Selamat Datang

Selasa, 28 Agustus 2012

Sinopsis Arang and The Magistrate episode 3 part 2





Eun Oh teringat kata-kata Arang bahwa Arang selalu merasa sakit di bagian ulu hatinya mungkin saja ia mati terbunuh karena ditusuk. Eun Oh memperhatikan hanbok yang digunakan mayat itu, ia engga menemukan sedikitpun bercakan darah. Tiga tahun terpendam di dalam tanah dan jasad itu masih utuh? Is that strange? Ia juga engga menemukan jepit rambut milik ibunya. Is that strange too?

Arang ada di tempat itu. Wajah hantunyaa semakin pucat, ia tau jasad yang tengah dikerubungi oleh para warga adalah jasad dirinya. Eun Oh yang menyadari keberadaan Arang, ia langsung menghampiri Arang.


Eun Oh engga ingin melihat Arang terluka, melihat tubuhnya terkapar seperti itu Arang pasti merasa sangat sakit dan pilu dan Eun Oh engga ingin hal itu terjadi. Eun Oh menghadang Arang dan berkata dengan lembut, "jangan melihatnya." Arang engga berkutik, ia masih terdiam. "Jangan melihat. Jangan melihatnya." ucap Eun Oh saat Arang berusaha untuk mendekati jasad itu.

Tapi, pada akhirnya Arang melihat jasad tubuhnya sendiri, karena tanpa sengaja ahjumma itu membuka anyaman serabut yang menutupi tubuh Lee Seol Rim. Ahjumma membukanya, karena ia ingin melihat untuk terakhir kalinya jasad Lee Seol RIm.


Arang membisu, melihat tubuhnya terkapar seperti itu rasa sakitnya seperti luka yang dibubuhi oleh garam. Poor her. Lidah Arang membeku, kenapa harus ia yang seperti itu. Eun Oh yang melihat hal tersebut merasakan hal yang sama, engga ada yang bisa ia perbuat semuanya sudah seperti ini dan faktanya Arang memang mati dengan cara yang mengenaskan. Seperti yang pernah Eun Oh katakan beberapa waktu lalu, mengenai jasad Arang yang terkapar membusuk sendirian di suatu tempat.

Arang engga bisa menerima semua ini, tanpa berkata apa-apa, Arang menangis dan pergi meninggalkan tempat itu dan meninggalkan Eun Oh. Eun Oh yang hendak mengejar kepergian Arang, langkahnya terhambat karena kedatangan Joo Whal. Mendengar Joo Whal yang juga datang ke tempat itu, Eun Oh menahan langkahnya dan memperhatikan Joo Whal.

Joo Whal menghampiri mayat Lee Seol Rim dan Ya know, Joo Whal sebisa mungkin menyembunyikan keterkejutannya.  

Arang berlari dan terus berlari. Hey, ini benar-benar sakit. Mendapat kenyataan pahit seperti ini. Tanpa tau siapa jati dirinya yang sebenarnya, kenapa ia bisa mati dalam keadaan mengenaskan, kenapa ia harus menjadi hantu wanita yang bergentayangan dan sama sekali engga mengetahui apapun tentang kehidupan masa lalunya. Arang menangis, menyusuri bukit berbunga sejauh yang ia bisa. Mencoba menjauhi keramaian, mencoba menjauhi kekacauan dan mencoba menjauhi takdir yang sudah ditetapkan.


Arang memikirkan dirinya, bagaimana kehidupannya sebagai hantu selama 3 tahun belakangan ini. Ia harus menahan lapar, berebut makanan dengan para hantu yang lain, berkelahi untuk mendapatkan makanan, dipukuli oleh para hantu-hantu yang lain tanpa ada yang membantunya. Yeap, Arang hantu yang kesepian, ia harus mengatasi semua permasalahannya dengan usahanya sendiri. Engga heran, bela diri random yang ia kuasi, Arang dapatkan dari pengalaman hidupnya sebagai hantu yang kelam. Belum lagi, ia harus menghindari kejaran dari para pengumpul arwah.

Arang terus berlari sampai ia terjatuh. Dan ia masih tetap menangis, meratapi dirinya.


 Raut wajah Joo Whal menyimpan berjuta-juta rasa ketakutan, rasa ketakutan dan keterkejutan yang engga luput dari penglihatan Eun Oh.

Dan pengawal pribadi Joo Whal menyuruh petugas untuk membawa mayat Arang ke kediaman Officer Choi, karena hal ini berkaitan dengan permasalahan keluarga Officer Choi dimana Lee Seol Rim merupakan calon menantu dari Officer Choi maka semua permasalahan akan ditangani oleh keluarga Officer.

Semua petugas bergegas melaksanakan apa yang sudah diperintahkan, tapi pekerjaan mereka terhenti karena penolakan dari Eun Oh. Eun Oh yang menjabat sebagai hakim harus dilibatkan dalam kasus ini. Perannya sebagai hakim engga boleh diremehkan, ini merupakan salah satu kasus yang belum terpecahkan di Miryang. Dan sudah diketahui dengan jelas bahwa kematian Arang ada kaitan dengan kasus pembunuhan. Bila mayat Arang dibawa ke kediaman Officer Choi maka kasus ini akan ditutup begitu saja, tanpa mengetahui motif pembunuhan seperti apa dibalik kematian Arang.

Joo Whal bertanya dengan sinis, siapa sebenarnya Eun Oh. Eun Oh tentu saja memperkenalkan dirinya sebagai hakim yang baru saja menjabat di Miryang. Joo Whal mengerti, hakim Kim ini juga yang mengirimkan surat kepadanya. Joo Whal menjelaskan perihal permasalahan yang terjadi dengan sangat hati-hati, Ayahnya dan dirinya yang akan mengurusi permasalahan ini, karena ia engga ingin permasalahan ini terus menjadi gunjingan para warga. 


Apa Joo Whal mengenai keterkaitan dalam kematian Arang. Joo Whal dan Lee Seol Rim-Arang, memang sudah bertunangan, tapi hubungan mereka hanya sekedar hubungan biasa. Joo Whal hanya pernah bertemu dengan Arang satu kali saja dan Joo Whal sama sekali engga memiliki perasaan apapun pada Arang, jelas Joo Whal pada Eun Oh.
Eun Oh menyuruh Dol Swi untuk mengurusi hal ini, ia memerintahkan petugas untuk membawa mayat itu ke kantor kehakiman agar penyelidikan dapat segera dilakukan. Dan pembicaraan Eun Oh dengan Joo Whal semakin memanas.

 Arang tetap berada di tepi danau itu sampai malam. Ia bahkan engga mempedulikan dirinya yang tertidur di tengah padang rumput. Arang benar-benar letih dengan semua ini.

Di kediaman keluarga Arang, ahjumma yang biasa bekerja untuk keluarga Arang, ia menangis dan mulai membakar barang-barang peninggalan Lee Seol Rim-Arang, satu persatu barang-barang yang biasa Arang gunakan semasa hidupnya, dibakar. Ahjumma itu engga henti-hentinya menangis.

Dari kejauhan, Eun Oh memperhatikan tangisan Ahjumma itu. Ia cemas, kemana Arang pergi ia belum juga pulang.


Dol Swi datang menghampiri dan menanyakan apa yang akan Eun Oh lakukan dengan mayat yang ada di ruang hakim. Dengan ringannya Eun Oh menjawab, tidak tahu.. LOL. Engga bermaksud untuk melepas tanggung jawab, tapi memang Eun Oh benar-benar engga mengetahui apa yang harus ia lakukan. Ia bahkan engga menemukan clue apapun dibalik kematian Arang dan kaitannya dengan keluarga Officer.

Mendengar hal tersebut, Dol Swi kaget. Bagaimana bisa begini? Bagaimana bisa Eun Oh engga memiliki rencana apapun. Seenggak rencana untuk menghindar dari amukan Officer Choi. He. Eun Oh malah berkata, "semua keputusan ada di tangannya (arang), apakah ia ingin mencari siapa yang membunuhnya, membersihkan nama baiknya atau hanya mengubur jasadnya seperti itu saja." 

Arang kembali, kembali untuk melihat jasadnya sendiri. Creepy. Really!! Malam itu, di ruangan itu, Arang masuk ke dalam ruangan untuk melihat kondisi mayatnya yang sudah bersih. Arang memperhatikan wajahnya sendiri, kali ini ia mengetahui dan menyadari kalau  wajahnya memang wajah seorang gadis bangsawan. 

Arang duduk di pinggir jasadnya sendiri, air matanya engga henti-hentinya mengalir. Ia berbicara pada dirinya sendiri. Kenapa seperti ini, kenapa nasibmu seperti ini, bagaimaan kau bisa berakhir mengenas seperti ini, kesalahan besar apa yang sudah kau lakukan, kau bahkan tidak mengetahui alasan dibalik semua itu, ungkap Arang pada dirinya sendiri.

"Jadi kau terlihat seperti ini. Matamu terlihat seperti itu. Dan hidungmu Dan mulutmu. Kau cantik. Tapi mengapa kau ada di tempat dingin dan kotor? Mengapa kau hanya berbaring di sana seperti mayat yang meneydihkan? Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini padamu Kenapa kau tidak tahu, bodoh? Kenapa tidak Anda ketahui?" ucap Arang seraya mengusap air matanya.
Semua keputus-asaan itu berubah menjadi ambisi untuk menemukan akar permasalahan dan siapa-siapa yang terlibat dalam kematian dirinya. "Tunggu dan lihat. Aku pasti akan mebersihkan namamu dari semua rumor yang beredar di Miryang dan aku akan menemukan siapa yang telah membunuhmu."

Malam itu juga, di atap, Arang terdiam dan terus memperhatikan bulan. Agar semuanya dapat terkuak, Arang memohon pada raja langit untuk membantunya dan memaafkan semua kesalahannya, Arang bahkan mengakui semua kesalahannya dan ia harap raja langit dapat memaafkan dan membantunya untuk mengatasi permasalahan ini.

Engga ada tanggapan apapun dari raja langit, dan karena kesal, Arang berteriak, kembali memarahi raja langit yang super hot, "Raja langit kau benar-benar kejam apa yang aku lakukan hingga membuatku seperti ini? Kesalahan apa yang sudah aku perbuat hingga aku mendapatkan hukuman seperti ini?!!" Jerit Arang.

Lagi-lagi jeritan itu terdengar sampai ke langit. Dan raja langit yang mendengar hal itu terkejut. Ia dan raja neraka masih tetap memainkan mahyong (or what?? whatever!!), belum ada yang dikatakan menang dan kalah. Karena setiap kali raja langit hendak memainkan serdadunya, ia selalu berpikir keras. Permainan itu seperti pengaturan takdir bagi mereka, setiap kata yang dilontarkan masing-masing pihak selalu berkaitan dengan hal yang terjadi di bumi.


Kali ini Raja Neraka memberitahukan kaisar langit untuk engga menggubris permintaan Arang. "Biarkan semuanya menjadi urusannku. Hukuman akan ditambah karena ulahnya." Lalu dijawab oleh Kaisar langit, bukankah Arang sudah memohon padanya, lagipula kaisar langit sangat baik hati, ia akan mengabulkan beberapa permohonan.


Raja Neraka mengatakan pada Kaisar langit untuk engga bermain-main dengan keseimbangan antara dunia roh dan dunia manusia, karena mereka memiliki keseimbangan yang berbeda. Bila keseimbangan tersebut rusak atau tergores sedikit saja, pada ujungnya, Raja Neraka yang akan membereskan permasalahan tersebut. Hal itu membuat dirinya disebut sebagai malaikat yang baik, sedangkan Kaisar langit menyandang malaikat buruk karena telah merusak keseimbangan yang telah ada, hanya karena belas kasihan pada seorang roh. Kaisar langit hanya tertawa, tawa yang menyatakan bahwa ia akan mengabulkan permohonan Arang.


Eun Oh menunggui jasad Arang, sampai saat ini ia belum juga bertemu dengan Arang dalam rupa hantu. Kemana perginya Arang, pikir Eun Oh. Seharusnya ia sudah kembali dan melihat jasadnya yang sudah bersih seperti ini. Eun Oh membuka perlahan untuk melihat wajah Arang, kemudian menutup kain itu lagi.


Bang Wool masih tetap dengan ritualnya. Ah, ia dikatakan shaman kelas bawah karena ia sama sekali engga hafal dengan mantra-mantra dalam dunia per-shaman-an. Engga diragukan lagi, setiap kali ia melakukan ritual aneh, pasti selalu gagal karena para roh yang diundangnya engga kunjung datang. Sama seperti kali ini, Bang Wool mengucapkan mantra hanya sebagian, dan entah beberapa kali ia harus melihat ke buku mantranya.

Bang Wool seperti mendapat isyarat, karena tiba-tiba cahaya lilinnya mati. Ini pasti pertanda bahwa roh yang tengah diundangnya datang ke tempatnya. Betapa senangnya Ba Wool mengetahui hal itu, matanya menyisir ke seluruh tempat berharap mendapatkan sinyal-sinyal lain dari kedatangan roh tersebut. Ah, sinyal selanjutnya adalah bunyi-bunyian dari berjatuhannya seng. Benarkah? Benarkah kemahiran Ba Wool dalam mengucapkan mantra bisa mendatangkan para roh?

Nope, yang datang bukan roh berpangkat tinggi, tapi Arang. He. Arang datang seraya mengerjai Bang Wool dengan memberikan sinyal-sinyal seperti itu. Saat Arang memanggil Bang Wool, Bang Wool kembali dibuat stress dengan kehadiran Arang.
Bang Wool memang satu-satunya Shaman yang dapat dipercayai, kecuali dari kemampuannya. Arang memilih Bang Wool karena selain Bang Wool begitu polos, ia juga dapat dimintai bantuan walau dengan terpaksa. Yeap, kali ini Arang menemui Bang Wool untuk meminta bantuan padanya. Asaa.. Dengan syarat yang masih sama bahwa Arang engga akan mengganggu Bang Wool lagi setelah Bang Wool membantunya kali ini. Mau engga mau, Bang Wool harus membantu Arang.


Arang dibawa ke sebuah bangunan yang terbengkalai dengan banyak segel-segel misterius tertempel di beberapa tembok dan kayu. Bang Wool mengatakan bahwa tempat ini adalah tempat angker penuh mistis yang dapat membawamu masuk ke dunia lain atau bahkan bertemu dengan roh-roh yang memiliki pangkat tinggi

Ruangan berantakan dan berdebu itu benar-benar membuat Bang Wool takut, suara-suara gonggongan anjing membuat suasana semakin mencekam. Bangunan itu terkunci dengan beberapa balok kayu yang menutupinya, Bang Wool kesulitan membuka gerbang utama, dengan bantuan kekuatan hantu milik Arang, akhirnya gerbang utama terbuka. 


Di tempat lain, di kediaman kehakiman, setelah menjenguk jasad Arang. Eun Oh menyuruh Dol Swi untuk menjaga jasad itu, karena mungkin saja sesuatu akan terjadi. Mendengar hal tersebut, tentu saja Dol Swi enggan, kenapa ia harus menjaga mayat yang engga ia kenal itu. Eun Oh memberikan pujian padanya agar ia mau menjaga mayat Arang.


Eun Oh mengatakan bahwa salah satu tugas dari hakim adalah menjaga keamanan warga Miryang dan kali ini tugas tersebut Eun Oh limpahkan pada Dol Swi, untuk itu Dol Swi dapat dikatakan sebagai hakim Miryang karena dengan menjaga mayat Arang sama artinya dengan menjaga kenyamanan dan keamanan warga. ke ke. Dol Swi mengaga, benarkah? Dol Swi benar-benar termakan ucapan Eun Oh. 

Di kediaman Joo Whal. Joo Whal tengah memandangi bulan di langit. Ia selalu melakukan hal ini, dipandangi bulan seperti sebuah harapan, dipandangi dan kemudian berharap. Ayah Joo Whal-Officer Choi datang menghampiri Joo Whal. Ia menyindir perkara jasad Arang yang berada di kediaman Hakim Kim Eun Oh dan kegagalan Joo Whal dalam mengatasi permasalahan ini.

Seharusnya mudah bagi Joo Whal, ia hanya tinggal mengambil dan membawa jasad Arang dari Hakim Kim tapi permasalahan seperti itu saja, Joo Whal gagal. Officer Choi akan membantu Joo Whal dalam mengambil kembali mayat Arang, ia akan memberikan pelajaran bagi Joo Whal bagaimana seharusnya mengatasi permasalahan seperti ini. Tapi tentu saja, bantuan Officer Choi ini adalah pertolongan yang diberikan untuk yang terakhir kalinya.

Officer Choi menyuruh beberapa pengawalnya untuk membereskan hal ini, menculika tau mengambil paksa mayat Arang dari kediaman hakim Kim. Aish! Dengan membawa obor, masing-masing dari mereka berlari cepat berkejaran dengan waktu.


Bangunan itu benar-benar bangunan tua yang engga pernah disenggahi oleh siapapun. Kayu-kayu penopangnya lapuk dan mudah runtuh, engga heran tempat itu diangkerkan oleh warga Miryang. Bang Wool menunjukkan gerbang yang dipenuhi dengan segel misterius. Segel bergambar tengkorak tersebut ternyata dapat menyakiti hantu seperti Arang saat menyentuhnya. Tapi bagi manusia, segel tersebut hanya segel kuning bermantra biasa yang dapat disentuh bahkan dirobek.

Bang Wool menyiapkan segalanya. Bila akan membuka gerbang ke dunia lain maka ia harus menyiapkan simbol bunga besar yang merupakan lawan dari simbol bunga besar yang terdapat di gerbang.

Bang Wool membaca baik-baik instruksi yang terdapat di buku primbon magicnya. Bang Wool mencari gerbang dengan simbol bunga yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat di buku. Sampai ia menemukan gerbang itu, Bang Wool lalu membuka gerbang dengan paksa dengan terlebih dulu merusak segel kuning yang tertempel.

Gerbang terbuka dan sebuah simbol bunga besar di temukan di sana. Itu adalah sebuah portal, portal yang memiliki kekuatan besar yang dapat menarik roh-roh masuk ke dalamnya. Sekali mereka masuk ke dalam sana maka sangat sulit bagi para roh tersebut kembali. Maka dari itu, Shaman tertinggi menyegel portal dengan segel bermantra.Bang Wool menyiapkan kain bersimbol bunga sebagai penangkal, penangkal yang dapat menutup portal itu kembali bila saatnya tiba.

Satu tujuan Arang datang ke tempat ini, adalah untuk bertemu dengan Moo Young. Untuk memancing Moo Young datang, Arang sengaja melakukan hal yang jahat pada Bang Wool, karena saat seorang hantu melakukan kejahatan pada seorang manusia maka para pengumpul roh akan datang memberikan hukuman. Arang meniup wajah Bang Wool, dan dalam waktu seketika, wajah Bang Wool dipenuhi dengan bintik-bintik benjolan besar bernanah. Iugh.

Arang meminta maaf sudah melakukan hal itu. Ia melakukannya karena terpaksa, lagi pula mungkin ini menjadi pertemuan terakhirnya dengan Bang Wool. Arang akan kembali ke alam baka, mendengar hal tersebut Bang Wool benar-benar senang, berarti ia engga harus bertemu dengan Arang lagi.

Benar saja, Moo Young yang sedari tadi ditunggu akhirnya datang. Ia datang dan siap untuk menangkap Arang. Tapi Arang mengucapkan niatnya bahwa ia ingin bertemu dengan raja langit, "Aku ingin bertemu dengan raja langit." Permintaan tersebut jelas saja ditolak oleh Moo Young. Kali ini Arang memberikan kode pada Bang Wool yang tengah bersembunyi di balik sebuah kayu besar. Kodenya adalah "Si tua itu." Kode ini sebenarnya merupakan panggilan Arang pada Kaisar Langit. LOL. Saat Arang mengucapkan kata "Si tua itu" maka Bang Wool harus sesegera mungkin membuka portal yang telah disiapkan.

"Tidak, bagaimanapun juga, aku harus bertemu dengang SI TUA ITU." ucap Arang dengan menekankan kata si tua itu. Whaat? Karena ketakutan, Bang Wool engga juga membuka portal. Arang harus mengucapkan kode tersebut beberapa kali, sampai akhirnya, Bang Wool membuka portal dengan ketakutan yang amat sangat.

Portal terbuka dan.... Moo Young langsung tersedot oleh aliran udara kuat yang keluar dari portal tersebut, bukan hanya Moo Young tapi Arang juga. Moo Young berhasil berpengangan pada kedua pilar portal, sedangkan Arang, ia bertabrakan dengan tubuh Moo Young. Dalam keadaan genting tersebut, yang Arang katakan adalah agar Moo Young memperbolehkannya bertemu dengan Kaisar langit.

Aliran udara yang semakin kencang membuat Moo Young engga lagi bisa menahan kedua tangannya, tapi ia sebisa mungkin menahan dengan sekuat tenaga. Arang merupakan hantu yang bila masuk ke dalam lubang tersebut maka ia akan menghilang, sedangkan Moo young, Moo Young masih memiliki urusan lain dan bila ia harus masuk ke portal hitam tersebut maka semua tugas-tugasnya akan terbengkalai.



Di kerajaan langit, seraya bermain mahyong, kaisar langit memutuskan takdir yang harus diterima oleh Arang. Obsesi kemenangan raja neraka terhadap permainan mahyong itu benar-benar membuat Kaisar langit memutar otak. He. Kaisar langit hampir saja memenangkan permainan, lalu dengan segan Raja Neraka memintanya untuk memundurkan serdadu agar kali ini Raja neraka dapat memenangkan permainan itu.

Okay Kaisar Langit akan membiarkan Raja memenangkan permainan itu hanya dengan satu syarat, "Lalu apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Kaisar langit seraya tersenyum, mengetahui bonus besar yang akan ia dapat dari membiarkan Raja Neraka menang. Dengan geram, Raja Neraka memanggil nama Moo Young dan memberikan perintah bahwa ia-sebagai Raja Neraka menyetujui Arang untuk menemui Kaisar langit dan Raja Neraka. Haha.
Mendengar perintah seperti itu, Moo Young mengizinkan Arang untuk menemui Kaisar Langit. Arang lalu menyuruh Bang Wool untuk menutup portal hitam dan keduanya selama dari hisapan lubang hitam penuh magic itu.

Di tempat lain, Eun Oh. Ia cemas mencari keberadaan Arang. Di bukit, di hutan, di pinggiran danau, engga ada satupun isyarat bahwa Arang ada di tempat tersebut.

Selagi Eun Oh mencari Arang, di belahan hutan yang lain, Arang tengah mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Moo Young. Arah jalan untuk bertemu dengan kaisar langit.


Bertepatan dengan hal tersebut, Eun Oh mencarinya dan terus mencari keberadaan Arang, "Kau dimana, amnesia??" ucap Eun Oh dengan cemas.
Bersambug Sinopsis Arang and The Magistrate episode 4.

Anonymous ask me  : "Edit foto/gambar atau buat header pakai software apa?"
PHOTOSHOP CS 6
Photoshop udah jadi kayak tongkat sihir buat saya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar