Tae Soo dijebloskan kembali ke
penjara, berkumpul bersama keluarganya. Kondisinya sangat menyedihkan. Untung
ibu masih pingsan, jadi tak tahu betapa menderitanya Tae Soo. Chung Jo bertanya kondisi kakaknya. Tapi Tae Soo malah
menanyakan Kang Chi, “Bagaimana dengan Kang Chi? Apa yang terjadi
padanya?”
Tak mendapat kabar sedikitpun
tentang Kang Chi, membuat para pelayan pria mengira Kang Chi telah meninggalkan
mereka dan melarikan diri. Dan mereka juga menyalahkan Kang Chi atas kematian
Tuan mereka.
Tae Soo hanya mendengar ucapan
para pelayan dengan tatapan kosong.
Sementara di kota, Bong Chul
menunjukkan gambar Kang Chi pada orang-orang yang berjualan dan memberitahukan kalau wajah
di kertas itu adalah pembunuh Tuan Park. Sepertinya Bong Chul ingin mencari
informasi gratis dengan menggunakan tuduhan Jo Gwan Woong. Karena, begitu
mereka tahu kalau Kang Chi yang membunuh Tuan Park, maka orang-orang pun emosi
dan berkata kalau tanpa hadiah uangpun mereka akan memberitahukan kalau melihat
orang seperti Kang Chi.
Yeo Wool dan Gon melihat tindakan Bong Chul dan anak
buahnya. Yeo Wool menduga Kang Chi pasti melarikan diri ke gunung. Gon merasa
sulit untuk mencari Kang Chi, seperti mencari jarum di dalam jerami. Yeo Wool
tersenyum, “Kang Chi itu lebih besar dan lebih
ribut daripada jarum. Dia itu
ceroboh, jadi kukira ia pasti meninggalkan beberapa petunjuk.”
Gon menatap pasrah pada Yeo Wool,
“Bagaimana aku dapat merubah kekeraskepalaanmu?”
“Tak tahu. Mungkin dengan aku
mati?” tanya Yeo Wool polos. Dan Yeo Wool terkekeh melihat Gon yang mematung
mendengar jawabannya, “Bahkan kalau aku sudah tua pun kau tak akan dapat
mengubah keraskepala-ku ini.”
Yeo Wool pun mengajak Gon untuk
mulai pergi mencari.
Dan ternyata Bong Chul berada di
balik tembok dan mendengarkan percakapan mereka. Ia dan anak buahnya pun
mengikuti Yeo Wool dan Gon hingga ke gunung.
Tapi anak buahnya mulai ribut dan
mengeluh, sehingga Bong Chul harus menutup mulutnya dan diam. Tetap saja anak
buahnya itu terus mengeluh sampai Bong Chul harus mengancamnya agar diam.
Namun jantung mereka hampir copot
saat menyadari Gon berdiri di samping mereka dan bertanya apa yang mereka
inginkan. Bong Chul tergagap-gagap mencoba berbohong, tapi Gon melihat kertas
pencarian Kang Chi. Setelah melihat isinya, Gon pun menyobek-nyobek kertas itu,
membuat Bong Chul berteriak panik.
Dari kejauhan Yeo Wool tersenyum
melihat kekesalan Bong Chul. Ia melihat ada seseorang bersembunyi darinya. Pengawal
Jo Gwan Woong.
Gon menyuruh mereka untuk
meninggalkan gunung ini dan beranjak meninggalkan Bong Chul. Tapi Bong Chul
berteriak menghentikannya. Gon berbalik dan pandangannya seperti berkata, ‘Ape
lagii ini…””
“50/50,” kata Bong Chul sok
bergaya pebisnis, “Siapapun yang menemukannya pertama kali, ayo kita bagi
uangnya sama rata. Dua lebih baikdaripada satu. Dan empat itu lebih baik
daripada dua, kan?”
Gon tersenyum menahan sabar dan tetap menyuruhnya
untuk pergi. Tapi Bong Chul masih belum mau menyerah. “Jadi 60/40?” Bong Chul
tertawa, “60/40? Kau ambil 60-nya dan aku 40. Aku sekarang sedang bermurah
hati.”
Tapi tawa Bong Chul berhenti saat
Gon menunjukkan pedangnya. Bong Chul pun langsung mengkeret dan berbalik
menatap anak buahnya, “Kenapa kau hanya diam? Ayo pergi!”
Gon berbalik dan kaget melihat
Yeo Wool sudah menghilang. Ia pun mulai khawatir dan memanggil-manggil Yeo
Wool. Tenyata Bong Chul masih belum
pergi, ia mengintai Gon di balik pohon.
Yeo Wool mengikuti orang itu.
Namun ia merasa kalau ini adalah jebakan dan menyadari kalau jumlah lawan lebih
banyak darinya, maka ia pun melarikan diri. Para pengawal Jo Gwan Woon pun
mulai mengejarnya. Ia pun semakin cepat
berlari.
Namun tiba-tiba ia ditarik dan
mulutnya dibekap oleh seseorang. Pedang Yeo Wool terlepas. Namun Yeo Wol segera
menelikung orang itu, membantingnya ke tanah, dan medudukinya.
Yeo Wool mencabut pisau kecilnya,
hendak membunuh orang itu. Tapi matanya melebar melihat siapa orang yang
ditelikungnya, “Choi Kang Chi?”
Suara langkah para pengawal itu
terdengar mendekat ke arah mereka, dan Kang Chi ganti mendorong Yeo Wool dan tubuhnya menutupi tubuh Yeo Wool agar tak
terlihat. Yeo Wool merasa canggung dengan kedekatan fisik mereka, tapi Kang Chi
tak menyadarinya.
Para pengawal itu mulai
mencari-cari dan salah satu kaki Kang Chi tersembul di balik gundukan tempat
mereka bersembunyi. Namun pengawal itu tak melihat kaki Kang Chi karena secara
ajaib, muncul tanaman merambat yang
menutupi kaki Kang Chi dari pandangan.
Hmm.. kekuatan Kang Chi kan? Atau
kekuatan Gunung Jiri yang mengetahui keturunan siapa Kang Chi ini sebenarnya?
Kang Chi pun menghela nafas lega
melihat para pengawal itu mulai pergi. Masih memeluk Yeo Wool, Kang Chi menoleh
padanya dan mematung. Yeo Wool bertanya kemana Kang Chi menghilang selama ini?
“Apa kau bersembunyi?”
Tapi Kang Chi seolah tak
mendengarkat pertanyaan Yeo Wool dan malah bertanya, “Apa-apaan ini? Kau kok
kelihatan cantik kalau dilihat dari dekat seperti ini? Kalau aku tak
mengenalmu, aku pikir kau itu adalah seorang gadis.”
Yeo Wool mengerutkan kening,
merasa perlu mengkoreksi. Tapi ada yang lebih mendesak untuk dikoreksi, “Di
desa, mereka mencari-carimu. Mereka menginginkanmu hingga menyebar poster dan
bahkan imbalan uang. Apa kau tak tahu?”
“Apa kau sibuk belajar bela diri
sehingga tak pernah belajar tata karma?” tanya Kang Chi. “Aku selalu
menyelamatkanmu, tapi kau tak pernah berterima kasih padaku.”
“Choi Kang Chi!” bentak Yeo Wool.
“Kalau kau selalu melakukan hal
itu, nanti akan jadi kebiasaan,” kata Kang Chi menasehati.
Belum sempat Yeo Wool menjawab,
kerah baju Kang Chi ditarik oleh seseorang,. Belum sempat Kang Chi bereaksi, ia
pun ditonjok keras. Oleh Gun yang berkata marah, “Kau yang harusnya tahu kalau
ngelanturmu itu bisa menjadi kebiasaan.”
Kang Chi marah dan mereka pun
hampir berkelahi. Tapi Yeo Wool menghentikan mereka karena sekarang bukan saat
yang tepat untuk berkelahi apalagi bagi Kang Chi, “Kau seharusnya tak ada
disini. Sudah dua hari jasad Tuan Park dipajang di luar. Keluarganya dipenjara
dan disiksa setiap saat. Semua orang menganggapmu sebagai pembunuhnya. Semua
orang sedang mencarimu dan ingin menangkapmu.”
Mata Kang Chi berkaca-kaca mendengar ucapan Yeo Wool, dan
ia pun berteriak meluapkan rasa marahnya. Ia berbalik agar mereka tak melihat
air matanya. Yeo Wool menyarankan agar mereka bersembunyi dan memikirkan cara
untuk membuktikan kalau ia tak bersalah.
Untuk menutupi perasaannya, Kang
Chi mengabaikan ucapan Yeo Wool dan malah berkata pada Gon kalau Gon sedang
beruntung karena ia ada urusan dan harus pergi ke suatu tempat. Dan Kang Chi
pun beranjak meninggalkan mereka.
Yeo Wool merentangkan tangannya,
menuntut untuk tahu kemana Kang Chi akan pergi. Tentu saja tempat satu-satunya
bagi Kang Chi, yaitu penginapan. Yeo Wool kesal dan mengingatkan Kang Chi kalau
ia itu sekarang sedang buron karena tuduhan pembunuhan. Tapi Kang Chi tak
takut, “Bagus. Aku memang berencana untuk membunuh seseorang setelah turun
gunung ini.”
“Apakah kau mau menyerah seperti
ini?” tanya Yeo Wool heran. Dan kata-kata itu mengingatkannya pada anjuran Biksu So Jung, Hanya 10 hari. Tinggallah 10 hari di sini dan aku akan menceritakan
semuanya. Siapa orang tuamu sebenarnya dan mengapa kau dibuang di sungai.
Tapi saat itu Kang Chi berkata
kalau ia tak mau tahu alasan orang tuanya meninggalkannya, “Mereka
meninggalkanku 20 tahun yang lalu. Demi orang tua seperti mereka, aku harus
meninggalkan Tuan Park dan keluarganya yang telah membesarkanku selama 20
tahun?”
Biksu So Jung berkilah kalau
orang tua Kang Chi memiliki alasan tersendiri dan takdirnya berhubungan dengan
alasan itu. Tapi Kang Chi tak peduli dengan alasan itu. Ia tak peduli dengan
takdirnya karena ia hanyalah anak yang dibuang di sungai, “Jadi pergilah dan
jangan ganggu aku.”
“Kang Chi-ah!”
“Aku memiliki keluarga yang harus
kulindungi!!” seru Kang Chi marah dan pergi meninggalkan Biksu So Jung.
Pada Yeo Wool, Kang Chi berterimakasih sebelum mereka berpisah.
Yeo Wool mencoba menghentikan Kang Chi, tapi Gon menghentikannya. Yeo Wool
sudah melakukan apa yang ia bisa. Yeo Wool menghela nafas khawatir.
Dan Biksu So Jung yang mengawasi
mereka dari jauh pun juga menghela nafas khawatir. Ia melihat Kang Chi berjalan
menuruni gunung.
Begitu pula Bong Chul. Tapi ia
tak menunjukkan wajah khawatir. Malah mungkin terdengar suara Cring.. Cring..Cring.. di kepalanya dan
ia mulai sibuk menghitungnya.
Kang Chi menyelinap masuk ke
dalam penginapan. Matanya berkaca-kaca melihat betapa berbedanya kondisi
penginapan sebelum kejadian malam itu. Penginapan yang selalu ramai dan meriah,
penuh senyum dan tawa, sekarang sepi terabaikan.
“Apakah itu kau, Kang Chi?” terdengar suara Oh
Man tak percaya. Oh Man pun segera menghambur memeluknya, “Kau kemana saja?
Semua orang dipenjara. Dan kami di sini juga dikungkung di sini selama 2 hari
ini.
Kang Chi terkejut mendengar penjelasan
temannya yang sama dengan ucapan Yeo Wool.Kang Chi menenangkan Oh Man dan
berkata kalau ia sudah kembali dan yang pertama yang akan ia lakukan adalah
menyelamatkan orang-orang yang ada di penjara. Oh Man.
Sebelum pergi, Oh Man mengatakan
kalau semua yang terjadi ini bukanlah karena Kang Chi, “Meninggalnya Tuan Park
bukanlah kesalahanmu.”
Kang Chi mengepalkan tangannya,
namun tak ada jawaban keluar dari mulutnya.
Tak dinyana, Chung Jo dikeluarkan
dari penjara. Chung Jo menuntut untuk tahu kemana ia akan pergi. Petugas itu menjawab
kalau keluarga Park terbukti bersalah dan penerus keluarga (Tae Soo) akan
dihukum mati besok pagi dan wanita Park, satu menjadi pelayan dan satu akan
dijadikan gisaeng. Sedangkan seluruh pelayan Keluarga Park akan mejadi budak
para pejabat pemerintah.
Chung Jo tak mau mengakui putusan
itu, karena tak ada bukti yang membuktikan ayahnya adalah pengkhianat, “Kami
ingin naik banding. Kirimkan kasus kami ini ke Han Yang dan kami akan buktikan
kalau ayah tak bersalah.”
Petugas itu mengingatkan kalau
mereka menemukan surat bukti mereka memberontak. Tae Soo pun menyela, “Sungguh
keterlaluan! Keadilan macam apa yang bisa menghancurkan sebuah keluarga karena sebuah surat?"
Petugas itu bertanya sinis, “Apa
kau masih belum tahu? Hukum ada di tangan penguasa. Jadi karena itulah banyak
hal yang berlawanan dengan kenyataan.” Sebelum pergi petugas itu berkata, “Kau
akan dihukum mati saat matahari terbit. Bawa gadis itu pergi!”
Tae Soo dan para pelayan
berteriak mencegahnya. Tapi sia-sia. Perlahan ibu membuka mata, tapi tatapan
matanya kosong. Tae Soo jatuh pingsan setelah memanggil nama adiknya sekali
lagi. Para pelayan panik dan mencoba membangunkan tuannya.
Kepala polisi melaporkan kalau ia
sudah melakukan apa yang telah Jo Gwan Woong perintahkan. Jo Gwan Woong puas
mendengarnya dan mengatakan kalau ia akan menangani sisanya. Ia yakin kalau
Choi Kang Chi akan muncul malam ini.
Ternyata keyakinan Jo Gwan Woong
ini karena Bong Chul datang menemuinya.
Ugghhh… rasanya pengen ikut
ngelempar Bong Chul ke pulau terpencil itu, deh, bareng-bareng 2 orang yang ada
di depannya. Apa kamar itu dikunci terus panggil Genie untuk mengecilkan
ruangan itu, dan dilemparkan ke laut, ya?
Chung Jo dibawa masuk ke kurungan
di atas gerobak, tapi petugas yang membawanya tiba-tiba sakit perut dan berkata
kalau ia akan ke toilet sebentar.
Sendirian, ketegaran Chung Jo lenyap. Ia
berbisik penuh harap, “Tolong aku. Kang Chi-ah.. tolonglah aku..”
Dan Chung Jo tersentak merasakan
ada tangan yang menggenggam kedua tangannya. Ia mendongak dan berseru lega,
“Kang Chi ah..”
Kang Chi meminta maaf karena
Chung Jo lama menunggu dan pasti sangat ketakutan. Tapi ia akan segera
membebaskan Chung Jo sekarang. Kang Chi hendak membuka gembok kurungan itu,
tapi Chung Jo menghentikannya. Ia meminta Kang Chi menolong Tae Soo lebih dulu,
jika tidak Tae Soo akan meninggal di penjara.
Mulanya Kang Chi tak mau, tapi
Chung Jo meyakinkan Kang Chi kalau sudah tak ada waktu lagi bagi Tae Soo,
karena saat matahari terbit, Tae Soo akan dieksekusi, “Jika kau tertangkap di
sini, kau akan tak akan dapat membantu Tae Soo. Jika kau tertangkap, kita tak
akan punya harapan lagi. Jadi.. kumohon tolonglah kak Tae Soo dulu.”
“Chung Jo-ya..”
“Kumohon..” pinta Chung Jo,
“jangan biarkan ada yang terluka ataupun terbunuh lagi. Ya?”
Sesaat Kang Chi berperang batin.
Tapi setelah itu ia telah memutuskan dan ia menggenggam tangan Chung Jo,
“Tunggulah aku. Aku akan segera kembali.”
“Terima kasih, Kang Chi..”
“Apapun yang terjadi,” janji Kang
Chi, “Aku akan kembali padamu.”
Chung Jo mengangguk, tegar. Kang
Chi pun berbalik pergi. Namun mendadak Chung Jo meraih lengan baju Kang Chi dan
menggenggamnya erat.
Kang Chi menatap tangan yang
gemetar dan memegang lengan bajunya erat. Ia menyadari kalau Chung Jo
sebenarnya sangat ketakutan karena Kang Chi akan meninggalkannya walaupun untuk
sementara.
Ia pun mencium kening Chung Jo
untuk menguatkan gadis itu. Diusapnya pipi Chung Jo dan ia pun segera pergi.
Chung Jo menatap kepergian Kang
Chi dan berkata sendiri, “Cepatlah kembali. Aku akan menunggumu.”
Ternyata ada pengawal Jo Gwan
Woong yang mengintai mereka dari atap.
Para pelayan terkejut namun
gembira saat melihat kedatangan Kang Chi. Kang Chi sudah memegang kunci sel dan
membuka sel penjara pria. Yang pertama kali dilakukan Pelayan Choi adalah
menangis bahagia dan memeluk putra angkatnya,
Kang Chi meminta maaf pada ayah
angkatnya yang sangat khawatir padanya. Namun betapa terkejutnya ia melihat Tae
Soo yang terkapar pingsan. Han No mengatakan kalau mereka tak punya banyak
waktu lagi karena racun akibat penyiksaan, telah menyebar di tubuh Tae Soo.
Kabar itu membuat Kang Chi bergerak cepat.
Namun seakan baru sadar, ia
menghampiri sel kurungan wanita dan membuka gemboknya. Ia menghormat pada
Nyonya Yoon dan memintanya untuk naik ke punggungnya. Ia sendiri yang akan menggendong Nyonya Yoon.
Tapi Nyonya Yoon malah memintanya untuk pergi tanpa membawa drinya, “Jikapun
aku mengikutimu, maka aku akan menjadi beban bagimu. Dengan kondisiku yang
seperti ini, lebih baik aku menjadi tawanan daripada aku menjadi buronan.”
Semua pelayan yang tadinya
bangkit dan berniat untuk melarikan diri
bersama Kang Chi, satu per satu duduk dan mengikuti tindakan Nyonya
Yoon. Tinggal di penjara dan menjadi tawanan. Nyonya Yoon meminta untuk tak
mengkhawatirkannya, “Larilah dan perg ke tempat yang aman. Kumohon hiduplah dan
buktikan kalau ayahmu tak bersalah. Buatlah ayahmu beristirahat tenang di sana.”
Kang Chi berlutut di depan Nyonya
Yoon dan berkata, “Saya akan melindungi Tae Seo dan Chung Jo dengan sepenuh
jiwa saya. Saya berjanji.”
Nyonya Yoon menatap Kang Chi. Tak
disangka ia mendengar kata janji itu dari mulut Kang ChiTerngiang kembali Kang
Chi yang dahulu pernah berjanji padanya, namun ia remehkan karena ia tak tahu
janji itu keluar dari mulut manusia atau bukan. Dan sekarang ibu menatap Kang
Chi hampir menangis, “Aku sangat memohon padamu, kumohon lindungilah Tae Soo
dan Chung Joku.”
Kang Chi pun berjanji. Menyadari
sekarang saatnya berpisah, Ibu pun mengalihkan tatapannya ke samping dan
menyuruh Kang Chi untuk segera pergi.
Kang Chi pun bersiap. Pelayan
Choi memutuskan untuk tetap tinggal untuk menjaga Nyonya Yoon. Walau berat,
Kang Chi juga tahu prioritas mana yang dipilih ayah angkatnya.
Han No dan salah satu pelayan
membawa Tae Soo yang pingsan, sementara Kang Chi berjalan di depan. Namun di
depan mereka dicegat oleh pengawal Jo Gwan Woong yang sudah menunggu mereka. Kang
Chi dan Han No pun bertempur, tapi kekuatan mereka tidaklah seimbang.
Kang Chi meminta Han No untuk membawa
Tae Soo pergi dan ia akan menahan mereka. Tapi Han No menyarankan yang
sebaliknya, Ia yang akan menahan mereka. Kang Chi melihat luka menganga di kaki Han No. Han No juga masih ingin melakukan
perhitungan dengan para pengawal itu, “Apapun yang terjadi, jagalah Tuan Muda
dengan baik. Hanya dengan itulah kita menghormati almarhum Tuan Park.”
Kang Chi menatap temannya dan
berkata, “Mari kita bertemu lagi nanti.” Han No menoleh dan tersenyum pada Kang
Chi. Ia pun menghadang para pengawal itu sementara Kang Chi dan pelayan itu
membawa Tae Soo.
Kepala pengawal menyuruh anak
buahnya untuk mengejar Kang Chi dan ia akan menangani Han No sendiri di sini.
Anak buahnya pun mengikuti perintah itu.
Dengan mudah mereka keluar dari
tempat itu, menginggalkan Han No dan pemimpinnya untuk berperang. Sementara
Kang Chi melarikan Tae Soo, Chung Jo menunggu di kurungan dengan cemas.
Han No
melawan namun tombaknya berhasil dipatahkan. Ia mencoba bertahan tapi kepala pengawal
itu berhasil menebas dadanya.
Para pengawal itu kehilangan
jejak Kang Chi. Mereka pun memutuskan untuk menyebar. Kang Chi bersembunyi di
balik tembok, hampir hilang akal tak tahu apa yang harus ia lakukan. Dan ada suara
seseorang menyapanya dan bertanya apakah mereka butuh tempat bersembunyi? Ia
akan membantu mereka karena ia sangat berhutang budi pada Tuan Park.
Kang Chi ingat wajah orang itu.
Orang itu adalah pencuri yang diberi 2 karung beras oleh Tuan Park. Kang Chi
tersenyum, mendapat harapan lebih besar.
Namun mendadak muncul salah satu
pengawal, bersiap membunuh Kang Chi. Kang Chi terbelalak melihatnya. Tapi
tiba-tiba pengawal itu tersungkur dan mati.
Dan di belakangnya, muncul Yeo
Wool yang ternyata memanah orang itu. Yeo Wool meminta mantan pencuri beras itu
untuk menyembunyikan Tae Soo sementara ia dan Kang Chi akan menarik perhatian
para pengawal itu. Ia berjanji akan menyuruh orang untuk menjemput Tae Soo
nanti.
Mantan pencuri beras itu mengerti.
Bersama pelayan Tae Soo, ia mulai membawa pergi Tae Soo yang pingsan.
Kang Chi menatap Yeo Wool. Ia
ingin mengucapkan terima kasih tapi tak bisa berkata-kata. Kali ini ia
memanggil Yeo Wool dengan lebih sopan, yaitu Tuan Muda Dam. Tapi Yeo Wool hanya
nyengir dan berkata kalau Kang Chi tak perlu berterima kasih, “Kadang kau tak
perlu mengucapkan terima kasih itu dengan kata-kata.”
Mereka pun berpisah dengan
kelompok Tae Soo. Dan memang benar. Para pengawal itu mengejar Kang Chi dan Yeo
Wool yang lari ke hutan. Di tengah jalan, mereka berpisah dan para pengawal itu
mengejar Kang Chi.
Di dalam kurungan, Chung Jo masih
menunggu dengan cemas. Dan matanya terbelalak ketakutan melihat petugas itu
muncul dan menyuruh lembu itu untuk mulai berjalan. Di dalam kurungan yang
mulai bergerak, Chung Jo memohon dalam hati, “Kang Chi-ah.. segerala datang.
Kang Chi-ah..!”
Tapi Kang Chi yang Chung Jo
harapkan masih berada di gunung dan sekarang dikepung oleh para pengawal itu.
Ia mulai bersiap. Dan pengawal itu melihat gelang yang dipakai Kang Chi dan
teringat kata-kata atasannya, Ada sesuatu
dengan gelangnya. Jika kau inginmengalahkannya, musnahkan dulu gelang itu.
Pertempuran pun terjadi. Dan
target utama pengawal itu adalah gelang Kang Chi yang akhirnya ia berhasil
memutuskan gelang itu. Biji-biji gelang itu jatuh berserakan di tanah.
Dan seakan biji-biji itu menghantam
bumi, air danau di Taman Cahaya Bulan mulai bergelombang. Burung-burungpun
beterbangan, menyadari perubahan alam. Biksu So Jung yang sedang meditasi pun
merasakannya. Begitu pula Yeo Wool.
Angin mulai bertiup sangat
kencang, jauh lebih kencang daripada saat Tuan Park meninggal. Petir
bersahut-sahutan. Bahkan bulan pun berani menutupi matahari, sehingga terjadi
gerhana. Siang menjadi malam. Merasakan
perubahan alam yang sangat mendadak itu, Biksu So Jung berpaling cemas.
Para pengawal mulai menebas badan
Kang Chi. Punggung, kaki, lengan Kang Chi, semua itu ditebas dengan mudah
karena Kang Chi tak bergerak.
Kang Chi tersungkur dalam hatinya
memohon, “Berhentilah.. berhentilah.! Chung Jo masih menungguku,” tapi bukan pedihnya
luka tebasan pedang itu yang ia rasakan, “Sakit sekali. Tubuhku terasa panas
seperti terbakar. “
Yeo Wool kembali ke dalam hutan, mencari
jejak Kang Chi. Ia akhirnya menemukannya, dan hendak turun membantunya. Tapi ia
terhenyak melihat butiran cahaya biru yang muncul, semakin lama semakin banyak.
Butiran cahaya itu sekarang
mengelilingi Kang Chi, membuat para pengawal itu juga keheranan dan sedikit
gentar.
Mata Kang Chi bersinar kehijauan.
Satu persatu lukanya pulih, dan tangannya berubah menjadi cakar. Para pengawal
itu mulai mundur perlahan-lahan saat Kang Chi mulai berdiri.
Semua terkesiap kaget dan ketakutan pada sosok Kang Chi. Di hadapan mereka telah berdiri seorang monster
yang matanya bersinar kehijauan..
Yeo Wool terbelalak melihatnya
dan terhenyak, “Choi Kang Chi..” . Dan monster itu mengaum keras saat ia mulai
menyerang.