Han No menoleh dan tersenyum pada Kang Chi. Ia pun menghadang para pengawal itu sementara Kang Chi dan pelayan itu membawa Tae Soo.
Kepala pengawal menyuruh anak buahnya untuk mengejar Kang Chi dan ia akan menangani Han No sendiri di sini. Anak buahnya pun mengikuti perintah itu.
Dengan mudah mereka keluar dari tempat itu, menginggalkan Han No dan pemimpinnya untuk berperang. Sementara Kang Chi melarikan Tae Soo, Chung Jo menunggu di kurungan dengan cemas. 
Han No melawan namun tombaknya berhasil dipatahkan. Ia mencoba bertahan tapi kepala pengawal itu berhasil menebas dadanya.
Para pengawal itu kehilangan jejak Kang Chi. Mereka pun memutuskan untuk menyebar. Kang Chi bersembunyi di balik tembok, hampir hilang akal tak tahu apa yang harus ia lakukan. Dan ada suara seseorang menyapanya dan bertanya apakah mereka butuh tempat bersembunyi? Ia akan membantu mereka karena ia sangat berhutang budi pada Tuan Park.
Kang Chi ingat wajah orang itu. Orang itu adalah pencuri yang diberi 2 karung beras oleh Tuan Park. Kang Chi tersenyum, mendapat harapan lebih besar.
Namun mendadak muncul salah satu pengawal, bersiap membunuh Kang Chi. Kang Chi terbelalak melihatnya. Tapi tiba-tiba pengawal itu tersungkur dan mati.
Dan di belakangnya, muncul Yeo Wool yang ternyata memanah orang itu. Yeo Wool meminta mantan pencuri beras itu untuk menyembunyikan Tae Soo sementara ia dan Kang Chi akan menarik perhatian para pengawal itu. Ia berjanji akan menyuruh orang untuk menjemput Tae Soo nanti.
Mantan pencuri beras itu mengerti. Bersama pelayan Tae Soo, ia mulai membawa pergi Tae Soo yang pingsan. 
Kang Chi menatap Yeo Wool. Ia ingin mengucapkan terima kasih tapi tak bisa berkata-kata. Kali ini ia memanggil Yeo Wool dengan lebih sopan, yaitu Tuan Muda Dam. Tapi Yeo Wool hanya nyengir dan berkata kalau Kang Chi tak perlu berterima kasih, “Kadang kau tak perlu mengucapkan terima kasih itu dengan kata-kata.”
Mereka pun berpisah dengan kelompok Tae Soo. Dan memang benar. Para pengawal itu mengejar Kang Chi dan Yeo Wool yang lari ke hutan. Di tengah jalan, mereka berpisah dan para pengawal itu mengejar Kang Chi.
Di dalam kurungan, Chung Jo masih menunggu dengan cemas. Dan matanya terbelalak ketakutan melihat petugas itu muncul dan menyuruh lembu itu untuk mulai berjalan. Di dalam kurungan yang mulai bergerak, Chung Jo memohon dalam hati, “Kang Chi-ah.. segerala datang. Kang Chi-ah..!”
Tapi Kang Chi yang Chung Jo harapkan masih berada di gunung dan sekarang dikepung oleh para pengawal itu. Ia mulai bersiap. Dan pengawal itu melihat gelang yang dipakai Kang Chi dan teringat kata-kata atasannya, Ada sesuatu dengan gelangnya. Jika kau inginmengalahkannya, musnahkan dulu gelang itu.
Pertempuran pun terjadi. Dan target utama pengawal itu adalah gelang Kang Chi yang akhirnya ia berhasil memutuskan gelang itu. Biji-biji gelang itu jatuh berserakan di tanah.
Dan seakan biji-biji itu menghantam bumi, air danau di Taman Cahaya Bulan mulai bergelombang. Burung-burungpun beterbangan, menyadari perubahan alam. Biksu So Jung yang sedang meditasi pun merasakannya. Begitu pula Yeo Wool.
Angin mulai bertiup sangat kencang, jauh lebih kencang daripada saat Tuan Park meninggal. Petir bersahut-sahutan. Bahkan bulan pun berani menutupi matahari, sehingga terjadi gerhana.  Siang menjadi malam. Merasakan perubahan alam yang sangat mendadak itu, Biksu So Jung berpaling cemas.
Para pengawal mulai menebas badan Kang Chi. Punggung, kaki, lengan Kang Chi, semua itu ditebas dengan mudah karena Kang Chi tak bergerak.  
Kang Chi tersungkur dalam hatinya memohon, “Berhentilah.. berhentilah.! Chung Jo masih menungguku,” tapi bukan pedihnya luka tebasan pedang itu yang ia rasakan, “Sakit sekali. Tubuhku terasa panas seperti terbakar. “
Yeo Wool kembali ke dalam hutan, mencari jejak Kang Chi. Ia akhirnya menemukannya, dan hendak turun membantunya. Tapi ia terhenyak melihat butiran cahaya biru yang muncul, semakin lama semakin banyak.
Butiran cahaya itu sekarang mengelilingi Kang Chi, membuat para pengawal itu juga keheranan dan sedikit gentar.
Mata Kang Chi bersinar kehijauan. Satu persatu lukanya pulih, dan tangannya berubah menjadi cakar. Para pengawal itu mulai mundur perlahan-lahan saat Kang Chi mulai berdiri.
Semua terkesiap kaget dan ketakutan pada sosok Kang Chi. Di hadapan mereka telah berdiri seorang monster yang matanya bersinar kehijauan..
Yeo Wool terbelalak melihatnya dan terhenyak, “Choi Kang Chi..” . Dan monster itu mengaum keras saat ia mulai menyerang.