Eun Oh teringat kata-kata Arang bahwa Arang selalu merasa sakit di bagian ulu hatinya mungkin saja ia mati terbunuh karena ditusuk. Eun Oh memperhatikan hanbok yang digunakan mayat itu, ia engga menemukan sedikitpun bercakan darah. Tiga tahun terpendam di dalam tanah dan jasad itu masih utuh? Is that strange? Ia juga engga menemukan jepit rambut milik ibunya. Is that strange too?
Arang ada di tempat itu. Wajah hantunyaa semakin pucat, ia tau jasad
yang tengah dikerubungi oleh para warga adalah jasad dirinya. Eun Oh
yang menyadari keberadaan Arang, ia langsung menghampiri Arang.
Eun Oh engga ingin melihat Arang terluka, melihat tubuhnya terkapar seperti itu Arang pasti merasa sangat sakit dan pilu dan Eun Oh engga ingin hal itu terjadi. Eun Oh menghadang Arang dan berkata dengan lembut, "jangan melihatnya." Arang engga berkutik, ia masih terdiam. "Jangan melihat. Jangan melihatnya." ucap Eun Oh saat Arang berusaha untuk mendekati jasad itu.
Eun Oh engga ingin melihat Arang terluka, melihat tubuhnya terkapar seperti itu Arang pasti merasa sangat sakit dan pilu dan Eun Oh engga ingin hal itu terjadi. Eun Oh menghadang Arang dan berkata dengan lembut, "jangan melihatnya." Arang engga berkutik, ia masih terdiam. "Jangan melihat. Jangan melihatnya." ucap Eun Oh saat Arang berusaha untuk mendekati jasad itu.
Tapi, pada akhirnya Arang melihat jasad tubuhnya sendiri, karena tanpa
sengaja ahjumma itu membuka anyaman serabut yang menutupi tubuh Lee Seol
Rim. Ahjumma membukanya, karena ia ingin melihat untuk terakhir kalinya
jasad Lee Seol RIm.
Arang engga bisa menerima semua ini, tanpa berkata apa-apa, Arang
menangis dan pergi meninggalkan tempat itu dan meninggalkan Eun Oh. Eun
Oh yang hendak mengejar kepergian Arang, langkahnya terhambat karena
kedatangan Joo Whal. Mendengar Joo Whal yang juga datang ke tempat itu,
Eun Oh menahan langkahnya dan memperhatikan Joo Whal.
Joo Whal menghampiri mayat Lee Seol Rim dan Ya know, Joo Whal sebisa mungkin menyembunyikan keterkejutannya.
Arang berlari dan terus berlari. Hey, ini benar-benar sakit. Mendapat
kenyataan pahit seperti ini. Tanpa tau siapa jati dirinya yang
sebenarnya, kenapa ia bisa mati dalam keadaan mengenaskan, kenapa ia
harus menjadi hantu wanita yang bergentayangan dan sama sekali engga
mengetahui apapun tentang kehidupan masa lalunya. Arang menangis,
menyusuri bukit berbunga sejauh yang ia bisa. Mencoba menjauhi
keramaian, mencoba menjauhi kekacauan dan mencoba menjauhi takdir yang
sudah ditetapkan.
Arang memikirkan dirinya, bagaimana kehidupannya sebagai hantu selama 3
tahun belakangan ini. Ia harus menahan lapar, berebut makanan dengan
para hantu yang lain, berkelahi untuk mendapatkan makanan, dipukuli oleh
para hantu-hantu yang lain tanpa ada yang membantunya. Yeap, Arang
hantu yang kesepian, ia harus mengatasi semua permasalahannya dengan
usahanya sendiri. Engga heran, bela diri random yang ia kuasi, Arang
dapatkan dari pengalaman hidupnya sebagai hantu yang kelam. Belum lagi,
ia harus menghindari kejaran dari para pengumpul arwah.
Arang terus berlari sampai ia terjatuh. Dan ia masih tetap menangis, meratapi dirinya.
Raut wajah Joo Whal menyimpan berjuta-juta rasa ketakutan, rasa ketakutan dan keterkejutan yang engga luput dari penglihatan Eun Oh.
Dan pengawal pribadi Joo Whal menyuruh petugas untuk membawa mayat Arang ke kediaman Officer Choi, karena hal ini berkaitan dengan permasalahan keluarga Officer Choi dimana Lee Seol Rim merupakan calon menantu dari Officer Choi maka semua permasalahan akan ditangani oleh keluarga Officer.
Semua petugas bergegas melaksanakan apa yang sudah diperintahkan, tapi
pekerjaan mereka terhenti karena penolakan dari Eun Oh. Eun Oh yang
menjabat sebagai hakim harus dilibatkan dalam kasus ini. Perannya
sebagai hakim engga boleh diremehkan, ini merupakan salah satu kasus
yang belum terpecahkan di Miryang. Dan sudah diketahui dengan jelas
bahwa kematian Arang ada kaitan dengan kasus pembunuhan. Bila mayat
Arang dibawa ke kediaman Officer Choi maka kasus ini akan ditutup begitu
saja, tanpa mengetahui motif pembunuhan seperti apa dibalik kematian
Arang.
Joo Whal bertanya dengan sinis, siapa sebenarnya Eun Oh. Eun Oh tentu
saja memperkenalkan dirinya sebagai hakim yang baru saja menjabat di
Miryang. Joo Whal mengerti, hakim Kim ini juga yang mengirimkan surat
kepadanya. Joo Whal menjelaskan perihal permasalahan yang terjadi dengan
sangat hati-hati, Ayahnya dan dirinya yang akan mengurusi permasalahan
ini, karena ia engga ingin permasalahan ini terus menjadi gunjingan para
warga.
Apa Joo Whal mengenai keterkaitan dalam kematian Arang. Joo Whal dan Lee
Seol Rim-Arang, memang sudah bertunangan, tapi hubungan mereka hanya
sekedar hubungan biasa. Joo Whal hanya pernah bertemu dengan Arang satu
kali saja dan Joo Whal sama sekali engga memiliki perasaan apapun pada
Arang, jelas Joo Whal pada Eun Oh.
Eun Oh menyuruh Dol Swi untuk mengurusi hal ini, ia memerintahkan
petugas untuk membawa mayat itu ke kantor kehakiman agar penyelidikan
dapat segera dilakukan. Dan pembicaraan Eun Oh dengan Joo Whal semakin
memanas.
Arang tetap berada di tepi danau itu sampai malam. Ia bahkan engga
mempedulikan dirinya yang tertidur di tengah padang rumput. Arang
benar-benar letih dengan semua ini.
Di kediaman keluarga Arang, ahjumma yang biasa bekerja untuk keluarga
Arang, ia menangis dan mulai membakar barang-barang peninggalan Lee Seol
Rim-Arang, satu persatu barang-barang yang biasa Arang gunakan semasa
hidupnya, dibakar. Ahjumma itu engga henti-hentinya menangis.
Dari kejauhan, Eun Oh memperhatikan tangisan Ahjumma itu. Ia cemas, kemana Arang pergi ia belum juga pulang.
Dol Swi datang menghampiri dan menanyakan apa yang akan Eun Oh lakukan dengan mayat yang ada di ruang hakim. Dengan ringannya Eun Oh menjawab, tidak tahu.. LOL. Engga bermaksud untuk melepas tanggung jawab, tapi memang Eun Oh benar-benar engga mengetahui apa yang harus ia lakukan. Ia bahkan engga menemukan clue apapun dibalik kematian Arang dan kaitannya dengan keluarga Officer.
Dol Swi datang menghampiri dan menanyakan apa yang akan Eun Oh lakukan dengan mayat yang ada di ruang hakim. Dengan ringannya Eun Oh menjawab, tidak tahu.. LOL. Engga bermaksud untuk melepas tanggung jawab, tapi memang Eun Oh benar-benar engga mengetahui apa yang harus ia lakukan. Ia bahkan engga menemukan clue apapun dibalik kematian Arang dan kaitannya dengan keluarga Officer.
Mendengar hal tersebut, Dol Swi kaget. Bagaimana bisa begini? Bagaimana
bisa Eun Oh engga memiliki rencana apapun. Seenggak rencana untuk
menghindar dari amukan Officer Choi. He. Eun Oh malah berkata, "semua
keputusan ada di tangannya (arang), apakah ia ingin mencari siapa yang
membunuhnya, membersihkan nama baiknya atau hanya mengubur jasadnya
seperti itu saja."
Arang kembali, kembali untuk melihat jasadnya sendiri. Creepy. Really!!
Malam itu, di ruangan itu, Arang masuk ke dalam ruangan untuk melihat
kondisi mayatnya yang sudah bersih. Arang memperhatikan wajahnya
sendiri, kali ini ia mengetahui dan menyadari kalau wajahnya memang
wajah seorang gadis bangsawan.
Arang duduk di pinggir jasadnya sendiri, air matanya engga
henti-hentinya mengalir. Ia berbicara pada dirinya sendiri. Kenapa
seperti ini, kenapa nasibmu seperti ini, bagaimaan kau bisa berakhir
mengenas seperti ini, kesalahan besar apa yang sudah kau lakukan, kau
bahkan tidak mengetahui alasan dibalik semua itu, ungkap Arang pada
dirinya sendiri.
"Jadi kau terlihat seperti ini. Matamu terlihat seperti itu. Dan hidungmu Dan mulutmu. Kau cantik. Tapi mengapa kau ada di tempat dingin dan kotor? Mengapa kau hanya berbaring di sana seperti mayat yang meneydihkan? Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini padamu Kenapa kau tidak tahu, bodoh? Kenapa tidak Anda ketahui?" ucap Arang seraya mengusap air matanya.
Semua keputus-asaan itu berubah menjadi ambisi untuk menemukan akar
permasalahan dan siapa-siapa yang terlibat dalam kematian dirinya.
"Tunggu dan lihat. Aku pasti akan mebersihkan namamu dari semua rumor
yang beredar di Miryang dan aku akan menemukan siapa yang telah
membunuhmu."
Malam itu juga, di atap, Arang terdiam dan terus memperhatikan bulan.
Agar semuanya dapat terkuak, Arang memohon pada raja langit untuk
membantunya dan memaafkan semua kesalahannya, Arang bahkan mengakui
semua kesalahannya dan ia harap raja langit dapat memaafkan dan
membantunya untuk mengatasi permasalahan ini.
Engga ada tanggapan apapun dari raja langit, dan karena kesal, Arang berteriak, kembali memarahi raja langit yang super hot, "Raja langit kau benar-benar kejam apa yang aku lakukan hingga membuatku seperti ini? Kesalahan apa yang sudah aku perbuat hingga aku mendapatkan hukuman seperti ini?!!" Jerit Arang.
Engga ada tanggapan apapun dari raja langit, dan karena kesal, Arang berteriak, kembali memarahi raja langit yang super hot, "Raja langit kau benar-benar kejam apa yang aku lakukan hingga membuatku seperti ini? Kesalahan apa yang sudah aku perbuat hingga aku mendapatkan hukuman seperti ini?!!" Jerit Arang.
Lagi-lagi jeritan itu terdengar sampai ke langit. Dan raja langit yang
mendengar hal itu terkejut. Ia dan raja neraka masih tetap memainkan
mahyong (or what?? whatever!!), belum ada yang dikatakan menang dan
kalah. Karena setiap kali raja langit hendak memainkan serdadunya, ia
selalu berpikir keras. Permainan itu seperti pengaturan takdir bagi
mereka, setiap kata yang dilontarkan masing-masing pihak selalu
berkaitan dengan hal yang terjadi di bumi.
Kali ini Raja Neraka memberitahukan kaisar langit untuk engga menggubris permintaan Arang. "Biarkan semuanya menjadi urusannku. Hukuman akan ditambah karena ulahnya." Lalu dijawab oleh Kaisar langit, bukankah Arang sudah memohon padanya, lagipula kaisar langit sangat baik hati, ia akan mengabulkan beberapa permohonan.
Raja Neraka mengatakan pada Kaisar langit untuk engga bermain-main dengan keseimbangan antara dunia roh dan dunia manusia, karena mereka memiliki keseimbangan yang berbeda. Bila keseimbangan tersebut rusak atau tergores sedikit saja, pada ujungnya, Raja Neraka yang akan membereskan permasalahan tersebut. Hal itu membuat dirinya disebut sebagai malaikat yang baik, sedangkan Kaisar langit menyandang malaikat buruk karena telah merusak keseimbangan yang telah ada, hanya karena belas kasihan pada seorang roh. Kaisar langit hanya tertawa, tawa yang menyatakan bahwa ia akan mengabulkan permohonan Arang.
Eun Oh menunggui jasad Arang, sampai saat ini ia belum juga bertemu dengan Arang dalam rupa hantu. Kemana perginya Arang, pikir Eun Oh. Seharusnya ia sudah kembali dan melihat jasadnya yang sudah bersih seperti ini. Eun Oh membuka perlahan untuk melihat wajah Arang, kemudian menutup kain itu lagi.
Bang Wool masih tetap dengan ritualnya. Ah, ia dikatakan shaman kelas
bawah karena ia sama sekali engga hafal dengan mantra-mantra dalam dunia
per-shaman-an. Engga diragukan lagi, setiap kali ia melakukan ritual
aneh, pasti selalu gagal karena para roh yang diundangnya engga kunjung
datang. Sama seperti kali ini, Bang Wool mengucapkan mantra hanya
sebagian, dan entah beberapa kali ia harus melihat ke buku mantranya.
Nope, yang datang bukan roh berpangkat tinggi, tapi Arang. He. Arang
datang seraya mengerjai Bang Wool dengan memberikan sinyal-sinyal
seperti itu. Saat Arang memanggil Bang Wool, Bang Wool kembali dibuat
stress dengan kehadiran Arang.
Bang Wool memang satu-satunya Shaman yang dapat dipercayai, kecuali dari
kemampuannya. Arang memilih Bang Wool karena selain Bang Wool begitu
polos, ia juga dapat dimintai bantuan walau dengan terpaksa. Yeap, kali
ini Arang menemui Bang Wool untuk meminta bantuan padanya. Asaa.. Dengan
syarat yang masih sama bahwa Arang engga akan mengganggu Bang Wool lagi
setelah Bang Wool membantunya kali ini. Mau engga mau, Bang Wool harus
membantu Arang.
Ruangan berantakan dan berdebu itu benar-benar membuat Bang Wool takut,
suara-suara gonggongan anjing membuat suasana semakin mencekam. Bangunan
itu terkunci dengan beberapa balok kayu yang menutupinya, Bang Wool
kesulitan membuka gerbang utama, dengan bantuan kekuatan hantu milik
Arang, akhirnya gerbang utama terbuka.
Di tempat lain, di kediaman kehakiman, setelah menjenguk jasad Arang.
Eun Oh menyuruh Dol Swi untuk menjaga jasad itu, karena mungkin saja
sesuatu akan terjadi. Mendengar hal tersebut, tentu saja Dol Swi enggan,
kenapa ia harus menjaga mayat yang engga ia kenal itu. Eun Oh
memberikan pujian padanya agar ia mau menjaga mayat Arang.
Eun Oh mengatakan bahwa salah satu tugas dari hakim adalah menjaga keamanan warga Miryang dan kali ini tugas tersebut Eun Oh limpahkan pada Dol Swi, untuk itu Dol Swi dapat dikatakan sebagai hakim Miryang karena dengan menjaga mayat Arang sama artinya dengan menjaga kenyamanan dan keamanan warga. ke ke. Dol Swi mengaga, benarkah? Dol Swi benar-benar termakan ucapan Eun Oh.
Eun Oh mengatakan bahwa salah satu tugas dari hakim adalah menjaga keamanan warga Miryang dan kali ini tugas tersebut Eun Oh limpahkan pada Dol Swi, untuk itu Dol Swi dapat dikatakan sebagai hakim Miryang karena dengan menjaga mayat Arang sama artinya dengan menjaga kenyamanan dan keamanan warga. ke ke. Dol Swi mengaga, benarkah? Dol Swi benar-benar termakan ucapan Eun Oh.
Di kediaman Joo Whal. Joo Whal tengah memandangi bulan di langit. Ia
selalu melakukan hal ini, dipandangi bulan seperti sebuah harapan,
dipandangi dan kemudian berharap. Ayah Joo Whal-Officer Choi datang
menghampiri Joo Whal. Ia menyindir perkara jasad Arang yang berada di
kediaman Hakim Kim Eun Oh dan kegagalan Joo Whal dalam mengatasi
permasalahan ini.
Seharusnya mudah bagi Joo Whal, ia hanya tinggal mengambil dan membawa
jasad Arang dari Hakim Kim tapi permasalahan seperti itu saja, Joo Whal
gagal. Officer Choi akan membantu Joo Whal dalam mengambil kembali mayat
Arang, ia akan memberikan pelajaran bagi Joo Whal bagaimana seharusnya
mengatasi permasalahan seperti ini. Tapi tentu saja, bantuan Officer
Choi ini adalah pertolongan yang diberikan untuk yang terakhir kalinya.
Officer Choi menyuruh beberapa pengawalnya untuk membereskan hal ini,
menculika tau mengambil paksa mayat Arang dari kediaman hakim Kim. Aish!
Dengan membawa obor, masing-masing dari mereka berlari cepat berkejaran
dengan waktu.
Bang Wool menyiapkan segalanya. Bila akan membuka gerbang ke dunia lain
maka ia harus menyiapkan simbol bunga besar yang merupakan lawan dari
simbol bunga besar yang terdapat di gerbang.
Bang Wool membaca baik-baik instruksi yang terdapat di buku primbon magicnya. Bang Wool mencari gerbang dengan simbol bunga yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat di buku. Sampai ia menemukan gerbang itu, Bang Wool lalu membuka gerbang dengan paksa dengan terlebih dulu merusak segel kuning yang tertempel.
Bang Wool membaca baik-baik instruksi yang terdapat di buku primbon magicnya. Bang Wool mencari gerbang dengan simbol bunga yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat di buku. Sampai ia menemukan gerbang itu, Bang Wool lalu membuka gerbang dengan paksa dengan terlebih dulu merusak segel kuning yang tertempel.
Gerbang terbuka dan sebuah simbol bunga besar di temukan di sana. Itu
adalah sebuah portal, portal yang memiliki kekuatan besar yang dapat
menarik roh-roh masuk ke dalamnya. Sekali mereka masuk ke dalam sana
maka sangat sulit bagi para roh tersebut kembali. Maka dari itu, Shaman
tertinggi menyegel portal dengan segel bermantra.Bang Wool menyiapkan
kain bersimbol bunga sebagai penangkal, penangkal yang dapat menutup
portal itu kembali bila saatnya tiba.
Satu tujuan Arang datang ke tempat ini, adalah untuk bertemu dengan Moo
Young. Untuk memancing Moo Young datang, Arang sengaja melakukan hal
yang jahat pada Bang Wool, karena saat seorang hantu melakukan kejahatan
pada seorang manusia maka para pengumpul roh akan datang memberikan
hukuman. Arang meniup wajah Bang Wool, dan dalam waktu seketika, wajah
Bang Wool dipenuhi dengan bintik-bintik benjolan besar bernanah. Iugh.
Arang meminta maaf sudah melakukan hal itu. Ia melakukannya karena
terpaksa, lagi pula mungkin ini menjadi pertemuan terakhirnya dengan
Bang Wool. Arang akan kembali ke alam baka, mendengar hal tersebut Bang
Wool benar-benar senang, berarti ia engga harus bertemu dengan Arang
lagi.
Benar saja, Moo Young yang sedari tadi ditunggu akhirnya datang. Ia
datang dan siap untuk menangkap Arang. Tapi Arang mengucapkan niatnya
bahwa ia ingin bertemu dengan raja langit, "Aku ingin bertemu dengan
raja langit." Permintaan tersebut jelas saja ditolak oleh Moo Young.
Kali ini Arang memberikan kode pada Bang Wool yang tengah bersembunyi di
balik sebuah kayu besar. Kodenya adalah "Si tua itu." Kode ini
sebenarnya merupakan panggilan Arang pada Kaisar Langit. LOL. Saat Arang
mengucapkan kata "Si tua itu" maka Bang Wool harus sesegera mungkin
membuka portal yang telah disiapkan.
"Tidak, bagaimanapun juga, aku harus bertemu dengang SI TUA ITU." ucap
Arang dengan menekankan kata si tua itu. Whaat? Karena ketakutan, Bang
Wool engga juga membuka portal. Arang harus mengucapkan kode tersebut
beberapa kali, sampai akhirnya, Bang Wool membuka portal dengan
ketakutan yang amat sangat.
Portal terbuka dan.... Moo Young langsung tersedot oleh aliran udara
kuat yang keluar dari portal tersebut, bukan hanya Moo Young tapi Arang
juga. Moo Young berhasil berpengangan pada kedua pilar portal, sedangkan
Arang, ia bertabrakan dengan tubuh Moo Young. Dalam keadaan genting
tersebut, yang Arang katakan adalah agar Moo Young memperbolehkannya
bertemu dengan Kaisar langit.
Aliran udara yang semakin kencang membuat Moo Young engga lagi bisa
menahan kedua tangannya, tapi ia sebisa mungkin menahan dengan sekuat
tenaga. Arang merupakan hantu yang bila masuk ke dalam lubang tersebut
maka ia akan menghilang, sedangkan Moo young, Moo Young masih memiliki
urusan lain dan bila ia harus masuk ke portal hitam tersebut maka semua
tugas-tugasnya akan terbengkalai.
Di kerajaan langit, seraya bermain mahyong, kaisar langit memutuskan takdir yang harus diterima oleh Arang. Obsesi kemenangan raja neraka terhadap permainan mahyong itu benar-benar membuat Kaisar langit memutar otak. He. Kaisar langit hampir saja memenangkan permainan, lalu dengan segan Raja Neraka memintanya untuk memundurkan serdadu agar kali ini Raja neraka dapat memenangkan permainan itu.
Okay Kaisar Langit akan membiarkan Raja memenangkan permainan itu hanya dengan satu syarat, "Lalu apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Kaisar langit seraya tersenyum, mengetahui bonus besar yang akan ia dapat dari membiarkan Raja Neraka menang. Dengan geram, Raja Neraka memanggil nama Moo Young dan memberikan perintah bahwa ia-sebagai Raja Neraka menyetujui Arang untuk menemui Kaisar langit dan Raja Neraka. Haha.
Di kerajaan langit, seraya bermain mahyong, kaisar langit memutuskan takdir yang harus diterima oleh Arang. Obsesi kemenangan raja neraka terhadap permainan mahyong itu benar-benar membuat Kaisar langit memutar otak. He. Kaisar langit hampir saja memenangkan permainan, lalu dengan segan Raja Neraka memintanya untuk memundurkan serdadu agar kali ini Raja neraka dapat memenangkan permainan itu.
Okay Kaisar Langit akan membiarkan Raja memenangkan permainan itu hanya dengan satu syarat, "Lalu apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Kaisar langit seraya tersenyum, mengetahui bonus besar yang akan ia dapat dari membiarkan Raja Neraka menang. Dengan geram, Raja Neraka memanggil nama Moo Young dan memberikan perintah bahwa ia-sebagai Raja Neraka menyetujui Arang untuk menemui Kaisar langit dan Raja Neraka. Haha.
Mendengar perintah seperti itu, Moo Young mengizinkan Arang untuk
menemui Kaisar Langit. Arang lalu menyuruh Bang Wool untuk menutup
portal hitam dan keduanya selama dari hisapan lubang hitam penuh magic
itu.
Di tempat lain, Eun Oh. Ia cemas mencari keberadaan Arang. Di bukit, di
hutan, di pinggiran danau, engga ada satupun isyarat bahwa Arang ada di
tempat tersebut.
Selagi Eun Oh mencari Arang, di belahan hutan yang lain, Arang tengah mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Moo Young. Arah jalan untuk bertemu dengan kaisar langit.
Selagi Eun Oh mencari Arang, di belahan hutan yang lain, Arang tengah mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Moo Young. Arah jalan untuk bertemu dengan kaisar langit.
Bertepatan dengan hal tersebut, Eun Oh mencarinya dan terus mencari
keberadaan Arang, "Kau dimana, amnesia??" ucap Eun Oh dengan cemas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar