Episode 2
Hari dimana Tae Hee
datang membawa kue, bukankah Alex pergi lebih dulu bersama Tae Hee
kemudian Jin dan Yeo Joo menyusul? Sebelum keduanya datang, Tae Hee
memberikan Alex jam tangan. Alex tidak mau menerima pemberian itu,
sepertinya ia tahu apa yang akan dikatakan Tae Hee, jadi ia tak ingin
mendengarnya.
Alex menggeser
kotak itu ke arah Tae Hee dan Tae Hee segera meletakkan tangannya diatas
tangan Alex. Ia memohon, memang ia sudah aneh tapi yang ada dihati dan
pikirannya hanya Alex. Alex meminta agar Tae Hee tidak datang ke salon
untuk beberapa saat, jika tidak ia akan mengembalikan kartu member ship
Tae Hee. Alex izin pergi, ia punya tamu.
Dan Jin juga Yeo
Joo datang. Tae Hee menyimpan kotak jam tangan itu. Wajahnya tampak
sedih. Ia tersenyum lagi ketika melihat Jin dan Yeo Joo menghampirinya
dengan membawa teh.
Kembali ke saat
ini. Jin baru tersadar, mungkinkah cincin juga buku diary Alex diambil
oleh Tae Hee? Alex tidak menjawab. Mi Rye menengahi, lebih baik menemui
Tae Hee lebih dulu dan melihat apa yang akan dikatakannya, apakah itu
permintaan maaf atau penyesalan. Mi Rye lalu menyuruh Jin untuk menelpon
Tae Hee.
(Cincin apa?
Diary apa? Awal episode yang saat Yeo Joo mengikuti Alex, ada
perbincangan antara Alex dengan Jin, mengenai diary. Tapi karena kurang
jelas aku hanya membuat berbincang..)
Yeo Joo melihat
Kei. Kei dengan berang bertanya, "Apa?" Yeo Joo sedikit kesal karena Kei
mencurigainya dan tidak meminta maaf, ia akan berpura-pura kalau Kei
sudah meminta maaf. Kei mendengus kesal.
Ji Soo yang sedang menggunakan masker terkejut mendengar cerita Yeo Joo. Ia berkomentar kalau Alex terlalu baik, jika itu dia maka dia akan melaporkan ke polisi. Apa Alex mendapat sesuatu dari Tae Hee (uang, atau perlakuan yang tidak wajar)? Yeo Joo yang sedari tadi berolahraga berhenti, ia kesal Alex tidak melakukan hal itu. Dia pria baik baik dan Ji Soo tidak mengenalnya dengan baik. Yeo Joo kembali berolahraga.
Ji Soo penasaran, "Hong Yeo Joo, apa kau menyukainya?" Yeo Joo berhenti olahraga kemudian menatap tajam ke Ji Soo lalu mengambil masker Ji Soo dan mencampakkannya. Ia berteriak, "Hey, kau pikir aku dirimu?" Ji Soo kesal, kenapa Yeo Joo berteriak padanya? Yeo Joo mendengus. Ji Soo memakai kembali maskernya kemudian berbaring. Ia kembali bertanya, "Apa ceritamu berjalan dengan baik?"
Dan ceritanya pun dimulai. Yeo Joo menggunakan wig berwarna merah, ia berjalan tergesa-gesa sambil memegang tangannya yang kesakitan. Ia bersembunyi. Seorang pria (Kei) berjalan sambil membawa senjata api. Ia melihat Yeo Joo dan menembakkan peluru. Yeo Joo lalu pergi.
Yeo Joo lalu masuk ke sebuah tempat dan Kei masih mengikutinya. Ternyata ia ke Paris. Ia masuk mengendap-endap dan bertemu dengan Alex yang meminum kopi kalengnya. Alex melihat Yeo Joo yang tangan kanannya kesakitan, tiba-tiba terdengar suara. Alex pun menarik Yeo Joo kepelukannya lalu menyembunyikannya.
Kei datang dan masih waspada. Dua kaki terlihat, dengan dua sepatu yang berbeda. Ia melihat Alex dan Yeo Joo. Alex menyembunyikan Yeo Joo dan kemudian menghadap arah lain, jadi Yeo Joo tidak terlihat. Kei sempat melihat ke arah Alex kemudian tersenyum (mungkin ia pikir Alex bersama wanita lain..). Kei kemudian pergi.
Tinggallah Alex dan Yeo Joo yang posisinya terlalu dekat. Alex mendekatkan wajahnya, hendak mencium Yeo Joo namun tiba-tiba terdengar lagi suara hingga keduanya berhenti. Itu suara Ji Soo yang berkomentar bahwa ciuman itu terlalu cepat.
Yeo Joo terkejut kemudian menutup laptopnya. Yeo Joo marah. Ji Soo berkomentar kalau ciuman di page pertama terlalu cepat. Yeo Joo beralasan kalau awalnya harus yang mengejutkan. Ia kemudian menatap Ji Soo dan mengambil maskernya lagi. Ia kesal, "Apa kau penulisnya? Jika kau mengetahuinya dengan sangat baik, kau harusnya menulis." Ji Soo meminta maaf.
Yeo Joo menggerakkan kepalanya, memberi kode kalau Ji Soo harus naik ke tempat tidur. Ji Soo mengerti dan ia naik ke tempat tidur. Yeo Joo membuka laptop yang sempat ditutupnya kemudian mencondongkan tubuhnya agar Ji Soo tidak bisa melihat apa yang ditulisnya.
Yeo Joo sedang mengepel. Ia melihat ada dompet tergeletak dibawah meja. Ia mengambilnya, itu dompet milik Alex. Ia kemudian memperhatikan sekelilingnya, dan memperhatikan isi dompetnya.
Yeo Joo kemudian mengeluarkan voice recordernya dan mulai bicara, "Sepertinya tidak banyak uang cash, dia sepertinya bukan orang yang boros." Yeo Joo mulai memperhatikan kartu yang ada didalamnya, "Sebuah kartu bisnis.. Sebuah kartu toko buku.. dan.."
Tiba-tiba ada yang menyentuh pundaknya, Jin. Ia mengagetkan, "Hello!" Yeo Joo kaget. Jin heran, Yeo Joo sangat terkejut. Jin mengenali dompet yang dipegang Yeo Joo. Yeo Joo mengatakan dompetnya tergeletak tadi. Jin melihat voice recordernya Yeo Joo kemudian memungutnya.
Yeo Joo terkejut kemudian segera mengambil voice recordernya dari Jin dan mengatakan kalau itu MP3 Player, "Aku mendengar musik sambil bersih-bersih." (bentuknya memang mirip mp3 sih..) Jin menatap Yeo Joo curiga. Apa Yeo Joo menyembunyikan sesuatu yang aneh disana? Sesuatu yang aneh? Jin mengiyakan, seperti suara rintihan. Jin pun mempraktekkannya (hahaha, sumpah ini lucu banget..). Yeo Joo kesal, "Hey! Bukan itu!"
Jin menggoda, "Ahh~ Lalu kenapa wajahmu memerah? Biarkan aku mendengarkannya." Yeo Joo berlari, menghindar dari Jin.
Pintu toko dibuka, Alex datang. Jin terkejut karena Alex sudah pulang dari rumah sakit. Alex beralasan kalau ia tidak bisa melakukan apapun selain beristirahat. Alex melihat dompetnya yang dipegang oleh Yeo Joo. Yeo Joo memberikan dompetnya yang mungkin jatuh pada saat itu. Alex berterima kasih karena ia pikir dompetnya hilang, ia lalu memasukkan dompet itu ke sakunya. Jin menawarkan kopi (ini bercanda). Alex mengatakan kalau mendengarnya saja ia sudah keringat dingin, ia minta susu. Jin menuruti.
Yeo Joo terdiam. Alex melihat Yeo Joo yang mungkin terkejut karena kejadian itu. Yeo Joo merasa bersalah, kalau saja ia tidak membawa kopi itu.. Alex memang baik, ia mengatakan kalau hal itu bukan salahnya Yeo Joo. Ia lalu mengacak rambut Yeo Joo dengan penuh kasih sayang (eaaa~ mau donggg xd). Yeo Joo gugup, ia pun mengatakan ada hal yang harus dilakukannya.
Yeo Joo pergi sambil menaruh tangan didadanya seperti waktu itu dan mengipas wajah dengan tangannya yang satu lagi. (Hahaha, kalog aku jadi dia mungkin lebih keliatan banget)
Alex tersadar kalau Kei belum datang.
Ternyata Kei menunggu Tae Hee. Tae Hee keluar bersama dengan anaknya, Kim Dong Ah. Senyum Tae Hee perlahan menghilang begitu meihat sosok Kei. Tae Hee berbasa basi, ia menanyakan kabar Alex. Mungkin ia sangat marah. Kei mengatakan dengan dingin bahwa Alex tidak marah, ia berpikir dirinya malaikat. Tapi Kei tidak seperti Alex. Kei pun berjalan dan Tae Hee sejenak melihat putranya yang masih menggandeng tangannya. Ia pun mengikuti Kei.
Suami Tae Hee pulang, ia tengah menelpon seseorang dan mengatakan bahwa ia pulang lebih awal karena kurang enak badan. Ia melihat Tae Hee dan Dong Ah berjalan mengikuti Kei. Ia sepertinya marah.
Tae Hee meminta maaf pada Alex. Alex menyuruhnya untuk tidak datang, jadi ia benar-benar marah. Ia hanya bermaksud menakuti Alex dan tak menyangka hal itu terjadi. Kei kesal, jika begitu bukankah seharusnya Tae Hee datang meminta maaf? Alex menengahi. Tae Hee kembali meminta maaf, ia tidak tahu mengapa ia jadi begitu.
Alex meraih tangan Tae Hee. Alex kembali mengingatkan, garis merah pada kuku Tae hee muncul saat ia gelisah. Kenapa ia tidak memberitahu suaminya dan memeriksakannya ke dokter? Tae Hee tidak menjawab, ia masih merasa bersalah.
Yeo Joo kesal karena disuruh menjaga Dong Ah, dia bukan pengasuh. Ia pun melihat Dong Ah yang tidak berkata apapun. Ia lalu menanyakan nama anak itu. Dong Ah tak menjawab, sedari tadi dia hanya memainkan tangannya, mungkin ia ketakutan. Yeo Joo kesal, "Hei." Dong Ah yang duduk dibangku sebelah menjauh.
Yeo Joo kesal lalu duduk disebelah Dong Ah. Dong Ah sedikit bergeser. Yeo Joo kesal, "Apa kau tidak bisa mendengarku?" Dong Ah dengan takut-takut menjawab, "Saat orang dewasa marah, aku tidak boleh mengatakan apa-apa." Yeo Joo sedikit terkejut. Ia memperhatikan raut wajah Dong Ah yang memang ketakutan.
Yeo Joo kesal, siapa yang mengatakan hal itu? Ibumu? Yeo Joo pun bertanya apa Dong Ah ingin mendengar ceritanya? Dong Ah mengangguk pelan. Yeo Joo bercerita mengenai pengalamannya yang menakjubkan ketika masih kecil. Dia dulu tinggal di pedesaan dan ada sebuah gunung disana. Suatu hari ia kesana dan tersesat.
"Ibu..." Lirih Yeo Joo kecil. Ia ketakutan. Dan tiba-tiba..
Ia terperosok.
Sebuah suara terdengar, "Nak.." ujar seorang wanita. Yeo Joo membuka matanya dan wanita itu membantunya duduk. Sepertinya mereka berada disebuah gua.
Sebuah sinar seperti bola muncul dari dalam mulut wanita itu. Perlahan bola itu masuk ke dalam mulut Yeo Joo. Mungkin itu kristal seperti milik gumiho di A Thousand Man dan di My Girl Friend is Nine Tail Fox.
Dong Ah dengan semangat menanggapi, "Oh, itu kristal rubah!" Yeo Joo senang, ternyata ada yang tahu cerita itu. Dong Ah mengatakan melihatnya di TV. Ia lalu mempraktekkannya, "Gumiho muntah seperti ini, lalu mengeluarkan kristalnya, dan memasukkannya ke dalam mulut Lee Seung Gi." (LOL, ternyata anak kecil sudah menonton drama orang dewasa).
Itu yang dimaksud Yeo Joo. Dong Ah heran, kenapa Gumiho menyelamatkannya? Yeo Joo sedikit bingung kemudian menjawab, "Itu karena.. Aku berharga." Ia pun membentuk kelopak bunga dengan tangannya.
Dong Ah mengatakan Yeo Joo mirip wanita. Yeo Joo kaget, ia membantah hal itu. Dong Ah jahil. Ia menyentuh dada Yeo Joo dengan kedua tangannya dan tertawa senang. Ekspresi Yeo Joo? Kaget. Ia melihat sekeliling lalu menyuruh anak kecil itu menutup mulutnya. Dong Ah kesal, namanya Dong Ah. Kim Dong Ah. Jika tutup mulut, apa imbalan yang didapatnya? Yeo Joo dengan pasrah menjawab apapun, ia akan memberikan apapun.
(Hahaha, dia masih anak kecil tapi pikirannya dewasa seperti anak angkatku~)
Dong Ah mengulurkan jari kelingkingnya, "Berjanjilah padaku." Yeo Joo melingkarkan jari kelingkingnya, "Janji." Dong Ah berteriak kegirangan, Ibu nya datang.
Dong Ah berlari kepelukan Tae Hee. Yeo Joo menghampiri kemudian memberi salam. Ia melambaikan tangan pada Dong Ah, bye bye. Dong Ah pun pergi dengan Tae Hee.
Alex tersenyum, ia tidak tahu bahwa Yeo Joo bisa akrab dengan anak kecil. Yeo Joo menjawab karena anak-anak tahu siapa orang-orang yang baik. Kei bertanya, "Maksudmu, mudah?" Ia lalu pergi. Yeo Joo kesal karena Kei bersikap dingin padanya. Alex hanya tersenyum melihatnya dan menyentuh pundak Yeo Joo, mengajaknya pergi.
(Wakss~ itu jawabanku saat pertama kali dekat dengan anak angkatku yang dititip hanya seminggu.. Arrggg, mendadak kangen~ My daughter Kei, i miss you T.T).
Yeo Joo menunggu diruang tunggu. Alex keluar dan Yeo Joo yang panik menanyakan keadaannya. Alex tersenyum, ia baik-baik saja. Yeo Joo lega. Alex menduga kalau Yeo Joo bosan, seharusnya ia tidak ikut dengannya kan ia bisa pergi sendiri. Yeo Joo menjawab itu bukanlah masalah besar. Alex mengacak lagi rambut Yeo Joo. Yeo Joo terdiam sejenak lalu tersenyum senang dan menyusul Alex.
(Falling in love ya non?)
Yeo Joo dan Alex keluar dari rumah sakit. Sebuah kereta dorong (?) membawa Tae Hee yang kesakitan dan Dong Ah yang terlihat cemas, "Ibu.. Ibu.." ujarnya. Yeo Joo menyadari bahwa wanita tadi adalah Tae Hee.
Tae Hee membelai pipi Dong Ah. Alex dan Yeo Joo datang. Tae Hee terkejut. Dong Ah berlari menghampiri Yeo Joo dan memeluknya. Alex bertanya apa yang terjadi? Tae Hee mengatakan ia hanya tidak berhati-hati.
Alex melihat luka lebam ditangan Tae Hee dan Tae Hee segera menutupinya. Alex merasa iba. Tae Hee jujur, suaminya melihat ia pergi bersama Kei dan terus bertanya tentangnya. Jadi ia menceritakan semuanya. Yeo Joo mendengus kesal, tetap saja. Tae Hee mengatakan kalau itu salahnya yang tidak berhati-hati sehingga jatuh dari tangga, ia terlalu marah...
Belum selesai kalimat terakhir diucapkan suami Tae Hee datang dan bertanya siapa mereka. Alex memberi salam dan mengatakan kalau mereka dari salon kuku. Suami Tae Hee marah, ia mengecap Alex sebagai playboy. Yeo Joo kesal, "Playboy? Perhatikan ucapanmu." Suami Tae Hee mengejek Yeo Joo yang tampak seperti pria cantik. Yeo Joo sedikit terkejut.
Suami Tae Hee mendekati Alex kemudian menarik kerah bajunya, "Ada apa denganmu? Apa yang kau lakukan?" Tae Hee menyuruh suaminya berhenti dan ia menurut. Tae Hee kemudian menyuruh Alex dan Yeo Joo untuk pergi dari sana. Alex dan Yeo Joo pun membungkukkan kepala kemudian pergi.
Suami Tae Hee kesal, ia menganggap Alex dan Yeo Joo menyia-nyiakan masa mudanya dengan hal yang tak berguna. Tae Hee kesal, apa ada yang salah dengan pekerjaan mereka? Suaminya sama saja. Pria itu berselingkuh dibelakangnya. Suami Tae Hee marah, "Kau pikir kau bisa mengatakan hal seperti itu?" Tae Hee menantang, "Kenapa? Kau mau memukulku lagi? Kau selalu menyudutkanku dan marah padaku. Kau tidak pernah menunjukkan perhatian padaku. Memangnya kau anggap aku ini apa?" Tae Hee mulai menangis. Suaminya menyuruhnya diam.
Ternyata Yeo Joo dan Alex belum pulang. Mereka melihat pertengkaran suami istri itu.
Jin menghela nafas, Tae Hee depresi. Alex menjelaskan bahwa Tae Hee akan mendapat perawatan psikologi jadi ia akan cepat sembuh. Yeo Joo menyela, meskipun Tae Hee membaik jika suaminya tetap saja maka itu tak ada gunanya. Dan ternyata suami Tae Hee adalah dokter bedah plastik yang cukup terkenal didaerah Gangnam.
Yeo Joo bertanya apa mereka tidak ada rencana untuk membantunya? Kei menjawab dengan dingin, "Bantuan apa? Ia dan suaminya sama saja. Jika ia ingin berhubungan dengan Alex.." Alex menghardik Kei. Kei heran, "Lalu bagaimana dengan anaknya? Bagaimana mereka bisa memiliki anak?" Mi Ryu menyuruh Kei berhenti. Kei kesal. Ia menyenggol Alex kemudian pergi. Alex hanya bisa menatap kepergiannya.
Kei mencampakkan buku ke kursi. Ia kemudian duduk dan menenangkan dirinya.
[Flash back]
Kei baru pulang dari sekolah. Ia tiba-tiba berhenti mendengar sebuah suara. Ia lalu mengintip ke kamar Ibunya dan terkejut.
Ibunya tengah bermesraan dengan seorang pria yang bukan ayahnya. Kei menjatuhkan tasnya. Tangannya juga perlahan melepas handle pintu. Ibu sadar Kei melihatnya dan berjalan mendekati Kei. Tapi Kei malah mundur, ia pergi.
Kei berada di kamarnya. Ia mendengar pertengkaran orang tuanya karena pria itu. Kei menutup telinganya. Ia marah dan kecewa.
Kembali ke masa kini. Kei memukul loker. Ia melampiaskan kemarahannya.
Yeo Joo datang
saat Kei tengah mengikat tali sepatunya. Ia menanyakan kondisi Kei yang
tampak tidak baik-baik saja. Kei tidak menggubrisnya. Yeo Joo pun
membuka loker, mengambil pakaiannya. Kei bertanya, apa Yeo Joo kekamar
mandi lagi untuk berganti pakaian?Kei kemudian berjalan mendekati Yeo Joo kemudian memukul loker yang tepat disebelah kepala Yeo Joo. Posisi keduanya sangat dekat. Kei menyuruh Yeo Joo berhenti tertarik padanya, ia masih mencurigai Yeo Joo.
Kei lalu memegang dagu Yeo Joo kemudian memiringkan kepala Yeo Joo ke kiri. Ia mencurgai Yeo Joo yang terlihat seperti seorang wanita. Yeo Joo kesal. Ia menurunkan tangan Kei dari dagu juga loker. "Dari awal aku tidak tertarik padamu!" ujar Yeo Joo kesal. Kei duduk kembali di kursi.
Jin dan Alex datang. Jin mengajak mereka minum lagi. Alex menawarkan diri untuk mentraktir karena semua orang sudah khawatir padanya. Jin mengajak mereka ke sauna. Alex menanyakan pendapat Yeo Joo. Yeo Joo menjawab dengan gugup, "Iya.." Yeo Joo lalu melihat ke arah Kei yang melihatnya dengan tatapan menantang.
Yeo Joo memutuskan, "Oke.. Aku suka sauna." Kei masih tetap menatap curiga ke arah Yeo Joo.
Yeo Joo dkk berada didepan pintu masuk ke sauna. Yeo Joo ketakutan, "Apa yang harus kulakukan.." Jin membagikan perlengkapan sauna. Yeo Joo masih terlihat ketakutan. Jin, Kei, dan Alex pun menyusul lebih dulu karena telepon Yeo Joo berdering.
Jin mengambil selca (Self Camera) dengan seorang wanita. Wanita itu berterima kasih. Ia senang karena telah berfoto dengan Jin.
Jin berjalan ke
arah Alex dkk. Jin memuji dirinya sendiri yang begitu tampan, bahkan pakaian
sauna tidak dapat menutupinya LOL. Jin lalu memecahkan telur asin dengan kepala
Yeo Jin. Yeo Jin mengeluh kesakitan. Jin memasang tampang sangar.
Yeo Joo bertanya
pendapat Alex mengenai kasus Tae Hee. Jin bertanya apa Alex sudah mendapat
kabar? Alex menjawab belum. Kei menyahut, tidak perlu mengkhawatirkan
orang-orang seperti itu. Yeo Joo kesal dengan sikap Kei yang cuek, padahal Tae
Hee sudah seperti keluarga. Kei pun menatap Yeo Joo dengan tatapan beringas.
Hahaha, Yeo Joo mendadak diam. Kei beranjak pergi. Jin bertanya kemana, ia pun
mengikutinya.
Tinggallah Alex
dengan Yeo Joo. Yeo Joo bingung, “Ada apa dengannya?” Alex dengan bijaksana
menjawab, “Cobalah untuk mengerti dia. Kei pasti punya alasannya.” Yeo Joo
penasaran, alasan apa? Alex pun bercerita. Ia, Kei, dan Jin tidak bekerja di
Paris karena mereka suka nail art, setiap orang memiliki alasan tersendiri. Yeo
Joo teringat akan penuturan Tae Hee tentang Alex yang keluar dari pengobatan
tradisional. Yeo Joo memasang muka aneh.
Ahjuma yang
membersihkan toilet menemukan pakaian dalam plastik. Pakaian yang masih bagus,
sayang jika dibuang. Ia pun membawa pakaian itu.
Tiba saatnya
giliran mandi. Jin mengatakan bahwa Kei sudah duluan. Jin pun mengajak
keduanya. Yeo Joo berkata dalam hati, “Bagaimana ini?”
Alex pun berdiri.
Ia menyusul Kei bersama Jin. Alex berbalik dan melihat Yeo Joo yang masih diam.
Yeo Joo bergumam, “Kenapa aku begitu lelah?” Ia lalu berpura-pura menguap, “Aku
akan tidur siang setelah itu baru mandi.”
Yeo Joo pun
berbaring. Jin dan Alex pun pergi. Yeo Joo yang menyadari bahwa keduanya sudah
pergi lekas bangun.
Yeo Joo kekamar
mandi. Ia memeriksa setiap toilet dan tidak menemukan pakaiannya (Ya iyalah kan
udh dibawa si ahjuma-_-). Ia lalu melihat seorang pria datang. Pria itu hendak
buang air kecil. Yeo Joo memperhatikan pria itu dan menutup mulutnya. Ia terkejut
dengan apa yang dilihatnya.
Jin selesai
mandi. Ia tidak melihat Yeo Joo ditempat mereka berkumpul tadi.
Yeo Joo keluar
dari sauna dengan menggunakan pakaian sauna dan menutupi kepalanya dengan
handuk kecil. Ia pun berlari, kedinginan.
Iklan lewat dan
kita masuk ke judul / thema episode ini..
Yeo Joo tengah
melakukan tugasnya, bersih-bersih. Alex datang dan bertanya apa yang terjadi
semalam? Yeo Joo membungkuk dan beralasan bahwa ia merasa lebih baik tidur di
rumah. Yeo Joo berpura-pura batuk.
Alex cemas, apa
Yeo Joo terkena flu. Ia pun memegang dahi Yeo Joo, tidak demam. Ia pun akan
membawakan Yeo Joo teh sitrun. Alex pun pergi. Yeo Joo tersenyum melihatnya.
Senyum Yeo Joo
menghilang ketika ia melihat Kei yang menatapnya tajam (Wkkk.. aku suka couple
ini). Kei mengintrogasi, “Apa kau benar-benar pergi karena lelah?” Yeo Joo
gugup dan menjawab, “tentu saja!” Ia pun berpura-pura bersin. Kei pun
membersihkan virus-virus yang tertinggal dibajunya. Yeo Joo kembali
bersih-bersih. Telepon berdering.
Yeo Joo
mengangkat panggilan. Ternyata dari Dong Ah, anaknya Tae Hee. Alex yang baru
datang terkejut apalagi Dong Ah menangis. Yeo Joo menyuruhnya berhenti menangis
dan ceritakan pelan-pelan. Ia terkejut, Tae Hee menghilang, Alex juga terkejut.
Dong Ah menagih
janji Yeo Joo. Ia ingin agar Ibunya diketemukan. Yeo Joo menenangkan. Alex
juga, “Jangan khawatir, Dong Ah.”
Alex bertanya pada suami Tae Hee, “Kapan terakhir kali kau bicara
dengannya?” Ia menjawab, “Setelah ia
pergi kerumah sakit kemarin sepertinya dia tidak terlihat kembali.” Bagaimana
dengan keluarga dan teman-temannya? Suami Tae Hee sudah menghubungi mereka.
Yeo Joo
menyarankan agar mereka melapor ke polisi, tapi suami Tae Hee tidak mau. Itu
bisa mempermalukannya dilingkungan tetangga. “Aku tidak tahu apa keluhannya!
Aku sudah memberikan uang yang cukup untuknya.. dan aku tidak memiliki hubungan
dengan orang lain.” Yeo Joo mengatakan hal itu tidak benar, Tae Hee mengatakan
hal itu tidak benar. Suami Tae Hee mendengus kesal, “Apa kau percaya perkataan
wanita gila?” Alex takut kalau Dong Ah mendengar hal yang tidak sepantasnya,
jadi ia menyuruh Yeo Joo membawanya istirahat. Yeo Joo menghela nafas lalu
menuruti permintaan Alex.
Alex mengatakan
kalau suami Tae Hee harus berhati-hati dengan kata-katanya. Suami Tae Hee
marah. Alex berpikir mungkin Dong Ah terkejut, apalagi dengan kata ‘wanita
gila’. Suami Tae Hee kesal, “Kalau begitu seharusnya ia tidak membiarkan hal
ini terjadi sejak awal.” Alex kesal, “Bukankah anda sendiri yang sejak awal
membiarkan hal ini terjadi? Anda pernah bilang bahwa anda tidak tahu apa yang
dikeluhkannya. Menurutku, sepertinya andalah yang bermasalah karena tidak
mengetahui apa-apa, Pak.”
Suami Tae Hee
meredam emosinya. Alex melanjutkan, “Aku pernah mendengar beberapa tempat yang suka
di kunjungi Tae Hee. Apakah anda ingin pergi bersama-sama?”
Yeo Joo menghela
nafas. Ia membawa Dong Ah ke Paris. Ia tidak bisa meninggalkan anak kecil
sendirian dirumah. Jin mengerti, ia menyarankan agar Kei yang menjaga Dong Ah.
Kei tidak suka. Jin beralasan kalau ia punya dua klien hari ini ditambah lagi
klien Alex, ia sibuk.
Kei menghela
nafas kesal. Ia kemudian melihat Yeo Joo. Yeo Joo beralasan ia terkena flu dan
apa Kei mau menggantikan tugasnya, membersihkan kamar mandi dan membawakan teh?
Kei tidak suka hal itu. Ia melihat Dong Ah yang memasang tampang kasihan. Ia
pun mengambil topi dan menyuruh Dong Ah mengikutinya.
Jin memberi kode,
“Tangan.”
Mereka pun pergi.
Yeo Joo melambaikan tangan. Setelah kepergian mereka Yeo Joo dan Jin ber-high
five. Rencana mereka untuk mendekatkan kedua orang itu berhasil.
Alex dan suami
Tae Hee pergi ke sebuah kampus/universitas. Mereka ke kantin dan menanyai semua
orang disana apakah mereka melihat wanita yang ada didalam gambar atau tidak.
Hasilnya nihil.
Alex dan suaminya
ke perpustakaan dan memperhatikan setiap wajah disana. Apakah ada yang melihat
Tae Hee? Hasilnya nihil.
Alex menunjukkan
foto Tae Hee kepada seorang petugas cashier. Ia bertanya apa Tae Hee sering
ketempat itu akhir-akhir ini? Petugas menjawab tidak. Suami Tae Hee terkejut
melihat bahwa fotonya dan Tae Hee masih terpajang di galeri foto. Ekspresinya
aneh.
Alex yang
melihatnya pun juga memperhatikan apa yang sedari tadi dilihat oleh pria itu.
Suami Tae Hee pergi dengan ekspresi yang tidak dapat dijelaskan. Alex sejenak
berpikir lalu menyusul suami Tae Hee.
Kei mengajak Dong
Ah ketaman bermain. Dong Ah berlari menghampiri Kei, ia ingin main ayunan. Kei
melihat ke arah lain pertanda tak ingin melakukan hal itu. Dong Ah duduk
disamping Kei. Kei pun melihat ke arah Dong Ah, “Hei, Nak! Kau tidak marah?”
Dong Ah menunduk, “Aku marah. Ibu dan Ayah selalu bertengkar.. Dan aku takut
mereka akan meninggalkanku.”
Kei melirik ke
arah Dong Ah lagi, “Hei!” serunya. Ia menggerakkan tangannya, dan memberi kode
mengedipkan sebelah matanya. Itu pertanda ia menyuruh Dong Ah mendekat.
“Hei, Kim Dong
Ah. Kau pria, kan?” tanya Kei. Dong Ah mengangguk pelan. Kei melanjutkan, “Pria
sejati bertanggung jawab untuk hidupnya sendiri. Membuang-buang waktumu untuk
membenci orang tuamu adalah hal yang sangat bodoh untuk dilakukan. Mengerti?”
Nasihat itu seperti ia tujukan untuk dirinya sendiri juga Dong Ah, dan juga
aku..
(Sepertinya
pengalaman kami sama, tapi bedanya orang tuaku ribut karena masalah
pekerjaan..)
Yeo Joo berlari
ke taman bermain. Ia melihat keduanya yang tampak dekat sekarang. Kei berkata,
“Itulah yang kulakukan. Aku membuang hidupku seperti sampah, hanya karena aku
membenci orang tuaku. Aku menjalani kehidupan benar-benar buruk.” Dong Ah
memberi contoh, “Seperti preman?” Kei mengkerutkan dari, berpikir sejenak lalu
menjawan, “Ya, seperti preman.” Dong Ah yang polos bertanya, “Lalu, apa kau
masih seorang preman?”
Kei mencubit pipi
Dong Ah dengan geram, sekarang tidak. Dong Ah tersenyum, ia menyuruh Kei
berhenti melakukannya. Tapi Kei malah terus menggoda Dong Ah.
Jin melambaikan
tangan pada klient. Yeo Joo masuk, ia tadinya berniat keluar untuk menggantikan
Kei. Jin bertanya keadaan Dong Ah. Yeo Joo menjawab mereka cukup dekat
sekarang. Jin tersenyum senang, biasanya Kei tidak tahan dengan anak-anak.
Seorang klient,
wanita muda masuk. Ia bertanya apa Alex ada? Jin menjawab Alex ada urusan, apa
wanita itu tidak suka layanan oleh si Imut Jin? Wanita itu menjawab tidak
masalah, ia kemudian menyuruh wanita itu menunggu sebentar. Jin menyuruh Yeo
Joo mengambil sampel baru dikantor Bos. Yeo Joo menuruti.
Yeo Joo masuk
kekantor Mi Rye. Ia menemukan buku sample diatas meja. Tanpa sengaja matanya
melihat sebuah benda berkilauan didalam lemari. Ia melihat, ada sebuah kalung.
Ia pun hendak mengambilnya untuk memastikan (mata kalungnya mirip kristal
gumiho deh..).
Belum sempat ia
memastikan, Mi Rye sudah masuk. Ia melihat Yeo Joo yang hendak menyentuh benda
miliknya itu. Ia lalu bertanya, “Apa yang kau lakukan?” Yeo Joo terkejut
menyadari Mi Rye memergokinya. Ia pun segera mengambil buku sampel dan
mengatakan bahwa Jin menyuruhnya mengabil buku itu. Yeo Joo lalu bergegas
pergi.
(Apa ia tahu
bahwa Yeo Joo pernah bertemu gumiho?)
Alex dan suami
Tae Hee datang ke gereja. Terlihat beberapa wanita tengah berdoa, namun Tae Hee
tidak ada disana. Suami Tae Hee kesal, apa Alex mempermainkannya? Alex
membawanya ketempat-tempat aneh yang tidak mungkin didatangi Tae Hee setelah
pergi dari rumah. Alex bertanya, “Tempat apa ini? Dari apa yang kudengar, semua
tempat yang kita kunjungi sangat penting bagi kalian berdua. Bukan begitu?”
“Perguruan tinggi
sebelumnya adalah tempat kalian bertemu sebagai pasangan kampus.. Cafe yang
sebelumnya.. adalah dimana kau bertemu dengannya saat larut malam setelah kau
selesai lembur. Dan tempat itu..” Suami Tae Hee menyuruh Alex berhenti
mengatakan hal itu.
Alex bercerita
bahwa Tae Hee mengatakan tangannya kasar karena pekerjaannya mendesain dan
biasanya suaminya memberikan pijatan tangan setiap kali itu terjadi, mungkin
itu sebabnya ia selalu meminta pijatan tangan. Tapi satu-satunya orang yang
diinginkannya untuk memijit tangannya adalah suaminya, kan? Suami Tae Hee sedih
dan sepertinya sedikit menyesal.
[Flash Back] Tae
Hee berada digereja yang sama. Ia berjalan menuju altar sampai ada seseorang
yang memanggilnya, “Tae Hee!” Ternyata itu suara suaminya, ia seperti
menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya. Tae Hee kesal karena yang ingin
bertemu adalah suaminya tapi suaminya sendiri yang terlambat. Ia tersenyum dan
berjalan hendak menuju suaminya tapi suaminya menahannya.
Suaminya berdehem
lalu berkata, “Yoon Tae Hee.. Maukah kau.. Maukah kau.. Menikahlah denganku!”
Ia pun mengeluarkan buket bunga dari belakang punggungnya. Tae Hee tertawa
geli, ia mengejek suaminya penakut. Terlalu malu-malu padanya.
Tae Hee membuka
kedua tangannya. Suaminya pun berjalan mendekatinya dan Tae Hee kemudian
memeluknya. Tae Hee berterima kasih karena sudah melamarnya, terima kasih banyak
karena telah mencintaiku.
Suami Tae Hee
melepaskan pelukannya, ia teringat sesuatu. Cincin. Ia mengeluarkan cincin dari
saku nya. Entah mengapa cincin itu jatuh.
Tae Hee pun
berjongkok untuk mengambilnya, begitu pula dengan suaminya. Dan kepala mereka
pun berbentur. Suaminya menanyakan kondisi Tae Hee. Tae Hee tertawa senang,
atau geli?
Mereka berdua
kembali berdiri. Suaminya meminta izin Tae Hee untuk memasangkan cincin dijari
manisnya. Cincin dipasang. Itu artinya Tae Hee sudah resmi menerima lamaran
itu.
Suami Tae Hee
memasak makanan untuk Dong Ah sambil menelepon. Ia mengatakan pada lawan
bicaranya bahwa ia tidak bisa melakukannya untuk sementara waktu. Ia kemudian
mengatakan pada Dong Ah bahwa makanannya masih panas. Suami Tae Hee lalu
menutup telepon, ia akan menghubungi orang itu.
Dong Ah melihat
ayahnya dengan tatapan sedih. Suami Tae Hee bertanya kenapa tidak dimakan? Dong
Ah teringat Ibunya yang biasanya membentuk wortelnya seperti beruang. Suami Tae
Hee kesal, “Makan saja!” Dong Ah pun memakan makanannya secuil. Suami Tae Hee
terlihat kesal, ia menatap foto keluarganya
yang ada dimeja makan. Ia pun menyuruh Dong Ah memberikannya makanan
itu, ia akan membuatkannya lagi.
Suami Tae Hee pun
berjalan menuju dapur dan mulai memotong-motong wortel. Tangannya tidak sengaja
terkena pisau, ia berdarah. Dong Ah panik, Ayahnya berdarah. Suami Tae Hee
menenangkan Dong Ah, ia baik-baik saja dan menyuruh Dong Ah memakan makanan
yang tadi. Dong Ah pun menurut. Ia tak ingin Ayahnya terluka lagi. Suami Tae
Hee pun teringat kejadian dirumah sakit.
“Sekarang aku
merengek? Kau selalu bekerja, bekerja, bekerja! Kau bahkan tidak melihat Dong
Ah ataupun aku. Dimana kau saat aku melahirkan Dong Ah? Aku mengalami masa yang
sulit.. Aku ingin mati karena itu rasanya sakit sekali. Tapi kau justru melakukan operasi kelopak mata!” ujar Tae Hee
marah.
(Apa kau merasa
bersalah sekarang?)
Jin dan Alex
memanggil, “Bunny! Bunny!” Tapi sepertinya Yeo Joo tidak ada. Mungkin ia baru
saja pulang, dia bahkan tidak pamit dan seharusnya ia mematikan lampunya. Jin
pun mematikan lampu. Mereka berdua pun pulang.
Yeo Joo ternyata
masih di Paris, ia selama ini bersembunyi di meja cashier. Ia pun berjalan
mengendap-endap.
Ji Soo
bersembunyi dibalik selimut, ia tengah berteleponan dengan Yeo Joo. Ia takut
akan kemungkinan yang terjadi, bisa saja Yeo Joo tertangkap. Yeo Joo ternyata
tengah berada dikamar mandi. Pertama, ia harus mengkonfirmasi bahwa kalung itu
yang pernah dilihatnya saat kecil. Ji Soo ketakutan, ia mendekap selimutnya,
bagaimana jika hal itu benar? Tentu saja Yeo Joo akan mencari tahu kenapa ia
memiliki kalung itu, apa dia mendapatkannya atau dia benar-benar gumiho.
Ji Soo ketakutan,
hal itu termasuk gila. Jika memang benar, apa mungkin pemiliknya setua itu? Yeo
Joo kesal, tentu saja mereka tidak menua karena mereka gumiho. Ia berpesan
untuk tidak menutup teleponnya, jika terjadi sesuatu maka Ji Soo adalah
saksinya. Ji Soo mengerti. Yeo Joo mengatakan akan berjalan keluar sekarang.
Yeo Joo membuka
speaker teleponnya. Ia kemudian menarik nafas dalam. Tiba-tiba Ji Soo bicara,
“Tu.. tunggu Yeo Joo!” Yeo Joo bertanya kenapa? Ji Soo mengatakan ia sangat
ketakutan hingga ia ingin kekamar mandi. Yeo Joo menyuruh Ji Soo untuk menahan
hasratnya itu. Yeo Joo pun mengatakan akan pergi sekarang. Ji Soo mengatakan,
“Hati-hati Yeo Joo..”
Yeo Joo kembali
membuka speakernya. Ia menaruh ponsel disaku celananya kemudian menghidupkan
senter.
Yeo Joo masuk ke
ruangan Mi Rye dengan masih memegang senter. Ia menarik pintu lemari tapi
terkunci. Ia pun mencari kuncinya. Tapi tidak ada. Tiba-tiba terdengar suara.
Ji Soo kaget,
“Ada apa, Yeo Joo?” Yeo Joo menutup speakernya lalu bicara, “Kurasa aku
mendengar sesuatu.” Yeo Joo mulai ketakutan, “Tunggu. Aku akan memeriksanya.”
(Apa di Paris ada
setan?)
Ia mencari sumber
suara. Dan tiba-tiba senternya menerangi (?) sebuah wajah. Milik siapakah itu? Yeo Joo dan orang
itu menjerit ketakutan.
Ternyata wajah
itu milik Tae Hee. Yeo Joo yang masih menelpon Ji Soo mengatakan kalau ia tidak
apa-apa, hanya seseorang yang dikenalnya. Ia lalu menutup teleponnya.
Tae Hee
berbasa-basi, “Kau pasti terkejut.” Yeo Joo menjawab, “Ya, sedikit.” Yeo Joo bertanya
apa yang terjadi? Tae Hee memulai ceritanya, “Aku tadi selesai melakukan
pengobatan.. Alex dan pemilik toko ini datang menemuiku. Dan menyarankanku
untuk meninggalkan rumah sementara waktu.” Yeo Joo terkejut.
Tae Hee memang
baru selesai pengobatan. Mi Rye menyarankannya untuk meninggalkan rumah
sementara waktu. Mi Rye pun berkata, “Kau bilang dia bahkan tidak peduli untuk
sekedar mendengarkanmu.” Alex pun berkata, “Saat kau pergi, kami akan mencoba
mengubah pikirannya entah bagaimana caranya.”
Tapi, bagaimana dengan Dong Ah? Alex dan Mi Rye pun bertukar pandang. Mi Rye
berkata, “Dari pada mendengarkan orang tuanya yang bertengkar.. Bukankah lebih
baik untuk mengubahnya meskipun melakukan cara ini?”
Flash back
selesai. Yeo Joo menanyakan rencana Tae Hee selanjutnya. Tae Hee akan
mengakhirinya. “Setelah aku tahu bagaimana perasaannya besok, dan jika tidak
ada perubahan.. aku akan meminta cerai” Yeo Joo terlihat berpikir.
Suami Tae Hee
datang karena ia mendapat kabar, ada sesuatu yang mendesak. Tentang apa? Apa
istrinya menelpon? Alex menyuruh suami Tae Hee menenangkan diri terlebih dahulu
dan mengajaknya kesebuah ruangan. Suami Tae Hee mengangguk lalu mengikuti Jin
yang berjalan menunjukkan tempatnya.
Jin dan suami Tae
Hee tiba disebuah ruangan. Dan terlihat Mi Rye juga Tae Hee tengah menonton
kejadian itu dari CCTV. Tangan Tae Hee sedikit gemetar, ia takut jika hasilnya
buruk. Mi Rye menggenggam tangan Tae Hee untuk menenangkannya.
Alex menyuruh
suami Tae Hee duduk, tapi ia tidak mau. Ia hendak berjalan keluar dan Alex
menahan lengannya. Alex lalu berkata, “Jika anda berniat untuk memahami Nyonya,
maka duduklah.” Suami Tae He mengangguk-angguk, ia pun duduk di kursi.
Suami Tae Hee
lalu menenangkan diri, “Sejujurnya, aku mengakuinya. Aku akhir-akhir ini merasa
jauh darinya. Aku juga banyak membuat kesalahan. Tapi tetap saja, bagaimana dia
bisa pergi seperti ini? Ini bukan hanya aku. Bagaimana bisa dia meninggalkan
Dong Ah? Dengan Dong Ah yang tertinggal..”
Kei pun mulai
memberikan hiasan kuku pada jari kelingkin suami Tae Hee (wakkss~ si Kei
ternyata memakai hiasan kuku juga ya..).
Semua orang
melihat dan memperhatikan Kei yang memberi hiasan kuku. Yeo Joo teringat
sesuatu.
Malam disaat Yeo
Joo dan Tae Hee berbincang.. Tae Hee mengatakan suaminya mempunyai kebiasaan
menggigit kuku-kukunya, jadi ia memberikan cat kuku. Itu seperti kode rahasia
yang biasa mereka lakukan. Bentuk hati dengan warna merah hati di jari
kelingkingnya. Jika ia mengingatnya, Tae Hee akan memulai dari awal lagi
dengannya.
Yeo Joo dkk terkejut
melihat apa yang dilakukan suami Tae Hee. Ia marah dan bangkit dari duduknya.
Semua orang tidak menyangka reaksi pria itu. Suami Tae Hee kemudian pergi
keluar ruangan. Alex berusaha menahan suami Tae Hee tapi sepertinya tidak di
tanggapi.
Suami Tae Hee
marah. Marah karena ia berpikir bahwa Tae Hee menyuruh Alex melakukannya. Alex
tahu segalanya, tentangnya juga tentang istrinya. Ia marah karena hal itu.
Kei menanggapi,
“Anda bahkan cemburu.” Suami Tae Hee emosi, “Apa kau bilang?” Kei pun menarik
kerah pakaian suami Tae Hee, “Anda pikir kami suka melayanimu? Jika dari awal
anda tidak melakukan kesalahan, ini tidak akan terjadi. Anda bahkan tidak tahu
apa yang terjadi.” Suami Tae Hee mendengus kesal. Kei melanjut, “Orang-orang
seperti anda yang menganggap tahu segalanya. Anda membuat saya muntah. Anda bau
busuk.”
Suami Tae Hee
sangat marah. Ia memukul pipi Kei, “Dasar kau, ba*ingan.” Jin membantu Kei. Jin
marah, “Dasar pria gila! Apa yang kau lakukan? Inilah sebabnya kenapa Tae Hee
meninggalkan rumah.” Emosi suami Tae Hee memuncak hingga ingin memukul Jin
namun Kei menahan tangannya, “Sekarang anda menunjukkan diri anda yang
sebenarnya. Terlalu buruk bagi anak anda memiliki ayah seperti anda.” Kei lalu
mendorong suami Tae Hee.
Tepat saat itu
Tae Hee keluar dari tempat persembunyiannya. “Jangan!” serunya. “Apa yang
kalian lakukan? Apa yang dia lakukan pada kalian? Kenapa kalian
menyurutkannya?” tanya Tae Hee marah. “Apa kau tidak ingat dengan apa yang dia
lakukan padamu? Kau perlu memberinya pelajaran kali ini..” ucapan Jin dipotong
oleh Tae Hee, “Aku juga tidak baik. Mengenai Alex, juga.. Sejujurnya aku
merengek dan mengeluh padanya ketika dia pulang terlambat. Benar. Ini bukan
hanya dia.. Aku juga yang membuatnya begitu.” Aku Tae Hee.
Suaminya
menyentuh pundaknya. Penyesalan tergambar diwajahnya. “Yeobo..” panggilnya. Tae
Hee berbalik, menatap suaminya. Sepertinya suami Tae Hee sudah ‘sadar’, “Ini
kesalahanku..” Mereka berpelukan. Suami Tae Hee meminta maaf.
Alex dan yang
lainnya tersenyum senang, kecuali Kei yang menguap (hahaha, maybe he’s boring
see that scene). Alex menyimpulkan, “Kurasa satu-satunya yang berada disisi
anda adalah keluarga anda sendiri. Bukan begitu, pak?” Tae Hee dan suaminya
melepaskan diri.
Kei kembali
kesifat aslinya, “Dasar, jangan membuatku melakukan hal-hal seperti ini.
Sungguh menyakitkan!” Jin tertawa cekikan, begitupula yang lainnya. Tae Hee
tidak mengerti mengenai kalimat terakhir Kei.
Jin lalu
berteriak, “Surprise!” Dan semua anggota Paris bertepuk tangan. Mereka lalu
tertawa bahagia. (Sumpah, aku ga ngerti maksudnya-_-).
Alex dkk berakhir
dengan minum di tempat Woo Rin. Jin berkata, “Tapi dia bertanya sebelum dia
pergi, ‘dapatkah orang selain Alex menjaganya?’” Mereka tertawa.
Woo Min datang
dan menyambut mereka. Ia kemudian duduk diantara mereka. Woo Min berkata,
“Akhirnya cerita baru dimulai dari website itu.” Cerita apa? Jin bercerita
bahwa orang itu penulis cerita fantasi. Tapi Woo Min mengatakan yang
sebaliknya, dia itu menulis kenyataan , caranya menulis tentang gumiho begitu
rinci dan nyata. Bagi orang yang tidak melihatnya langsung mungkin tidak akan pernah
menulis seperti itu. Kei mengatakan itu omong kosong.
Woo Min kesal,
“Apa kau tahu banyak tentang gumiho? Ya, aku tahu!” Yeo Joo takut-takut
bertanya nama penulisnya. “Hong. Yeo. Joo.” Ujar Woo Min. Yeo Joo menelan
ludah. Alex tersadar, nama Bunny adalah Hong Ki Joo. Apa orang itu keluarga
Bunny? Yeo Joo membantahnya.
Woo Min berharap
bisa bertemu dengannya dan mengajarinya tentang gumiho. Yeo Joo meminum
minumannya. Woo Min bingung, lampu Paris tadi menyala ketika ia dalam
perjalanan pulang. Jin mengatakan kalau ia tadi sudah mematikan lampunya. Yeo
Joo pun mengatakan kalau ia akan memeriksanya.
Yeo Joo mematikan
lampu kemudian berjalan menuju pintu keluar. Tiba-tiba Mi Rye datang. Ia hendak
berbicara dengan Yeo Joo. Ia ingin tahu mengapa Yeo Joo datang malam-malam ke
Paris. Yeo Joo mencari alasan, “Itu..”
BERSAMBUNG
BERSAMBUNG
Koq nggak ada gambarnya.....?
BalasHapus