Jumat, 16 Desember 2011
Karya Ilmiah
SOSIOLINGUSTIK
Dosen Pembimbing: Drs.Erni., M.Pd
Di susun Oleh:
Kelompok 9
Sri Nurhayati
Nova Andreastuti
Syafrita Irdani Putri
Nopri Selpina
Zainab
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya kepada penyusun sehingga penyusun bisa menyelesaikan
makalah sosiolingustik.
Salawat
beririm salam tak lupa pula penyusun hadiahkan kepada Nabi junjungan
alam yakni nabi besar Muhammad SAW yang telah mengubah zaman dengan
bersusah payah dari zaman kebodohan kea lam yang serba pengetahuan
seperti sekarang ini.
Dalam
menyusun makalah ini tak terlepas dari peran serta saran berbagai pihak
yang telah memberikan dukungan masukan guna menyempurnakan resensi ini,
oleh karena itu. Penyusun mengucapkan terima kasih atas ppartisipasi
dari semua pihak dan penulis akan selalu menunggu kritik ataupun saran
dari orang-orang yang membaca makalah ini.
Seperti
kata pepatah tak ada gading yang tak retak untuk itu penyusun mohon
maaf atas segala kesilapan dan kekuranagn penyusun dalam makalah
ini,akhir kat penulis ucapkan terima kasih.
PEKANBARU,08 DESEMBER 2011
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................... 1
A. LATAR BELAKANG........................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH...................................... 1
C. TINJAUAN PENULIS......................................... 1
D. METODE PENELITIAN..................................... 1
E. KEGUNAN PENELITIAN.................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN...................................................... 2
A. KEBIJAKSANAAN BAHASA................................ 2
B. PERENCANAAN BAHASA.................................... 6
BAB III. PENUTUP................................................................. 8
A. KESIMPULAN........................................................... 8
B. SARAN...................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 9
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan
perencanaan bahasa ini kemungkinan besar akan mengalami hambatan yang
mungkin akibat dari perencanaannya yang kurang tepat, bisa juga dari
para pemegang tapuk kebijakan, dari kelompok sosial tertentu, dari sikap
bahasa para penutur, maupun dari dana dan ketenagaan.
B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang terdapat pada Interaksi Belajar Mengajar adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kebijaksanaan bahasa?
2. Apa yang dimaksud dengan perencanaan bahasa?
C. Tujuan Penulis
Penulis menyampaikan maksud atau tujuan dalam menyusun makalah ini, tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Agar pembaca dapat mengerti arti dari kebijaksanaan bahasa.
2. Agar pembaca dapat mengetahui perencanaan bahasa.
D. Metode Penelitian
Untuk menulis makalah ini penulis menggunakan metode perpustakaan.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun
kegunaan atau manfaat penulisan yang di sampaikan oleh penulis dalam
menyusun karya tulis atau makalah ini, kegunaan penulis adalah agar makalah ini dapat menambah wawasan tentang Sosiolingustik.
BAB 2 PEMBAHASAN
PERENCANAAN BAHASA
Di
Negara-negara multilingual, multirasial, dan multicultural, untuk
menjamin kelangsungan komunikasi kebangsaan perlu dilakukan sesuatu
perencanaan bahasa (inggris : language planning) yang tentunya terlebih dahulu harus dimulai dengan kebijaksanaan bahasa (inggris : language policy).
A. KEBIJAKSANAAN BAHASA
Apakah
yang dimaksud dengan kebijaksanaan bahasa itu? Kalau kita mengikuti
rumusan yang di sepakati dari seminar Politik Bahasa Nasional yang di
adakan di Jakarta tahun 1975 maka kebijaksanaan bahasa itu dapat
diartikan sebagai suatu pertimbangan konseptual dan politis yang
dimaksudkan untuk dapat memberikan perencanaan, pengarahan, dan
ketentuan-ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pengelolahan
keselurahan masalah kebangsaan yang dihadapi oleh suatu bangsa secara
nasional.
Masalah-masalah
yang dihadapi setiap bangsa adalah tidak sama, sebab tergantung pada
situasi kebangsaan yang ada di dalam negara itu. Negara-negara yang
sudah memiliki sejarah kebahasaan yang cukup, di dalam negara itu hanya
ada satu bahasa saja (meskipun dengan sekian dialeg dan ragamnya)
cenderung tidak memepunyai masalah kebahasaan yang serius. Negara yang
demikian, misalnya, Saudi Arabia, Jepang, Belanda, dan Inggris. Secara
polotis di Indonesia ada tiga buah bahasa, yaitu 1). Bahasa Nasional
Indonesia. 2). Bahasa Daerah. 3). Bahasa Asing. Ketiga bahasa itu dengan
funginya masing-masing tidak menimbulkan masalah.
Ketika
merdeka dan memerlukan simbol identitas bangsa, mereka menetapkan dan
mengangkat bahasa tagalog, salah satu bahasa daerah, menjadi menjadi
bahasa nasional yang diberi nama baru bahasa Filipino.
Berbeda dengan bahasa Melayu (yang menjadi dasar bahasa Indenesia),
bahasa Tagalog (sebagai dasar bahasa Filipino) sebelumnya belum
digunakan secara meluas di seluruh wilayah Filipina.
Disamping
itu Singapura mengakui adanya empat buah bahasa resmi, yang akan
digunakan dalam segala urusan resmi kepemerintahan. Keempat bahasa resmi
itu adalah (1). Bahasa Melayu. (2). Bahasa Mandarin
(bahasa-bahasaChina). (3). Bahasa Tamil (termasuk bahasa India lainnya).
(4). Bahasa Inggris.
Kalau
Singapura mengakui satu bahasa nasional dapat diterima dengan baik oleh
warga Singapura secara keseluruhan, karena di samping suatu bahasa
nasional itu (yang lebih bersifat lambang kenasionalan) ditetapkan juga
adanya empat bahasa resmi (termasuk bahasa Melayu) yang dapat digunakan
dengan kedudukan sederajad (walaupun dalam kenyataannya frekuensi
penggunaan bahasa Inggris lebih tinggi.
Negara Tipe Endoglosik
No.
|
Negara
|
Bahasa Nasional
|
Bahasa Resmi Kenegaraan
|
Bahasa Resmi Kedaerahan
|
1.
|
Indonesia
|
Indonesia
|
Indonesia
|
-
|
2.
|
Malaysia
|
Malaysia
|
Malaysia
|
-
|
3.
|
Thailand
|
-
|
Thai
|
-
|
4.
|
Belgia
|
-
|
Brlanda
Perancis
|
-
|
5.
|
R.R. China
|
Putunghua
|
Putunghua (2)
|
-
|
Keterangan :
1. Antara
tahun 1957, tahun proklamasi kemerdekaan persekutuan tanah melayu,
sampai tahun 1967 bahasa Melayu dan bahasa Inggris keduanya merupakan
bahasa resmi di Malaysia. Sejak tahun 1967 hanya bahasa Malaysia yang
menjadi bahasa resmi.
2. Putunghua
(atau Pu-tung-hua) ’bahasa bersama’ adalah bahasa nasional China sejak
tahun 1955. Di Taiwan disebut Guoyu ’bahasa nasional’ putunghua berdasar
pada bahasa-bahasa China utara dan China dialek kota Bejing.
Negara Tipe Eksoglosik-Endoglosik
Negara
|
Bahasa Nasional
|
Bahasa Resmi Kenegaraan
|
Bahasa Resmi Kedaerahan
| |
1.
|
Filipina
|
Pilipino 1
|
Pilipino
Inggris
Spanyol 2
|
-
-
-
|
2.
|
India
|
Hindi
|
Hindi
Inggris
|
(sebelas bahasa berdasarkan konsituasi, a.l. Telugu, Tamil, dan Benggali.
|
3.
|
Singapura
|
Melayu
|
Melayu
Mandarin
Tamil
Inggris
|
-
|
4.
|
Tanzania
|
Swahili
|
Swahli
Inggris
|
-
|
5.
|
Ethiopia
|
Amhar
|
Amhar
Inggris
|
-
|
Keterangan :
1. Antara tahun 1946-1972 nama bahasa nasional Filipina adalah pilipino
(dengan huruf P) yang berdasarkan pada bahasa tagalog lalu setelah itu
diubah menjadi Filipino (dengan huruf F) yang akan diusahakan
berdasarkan unsur semua bahasa daerah yang ada di Filipina.
2. Bahasa Spanyol hanya menjadi bahasa resmi antara tahun 1946 sampai tahun 1972, setelah itu tidak lagi.
Negara Tipe Eksoglosik
Negara
|
Bahasa Nasional
|
Bahasa Resmi Kenegaraan
|
Bahasa Resmi Kedaerahan
|
1. Somalia.
2. Haiti.
3. Senegal.
4. Liberia.
5. Mauritania.
6. Sudan.
7. Papua Nugini.
8. Nigeria.
9. Ghana.
10. R.R. Kango.
|
Somalia
Arab
Kreol
Wolof
-
Arab
Arab
Tok Pisin
Hiri Mott
-
Prancis
-
|
Inggris
Italia
Prancis
Prancis
Inggris
Prancis
Inggris (lalu dig anti arab)
Inggris
Inggris
Inggris
Prancis
|
-
-
-
-
-
-
-
-
Hausa
-
Kituba
Luba
Lingala
Swahili
|
Singapura
pun demikian juga, yakin dengan mengangkat keempat bahasa milik
warganya yang multirasial (Melayu, Mandarin, Tamil, dan Inggris) sebagai
bahasa resmi yang kedudukaannya sederajat, dan mengangkat bahasa Melayu
(yang secara historis adalah bahasa asli penduduk Singapura) menjadi
bahasa Nasional.
B. PERENCANAN BAHASA
Melihat
urutan dalam penanganan dan pengelolahan masalah-masalah kebahasaan
dalam negara yang multilingual, multirasial, dan multikultural maka
perencanaan bahasa merupakan kegiatan yang harus dilakukan sesudah
melakukan kebijaksanaan bahasa.
Istilah perencanaan bahasa (language planning)
mula-mula digunakan oleh Haugen (1959) pengertian usaha untuk
membimbing perkembangan bahasa kearah yang diinginkan oleh para
perencanaan. Menurut Haugen selanjutnya, perencanaan bahasa itu tidak
semata-mata meramalkan masa depan berdasarkan dari yang diketahui pada
masa lampau, tetapi perncanaan itu merupakan usaha yang terarah untuk
mempengaruhi masa depan.
Dalam perkembangannya, setelah Haugen melancarkan istilah language planning itu,
pengertian perencanaan bahasa itu yang banyak dikemukakan para pakar
memang menjadi bervariasi, baik dari segi luasnya kegiatan, pelaku yang
berperan di dalamnya, maupun peristirahatannya. Pakar lain, Neustupny
(1970) dan Gorman (1973) membedakan adanya dua macam perencanaan bahasa
yaitu (1). Pemilihan bahasa untuk maksud dan tujuan tertentu seperti
untuk bahasa kebangsaan atau bahasa resmi, yang tentunya melibatkan
banyak faktor di luar bahasa. (2). Pengembangan bahasa yang terutama
bertujuan untuk meningkatkan taraf keberaksaraan, danjuga usaha
pembekuan bahasa.
Di Indonesia kegiatan yang serupa dengan language planning
ini sebenarnya sudah berlangsung sebelum nama itu diperkenalkan oleh
Haugen (Moeliono 1983), yakni sejak zaman pendudukan Jepang ketika ada
komisi bahasa Indonesia sampai ketika Alisjahabana menerbitkan majalah pembina bahasa Indonesia tahun 1948.
Menurut Alisjahabana masalah language engineering yang penting adalah (1). Pembakuan bahasa. (2). Pemodernan bahasa. (3). Penyediaan alat perlengkapan seperti buku pelajaran dan buku bacaan.
Istilah lain dalam perencanaan bahasa ini ada juga digunakan glottopolitics dan language refom. Istilah glottopolitics digunakan oleh Hall (1951) dalam tulisannya mengenai keadaan bahasa di Haiti.
Dari
berbagai kajian dapat kita lihat sasaran perencanaan bahasa itu (yang
dilakukan setelah menetapkan kestatusan bahasa nasional dan bahasa resmi
kenegaraan), yaitu (1). Pembinaan bahasa yang direncanakan (sebagai
bahasa nasional, bahasa resmi kenegaraan, dan sebagainya). (2). Khalayak
di dalam masyarakat yang diharpkan akan menerima dan menggunakan saran
yang diusulkan dan ditetapkan.
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suatu
perencanaan bahasa tentunya harus diikuti dengan langkah-langkah
pelaksanaan apa yang direncanakan. Pelaksanaan yang berkenaan dengan
korpus bahasa adalah penyusunan sistem ejaan yang ideal (baku), yang
dapat digunakan oleh para penutur dengan benar, sebab adanya sistem
ejaan yang disepakati akan memudahkan dan melancarkan jalannya
komunikasi.
B. SARAN
Berhasil
dantidaknya usaha perencanaan bahasa ini adalah masalah evaluasi.
Evaluasi keberhasilan perncanaan bahasa itu memang sukar dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer Abdul, dan Agustina Leonie, Sosiolingustik.
TUGAS INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR
Dosen Pembimbing: Drs.Erni., M.Pd
Di susun Oleh:
Kelompok 9
Sri Nurhayati
Nigsih
Syafrita Irdani Putri
Titi Mela Sari
Waldi Rovendi
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya kepada penyusun sehingga penyusun bisa menyelesaikan
makalah INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR.
Salawat
beririm salam tak lupa pula penyusun hadiahkan kepada Nabi junjungan
alam yakni nabi besar Muhammad SAW yang telah mengubah zaman dengan
bersusah payah dari zaman kebodohan kea lam yang serba pengetahuan
seperti sekarang ini.
Dalam
menyusun makalah ini tak terlepas dari peran serta saran berbagai pihak
yang telah memberikan dukungan masukan guna menyempurnakan resensi ini,
oleh karena itu. Penyusun mengucapkan terima kasih atas ppartisipasi
dari semua pihak dan penulis akan selalu menunggu kritik ataupun saran
dari orang-orang yang membaca makalah ini.
Seperti
kata pepatah tak ada gading yang tak retak untuk itu penyusun mohon
maaf atas segala kesilapan dan kekuranagn penyusun dalam makalah
ini,akhir kat penulis ucapkan terima kasih.
PEKANBARU,9 OKTOBER 2011
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................... 1
A. LATAR BELAKANG........................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH...................................... 1
C. TINJAUAN PENULIS......................................... 1
D. METODE PENELITIAN..................................... 1
E. KEGUNAN PENELITIAN.................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN...................................................... 3
A. KONSEP
DAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH...........................................................................
3
B. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH......................................................................... 5
C. PROSES BELAJAR BERBASIS KOGNITIF................... 5
D. DESAIN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH........................................................................ 6
E. PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.................................................... 7
F. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PERENCANAAN KURIKULUM.................................................................... 7
G. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN e-LEARNING....................................................................... 8
H. PENGALAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH......................................................................... 8
I. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH........................................................................ 9
J. INTISARI PEMBELAJARAN BEREBASIS MASALAH....................................................................... 9
BAB III. PENUTUP................................................................. ........ 10
A. KESIMPULAN........................................................... ...... 10
B. SARAN.............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 11
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan
PBM berkaitan dengan penggunaan kecerdasan dari dalam diri individu
yang berada dalam sebuah kelompok atau lingkungan untuk memecahkan
masalah yang bermakna, relevan dan kontekstual.
B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang terdapat pada Interaksi Belajar Mengajar adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan karakteristik pembelajaran berbasis masalah?
2. Apa yang dimaksud dengan peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah?
3. Apa-apa saja di maksud dengan proses berbasis kognitif?
4. Apa-apa saja dimaksud dengan desain masalah dalam pembelajaran berbasis masalah?
5. Apa-apa saja dimaksud dengan pembangunan kurikulum dalam pembelajaran berbasis masalah?
6. Apa-apa saja dimaksud dengan pembelajaran berbasis masalah dan perencanaankurikulum?
7. Apa-apa saja dimaksud dengan pembelajaran berbasis masalah dan e-Learing?
8. Apa-apa saja dimaksud dengan peengalaman siswa dalam pembelajaran berbasis masalah?
9. Apa-apa saja dimaksud dengan implementasi pembelajaran berbasis masalah?
10. Apa-apa saja dimaksud dengan intisari pembelajaran berbasis masalah?
C. Tujuan Penulis
Penulis menyampaikan maksud atau tujuan dalam menyusun makalah ini, tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Agar pembaca dapat mengerti arti dari konsep dan karakteristik pembelajaran berbasis masalah .
2. Agar pembaca dapat mengetahui peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah.
3. Agar pembaca dapat mengerti proses berbasis kognitif.
4. Agar pembaca dapat mengerti cara desain masalah dalam pembelajaran berbasis masalah.
D. Metode Penelitian
Untuk menulis makalah ini penulis menggunakan metode perpustakaan.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun
kegunaan atau manfaat penulisan yang di sampaikan oleh penulis dalam
menyusun karya tulis atau makalah ini, kegunaan penulis adalah agar makalah ini dapat menambah wawasan tentang Interaksi Belajar Mengajar.
BAB 2 PEMBAHASAN
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)
Perubahan
cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses
pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukan berbagai pendekatan
pembelajaran menjadi titik banyak ditemukannya berbagai pendekatan
pembelajaran yang inovatif .
Guru
dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat
setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman
belajarnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan
dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan
koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berbasis Masalah.
Menurut
Tan (2003) Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam
pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang
sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
A. KONSEP DAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Boud
dan Feletti (1997) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah
adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Margetson (1994)
mengemukakan kurikulum PBM membantu untuk meningkatkan perkembangan
keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka,
reflektif, kritis, dan belajar aktif.
1. Masalah, pedagogi, dan Pembelajaran Berbasis Masalah.
Kekuatan masalah.
Masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan berpikir dengan cara yang bermakna dan sangat kuat (powerful). Pendidikan memerlukan presfektif baru dalam menemukan berbagai permasalahan dan cara memandang suatu permasalahan.
Masalah dan padagogi.
Menurut
Shulman (1991) pendidikan merupakan proses membantu orang mengembangkan
kapasitas untuk belajar bagaimana menghubungkan kesulitan mereka dengan
teka-teki yang berguna untuk membentuk masalah.
Masalah dan Multiple Perspective.
Abad
ke 21 ditandai dengan tingginya konektivitas karena realita yang tidak
dapat dipisahkan. Isu-isu yang ada di dunia nyata merupakan disiplin
silang dan melibatkan perspektif yang saling berhubungan.
Teori belajar, konstruktivisme dan pembelajaran berbasis masalah.
Dari
segi peadagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori
belajar konstruktivisme (Schmidt, 1993; Savery dan Duffy, 1995; Hendry
dan Murph, 1995) dengan ciri:
a. Pemahaman diperoleh interaksi dengan sekenario permasalahan dan lingkungan belajar.
b. Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry masalah menciptakan disonasi kognitif yang menstimulasi belajar.
c. Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial dan evaluasi terhadap keberadaan sebuuah sudut pandang.
Pembelajaran berbasis masalah dan kognisi.
Peadagogi
pembelajaran berbasis masalah membantu untuk menunjukan dan memperjelas
cara berpikir serta kekayaan dari struktur dan proses kognitif yang
terlibat didalamnya.
2. Pengertian dan karateristik Pembelajaran Berbasis Masalah.
Pembelajaran
berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang
diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,
kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas
yang ada (Tan, 2000).
Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak erstuktur.
c. Permasalahan membutuhkan perspektif gada (multiple perspective).
d. Permasalahan,
menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi
yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru
dalam belajar.
e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM.
g. Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, kooperatif.
h. Pengembangan
keterampilan inquiry pemecahan masalah sama pentingnya dengan pengusaan
isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.
i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sitensis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
j. PBM melibatkan evaluasi dan perviewpengalaman siswa dan proses belajar.
B. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Guru dalam PBM terus berpikir tentang beberapa hal yaitu :
1). Bagaimana dapat merancang dan menggunakan permasalahan yang ada di dunia nyata, sehingga siswa dapat menguasai hasil belajar?
2). Bagaimana bisa melatih siswa dalam proses pemecahan masalah, pengarahan diri, dan belajar dengan teman sebaya?
3). Bagaimana siswa memandang diri mereka sendiri sebagai pemecah masalah yang aktif?
C. PROSES BELAJAR BERBASIS KOGNITIF
Berpikir
digunakan dalam PBM ketika siswa merencanakan, membuat hipotesis,
menggunakan perspektif yang beragam, dan bekerja melalui fakta dan
gagasan secara sistematis. Resolusi masalah juga melibatkan analisis
logis dan kritis, penggunaan analogi dan berpikir divergen, integrasi
kreatif dan sintesis.
Proses
PBM dan latihan melibatkan penggunaan otak atau pikiran untuk melakukan
hubungan melalui refleksi, artikulasi, dan belajar melihat perbedaan
pandangan. Dalam proses PBM, skenario masalah dan urutannya membantu
siswa mengembangkan koneksi kognitif.
D. DESAIN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
1. Akar desain masalah.
Akar
desain masalah adalah masalah yang riil berupa kenyataan hidup, seperti
halnya penguasaan terhadap pemesanan dalam rangka menghadapi tuntutan
perkembangan industri.
Menurut Michael Hicks ( 1991), ada empat hal yang harus diperhatikan ketika membicarakan masalah yaitu :
1). Memahami masalah.
2). Kita tidak tahu bagaimana memecahkan masalah tersebut.
3). Adanya keinginan memecahkan masalah.
4). Adanya keyakinan mampu memecahkan masalah tersebut.
2. Menentukan tujuan pembelajaran berbasis masalah.
PBM
adalah sebuah cara memanfaatkan masalah untuk menimbulkan motivasi
belajar. Suskesnya pelaksanaan PBM sangat bergantung pada seleksi,
desain, dan pengembangan masalah.
3. Desain masalah.
Desain masalah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Karakteristik.
b. Konteks.
c. Sumber dan lingkungan belajar.
d. Presentasi.
E. PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Model
pengembangan kurikulum ada yang bersifat dedukatif, prosesnya dari hal
yang sangat umum menyangkut keperluan masyarakat kepada hal lebih khusus
atau lebih spesifik; model induktif: dari hal yang bersifat spesifik
materi dan proses kurikulum kepada hal yang bersifat umum. Kurikulum
dalam PBM meliputi:
1. Mega level (the why).
2. Makro level (the what).
3. Mikro level (the how).
F. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PERENCANAAN KURIKULUM
Perlu mempersiapkan sebuah dokumen yang meliputi:
1. Rasional penggunaan PBM.
2. Apa PBM dan apa yang diperlukan.
3. Tujuan PBM dan hasil yang ingin dicapai.
Setruktur pembelajaran biasanya digambarkan dalam sebuah bentuk formulasi seperti berikut:
1. Menemukan masalah analisa masalah penemuan dan pelaporan interegrasi dan evaluasi.
2. Menemukan masalah inquiry masalah mengangkat isu belajar penemuan dan peer teaching menyajikan solusi Review.
3. Menemukan masalah analisis penelitian dan kerja lapangan > pelaporan dan peer teaching menyajikan temuan revleksi dan evaluasi.
4. Sebenarnya fariasi pola pengembangan ini cukup beragam, karena sifatnya relatif dan tergantung pada bagian mana yang ditentukan.
G. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN e-LEARNING
1. Pembelajarn berbasis masalah dan sistem manajemen belajar.
Sistem
manajemen belajar, seperti halnya papan tulis hitam, sumber belajar dan
perlengkapan belajar yang cukup menyenangkan, rangkaian informasi,
dokumen pengukuran, buku-buku, sistem komunikasi, dan lain-lain semua
ini memerlukan pengaturan, penataan, dalam seenergi yang baik untuk
mencapai tujuan.
2. Inovasi e-learing.
E-learning
memiliki manfaat yang cukup besar terutama ketika dikaitkan dengan
jarak dan keterbatasan waktu dalam belajar, belajar dapat dilakukan
hanya melalui web. Beberapa landasan prinsip penggunaan PBM dalam e-learning adalah :
1. Menggunakan kekuatan masalah yang riil untuk membangkitkan informasi.
2. Mengondisikan lingkungan kaitan dengan informasi global.
3. Mendorong proses pemanfaatan dan pengembangan belajar e-learning.
4. Menekankan pada pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dari pada bahan belajar.
5. Menyediakan sistem dalam kolaborasi.
6. Optimis dalam menggunakan struktur yang fleksibel.
7. Mengembangkan evaluasi dan kritik terhadap sumber informasi.
H. PENGALAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Beberapa hal penting yang harus mendapat perhatian :
1. Memeperkirakan kesiapan siswa, meliputi dasar pengetahuaan, kedewasaan berpikir, dan kekuatan motivasinya.
2. Mempersiapkan
siswa dalam hal cara berpikir dan kemampuan dalam rangka melakukan
pekerjaan secara kelompok, membaca, mengatur waktu, dan menggali
informasi.
3. Merencanakan proses dalam bentuk langkah-langkah dalam cycle problem based learning.
4. Menyediakan sumber bimbingan yang tepat, menjamin bahwa ada akhir yang merupakan hasil akhir.
I. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Dalam
setiap perubahan bukan saja diperlukan adanya kemampuan untuk berubah,
akan tetapi kesiapan menyongsong perubahan yang membawa implikasi
terhadap sisi lain dari pendidikan itu sendiri.
J. INTISARI PEMBELAJARAN BEREBASIS MASALAH
Ibrahim
dan Nur (2002 : 2) menggunakan bahwa pembelajaran berbasis masalah
merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk
merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam siruasi yang berorientasi
pada masalah dunia nyata, termasuk didalamnya belajar bagaimana
belajar.
Moffit
(depdiknas, 2002 : 12) mengembangkan bahwa pembelajaran berbasis
masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang
berpikir kritis dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penerapan
PBM dalam pembelajaran menuntut kesiapan baik dari pihak guru yang
harus berperan sebagai seorang fasilitator sekaligus sebagai pembimbing.
Guru dituntut dapat memahami secara utuh dari setiap bagian dan konsep
PBM dan menjadi penengah yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa.
Siswa
juga harus siap untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Siswa
menyiapkan diri untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir melalui inquiry kolaboratif dan koomperatif dalam setiap tahapan proses PBM.
B. SARAN
Bagi
para guru, pemahaman terhadap berbagai pendekatan yang berpusat pada
siswa, salah satunya Pembelajaran Berbasis Masalah, perlu ditingkatkan
karena tantangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang akan
semakin kompleks dan menuntut setiap orang secara individual mampu
menghadapinya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Model-model pembelajaran pengembangan profesional guru, Dr Rusman M.pd.
Wawancara dengan penjual kantin
1. Berapa biasanya mahasiswa / mahasiswi membayar makanannya?
2. Apa tujuan anda membuka kantin ini?
3. Bagaimanakah pembeli dapat memesan makanannya apakah dengan prasmanan atau diambilkan oleh pelayan kantin?
4. Apakah menunya berganti setiap hari atau tidak?
5. Adakah yang dilakukan oleh masasiswa di kantinq?
6. Minuman apa saja yang tersedia di kantinq?
7. Adakah mahasiswa / mahasiswi yang berhutang?
8. Berapakah orang yang membantu anda?
9. Adakah mahasiswa / mahasiswi yang ketring dengan anda?
10. Berapa penghasilan tiap harinya yang anda dapatkan?
11. Berapa pengeluaran anda sehari?
12. Berapa laba bersih anda dalam sebulan?
Wawancara dengan penjual kantin
1. Berapa biasanya mahasiswa / mahasiswi membayar makanannya?
Jawaban : Rp 6.000,00.
2. Apa tujuan anda membuka kantin ini?
Jawaban : untuk menambah perekonomian keluarga.
3. Bagaimanakah pembeli dapat memesan makanannya apakah dengan prasmanan atau diambilkan oleh pelayan kantin?
Jawaban : memesan dengan pelayan.
4. Apakah menunya berganti setiap hari atau tidak?
Jawaban : ya, menunya berganti setiap hari supaya mahasiswa / mahasiswi tidak bosan dengan menu masakan di kantinq.
5. Adakah yang dilakukan oleh masasiswa di kantinq?
Jabawan : ada mahasiswa main bola pimpong, dan ada juga yang makan sambil menonton filem.
6. Minuman apa saja yang tersedia di kantinq?
Jawaban : ekstra joss, susu, dan teh.
7. Adakah mahasiswa / mahasiswi yang berhutang?
Jawabab : ada. Tapi langsung dikembalikan.
8. Adakah mahasiswa / mahasiswi yang ketring dengan anda?
Jawaban : ada, banyak mahasiswa.
9. Berapakah orang yang membantu anda?
Jawaban : ada 3 orang.
10. Berapa penghasilan tiap harinya yang anda dapatkan?
Jawaban : Rp 700.000,00.
11. Berapa pengeluaran anda sehari?
Jawaban : Rp 300.000,00/ 400.000,00
12. Berapa laba bersih anda dalam sebulan?
Jawaban : Rp 200.000,00.
Butir Soal Ke | Jumlah | ||||||||||||||||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | |
3 | 4 | 3 | 2 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 86 |
3 | 3 | 4 | 2 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 103 |
3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 0 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 90 |
4 | 5 | 3 | 4 | 5 | 4 | 5 | 3 | 5 | 4 | 4 | 5 | 3 | 4 | 4 | 5 | 0 | 4 | 4 | 5 | 4 | 3 | 5 | 4 | 4 | 100 |
4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 83 |
3 | 3 | 3 | 3 | 2 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 75 |
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 75 |
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 2 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 74 |
4 | 3 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 3 | 4 | 3 | 5 | 4 | 4 | 3 | 5 | 4 | 103 |
4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 105 |
3 | 5 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 3 | 5 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 3 | 4 | 5 | 5 | 4 | 103 |
3 | 5 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 3 | 5 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 3 | 4 | 5 | 5 | 4 | 103 |
4 | 4 | 4 | 3 | 0 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 96 |
3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 91 |
0,36404 | 0,5141515 | 0,48320922 | 0,360715 | 0,36 | 0,877 | 0,798 | 0,7154 | 0,856 | 0,665 | 0,841 | 0,783 | 0,475 | 0,823 | 0,343 | 0,787 | 0,127 | 0,814 | 0,716 | 0,832 | 0,432 | 0,69 | 0,726 | 0,858 | 0,805 | |
r tabel | ket | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Invalid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Invalid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Invalid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Invalid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Invalid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Invalid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Invalid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Invalid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Invalid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
0.532 | Valid | ||||||||||||||||||||||||
Butir Soal Valid | jumlah | ||||||||||||||||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | ||||||||||
3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 56 | |||||||||
5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 68 | |||||||||
4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 60 | |||||||||
4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 3 | 5 | 4 | 4 | 70 | |||||||||
4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 52 | |||||||||
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 48 | |||||||||
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 48 | |||||||||
3 | 3 | 3 | 2 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 48 | |||||||||
4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 3 | 5 | 4 | 70 | |||||||||
5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 69 | |||||||||
5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 71 | |||||||||
5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 71 | |||||||||
4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 65 | |||||||||
4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 58 | |||||||||
A. Kelompok Soal Ganjil | |||||||||||||||||||||||||
Butir Soal | Jumlah | ||||||||||||||||||||||||
1 | 3 | 5 | 7 | 9 | 11 | 13 | 15 | ||||||||||||||||||
3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 27 | |||||||||||||||||
5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 34 | |||||||||||||||||
4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 30 | |||||||||||||||||
4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 3 | 4 | 34 | |||||||||||||||||
4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 26 | |||||||||||||||||
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 24 | |||||||||||||||||
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 24 | |||||||||||||||||
3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 25 | |||||||||||||||||
4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 35 | |||||||||||||||||
5 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 35 | |||||||||||||||||
5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 35 | |||||||||||||||||
5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 35 | |||||||||||||||||
4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 32 | |||||||||||||||||
4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 28 | |||||||||||||||||
0,85373 | 0,8537255 | 0,67981329 | 0,806859 | 0,84 | 0,84 | 0,693 | 0,8821 | ||||||||||||||||||
B. Kelompok Soal Genap | |||||||||||||||||||||||||
Butir Soal | Jumlah | ||||||||||||||||||||||||
2 | 4 | 6 | 8 | 10 | 12 | 14 | 16 | ||||||||||||||||||
4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 29 | |||||||||||||||||
4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 34 | |||||||||||||||||
4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 30 | |||||||||||||||||
5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 36 | |||||||||||||||||
4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 26 | |||||||||||||||||
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 24 | |||||||||||||||||
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 24 | |||||||||||||||||
3 | 2 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 23 | |||||||||||||||||
5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 3 | 4 | 35 | |||||||||||||||||
5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 34 | |||||||||||||||||
4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 4 | 36 | |||||||||||||||||
4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 4 | 36 | |||||||||||||||||
5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 33 | |||||||||||||||||
4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 30 | |||||||||||||||||
0,78952 | 0,8940617 | 0,82788154 | 0,854287 | 0,84 | 0,834 | 0,78 | 0,7887 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar