Minggu, 28 April 2013
Sinopsis Gu Famili Book Episode 5-1
Jo Gwan Woong berkata perburuan segera dimulai.
Di Penginapan Seratus Tahun, Kang Chi dan Yeo Wool melihat ninja-ninja bermunculan di atap dan dari bawah tanah. Awalnya seperti asap lalu membentuk tubuh manusia.
Tuan Park kedatangan tamu yang awalnya dikira So Jung namun ternyata samaran seorang ninja. Entah bagaimana ninja ini bisa menjadi So Jung. Apakah Tuan Park hanya melihat apa yang ingin dilihatnya?
Para ninja di halaman mengeluarkan pedang mereka. Yeo Wool dan Kang Chi bertempur melawan mereka. Tapi setiap kali Yeo Wool menusuk salah satunya dengan pedang, ninja itu menghilang bagai asap. Demikian juga ketika Kang Chi meninju mereka, mereka berubah menjadi asap dan hilang.
“Apa ini?” tanyanya bingung.
“Sudah kubilang mereka adalah ilusi.”
Kang Chi masih terbengong-bengong hingga seorang ninja ilusi melukai tangannya dengan pedang.
“Walau mereka ilusi tapi mereka bisa melukaimu,” Yeo Wool menambahkan. “Berhati-hatilah.”
Sementara itu ninja penyamar menyuruh Tuan Park melanjutkan apa yang akan dikatakannya mengenai Kang Chi dan gelangnya. Tuan Park tidak menjawab. Ninja itu bertanya dengan sikap mengancam. Tiba-tiba pedang terhunus ke arah ninja penyamar itu.
Horeee… Han No dan para pengawal Tuan Park datang^^
Melihat Tuan Park tidak akan memberikan informasi yang dimintanya, ninja itu hendak menebasnya. Tentu saja Han No tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia menangkis pedang ninja itu dengan sekuat tenaga.
Sementara itu Kang Chi dan Yeo Wool mulai lelah karena lawan mereka tidak kunjung habis. Kang Chi bahkan sudah berkali-kali terkena sabetan pedang.
“Ini gila. Mereka tidak ada habisnya,” ujarnya pada Yeo Wool.
“Lawan kita satu.”
“Hanya satu?” tanya Kang Chi kaget.
“Benar, dari semua ilusi ini, hanya satu. Kita harus menemukannya.” Oke…but which one???
Yeo Wool berusaha terus melawan para ninja itu dan tangannya sempat terluka. Kang Chi berusaha mencari ninja asli yang menjadi lawannya. Tapi ia malah melihat salah satu ninja itu melompat menerjang Yeo Wool.
Jleb! Pedang ninja itu menancap di lengan Kang Chi yang menjadikan tubuhnya sebagai tameng Yeo Wool. Yeo Wool terkejut.
Ia teringat saat ia kecil ia hendak diserang oleh seekor anjing besar. Kang Chi kecil menyuruhnya untuk terus menatap anjing itu lalu bergerak mendekati Yeo Wool.
“Bagaimana ini, ia akan menggigitku,” kata Yeo Wool kecil ketakutan.
“Jangan khawatir, aku akan melindungimu.” Kata-kata yang sama yang diucapkan Kang Chi di dekat pohon sakura.
Yeo Wool menoleh, lupa dengan arahan Kang Chi. Anjing itu berlari menerjang. Yeo Wool menjerit sambil menunduk. Tapi Kang Chi melompat ke depan Yeo Wool hingga tangannya yang digigit oleh anjing itu. Yeo Wool shock melihat tangan Kang Chi berdarah-darah digigit anjing itu.
Dan sekarang tangan Kang Chi kembali terluka karena melindunginya. (Lee Seung Gi benar-benar terluka dalam adegan perkelahian ini >,<)
Kang Chi meraih pedang si ninja dengan tangan yang satunya. Gelangnya bersinar.
“Aku menemukanmu,” ujar Kang Chi. Ninja itu terkejut. Kang Chi menendangnya hingga jatuh tergeletak. Seketika itu juga seluruh ninja ilusi lenyap tak berbekas.
Han No dan para pengawal lainnya melawan ninja si penyamar. Dalam keadaan terdesak, ninja itu melemparkan bom asap dan melarikan diri.
Kang Chi memegangi tangannya yang terluka oleh pedang. Yeo Wool terus memandanginya dengan khawatir.
“Jangan khawatir. Ini tidak ada apa-apanya,” Kang Chi menenangkan.
Dan ingatan Yeo Wool pun kembali pada kata-kata yang sama saat Kang Chi digigit anjing.
Pakk! Yeo Wool menepak kepala Kang Chi dengan keras. Kang Chi terkejut.
“Apa kau punya dua nyawa?” sergah Yeo Wool. “Jika kau melihat pedang, kau seharusnya menghindarinya. Orang bodoh mana yang menghalangi pedang dengan tangannya sendiri? Mungkin saja mengenai lehermu. Jika ia tersilap sedikit saja, kau mungkin sudah mati. Apa kau tahu?!”
Kang Chi jadi kesal. Yeo Wool seharusnya berterima kasih jika memang merasa seperti itu. Bukankah Yeo Wool bisa berterima kasih karena ia telah menyelamatkan nyawanya?
“Apa aku memintamu menyelamatkan nyawaku?”
“Tapi aku menyelamatkanmu. Itu kenyataan.”
Pakkk!! Yeo Wool malah memukul Kang Chi lagi. Kang Chi berteriak kesakitan.
“Aku tidak memerlukanmu untuk menyelamatkan nyawaku. Aku tidak selemah itu. Jadi berhentilah unjuk gigi. Aku bisa mengurus diriku sendiri,” kata Yeo Wool marah.
Kang Chi tak pecaya ia malah dimarahi setelah menyelamatkan nyawa orang lain.
Tapi rupanya bagi Yeo Wool, peristiwa masa kecil itu menjadi semacam trauma baginya. Ia tak berdaya ketika melihat Kang Chi digigit anjing dan anjing itu terus menggigit tak mau melepas tangan Kang Chi. Yeo Wool saat itu hanya bisa menangis kebingungan.
Kang Chi lalu mengelus anjing itu dengan lembut sambil berbicara menenangkannya. Anjing itu akhirnya melepas tangan Kang Chi dan pergi. Tapi Yeo Wool terlanjur shock melihat tangan Kang Chi yang penuh darah dan ia menangis tersedu-sedu. Kang Chi kebingungan. Lebih bingung daripada waktu liat anjing galak kayanya ;D
Setelah Yeo Wool tenang, Kang Chi membawakan minum. Yeo Wool bertanya apakah tangan Kang Chi sakit. Untuk menenangkan Yeo Wool, Kang Chi berkata tangannya tidak apa-apa dan melakukan gerakan-gerakan namun pada akhirnya mengaduh kesakitan.
Kang Chi bertanya di mana Yeo Wool tinggal, ia tak pernah melihat Yeo Wool sebelumnya. Yeo Wool berkata ia sedang menginap di Penginapan Seratus Tahun.
Kang Chi berkata ia tinggal di sana tapi ia suka bermain seharian di hutan. Yeo Wool bertanya apa Kang Chi tidak takut di hutan.
“Tidak ada yang harus ditakuti di hutan. Ayahku bilang yang harus paling ditakuti adalah manusia. Tapi aku juga tidak takut manusia. Jadi apa kesimpulannya? Tidak ada yang kutakuti di dunia ini.” Well….kecuali….
AAAAAARGH!! Kang Chi berteriak melihat laba-laba besar menggantung dari pohon. Sedangkan Yeo Wool dengan antengnya meraih benang laba-laba besar itu.
“Apa yang kaulakukan?!” teriak Kang Chi panik.
“Ini laba-laba. Memangnya kenapa?” tanya Yeo Wool sambil mengulurkan laba-laba itu. Kang Chi semakin mundur ketakutan hingga kepalanya membentur pohon.
“Katanya tidak ada yang kautakuti di dunia ini,” olok Yeo Wool. Kang Chi menyangkal kalau ia takut.
“Tidak takut?”
“Tidak!”
“Laba-laba!” Yeo Wool menunjuk kaki Kang Chi. Maka Kang Chi pun melompat-lompat heboh hingga menubruk Yeo Wool. Upsss…. (kenapa setelah besar adegan ini tak terulang ya ^^)
Keduanya merasa kikuk. Kang Chi buru-buru bangkit dan duduk berjauhan dengan Yeo Wool. Ia bahkan tidak berani melirik Yeo Wool.
Yeo Wool tertawa geli. Kang Chi ternyata takut banyak hal (laba-laba dan anak perempuan). Kang Chi memintanya agar tidak memberitahukan pada orang lain.
“Jika kau melakukannya, maka…”
“Maka apa? Apa yang akan kaulakukan?”
“Aku….aku akan menikahimu!!” Whuuut??? LOL XD So cute
Hmm…jangan-jangan Kang Chi cinta pertama Yeo Wool. Kalau gitu tinggal kasih tahu semua orang kalau Kang Chi takut laba-laba, terus Kang Chi jadi harus menikahi Yeo Wool. Iya kan? *abaikan*
Sepertinya Yeo Wool tidak ingin ada orang lain lagi yang terluka karena melindungi dirinya. Mungkin itu sebabnya ia belajar bela diri dan bersikap kuat. Tapi lagi-lagi Kang Chi terluka karena melindunginya. Ia merasa kesal pada dirinya sendiri. Dan melampiaskannya pada pohon sakura di halaman. Ia menendangi pohon itu. Pohon yang malang >,<
“Apa yang sedang kaulakukan?” tanya Gon yang sudah berada di belakang Yeo Wool.
“Tidak ada apa-apa,” kilah Yeo Wool.
Gon melihat luka di tangan Yeo Wool. Ia sangat khawatir dan bertanya dengan marah siapa yang telah melukai nonanya. Yeo Wool berkata ada pembunuh di penginapan ini dan ia yakin itu orang suruhan Jo Gwan Woong. Pembunuh itu menggunakan ilusi. Ia pernah mendengar tentang ilmu itu tapi baru pertama kali benar-benar menghadapinya, karena itu ia terluka. Ia meminta Gon tidak mengkhawatirkannya.
Sebelum pergi ia memberitahu Gon kalau Kang Chi telah menyelamatkan nyawanya.
Chung Jo mendengar Kang Chi terluka. Ia menjadi sangat khawatir.
Kang Chi berteriak-teriak heboh saat ayah angkatnya Choi membalut lukanya. Choi mengomelinya seperti seorang ayah yang mengomeli anaknya. Ia berkata Kang Chi seharusnya mencari bantuan dan bukannya melawan para pembunuh itu seorang diri. Kang Chi berkata ia tidak sendirian. Ia baru sadar kalau ia belum tahu siapa nama Yeo Wool. Note: Kang Chi masih mengira Yeo Wool itu seorang pria.
“Namanya Dam do-ryung (do ryung adalah istilah lama Korea untuk menyebut pria muda bangsawan yang belum menikah),” kata Gon yang mendengar percakapan mereka.
Ia menyodorkan obat untuk luka Kang Chi, pemberian Dam do-ryung. Obat itu akan membuat luka Kang Chi sembuh dengan cepat.
“Ia bersikap kejam tapi sebenarnya ia khawatir. Tapi kenapa ia memberiku obat, seperti anak perempuan saja?”
“Kalau begitu lupakan,” Gon hendak mengambil kembali obat itu.
Kang Chi tidak mau memberikannya. Pria seperti apa yang mengambil kembali apa yang sudah diberikannya? Ia meminta Gon menyampaikan ucapan terima kasih pada Yeo Wool.
Gon kembali ke kamar Yeo Wool. Tapi ia segera membalikkan badan begitu melihat Yeo Wool tidak berpakaian lengkap. Sementara Yeo Wool cuek. Ia bertanya apakah Gon sudah memberikan obat itu pada Kang Chi.
“Sudah,” kata Gon gugup.
“Apa kau sudah memberitahunya untuk memakainya siang dan malam tanpa lupa satu kalipun?”
“Saya yakin ia melakukannya.”
“Apa kau juga bilang kalau aku sangat berterima kasih?”
“Ehm…begitulah…” (padahal yang dikatakan Gon adalah: “Kau adalah kutukan seribu tahun” Ha. Naughty Gon.)
“Lalu apa yang ia katakan sebagai balasannya?” tanya Yeo Wool.
Kang Chi: Kau …kau mau mati?!
Gon: Matilah sendiri…
Kang Chi: Hei! Kemari kau!! Kembali ke sini pada hitungan ketiga!! Satu…Dua …Kau brengsek!!
“Apa yang kaupikirkan? Apa yang ia katakan?” tanya Yeo Wool lagi.
“Eh…ia tidak berkata banyak.”
“Bahkan setelah aku mengucapkan terima kasih, ia tidak mengatakan apapun?”
Gon yang gugup cepat-cepat keluar dari kamar Yeo Wool. Yeo Wool cemberut, karena mengira Kang Chi tidak memaafkannya setelah ia menepak kepalanya tadi.
Han No melaporkan pada Tuan Park kalau ninja penyamar berhasil melarikan diri tapi Kang Chi berhasil menangkap ninja ilusi.
Kang Chi dan para pengawal menginterogasi ninja ilusi agar mau mengatakan siapa yang telah mengirimnya. Ninja itu tidak mau membuka mulut tapi Kang Chi ingat ninja itu adalah salah seorang pengawal Jo Gwan Woong.
Mendengar itu, Tae Soo ingin menyekap ninja ilusi itu dan menyiksanya untuk mengetahui apa rencana Jo Gwan Woong sebenarnya. Mereka tidak boleh membiarkan ninja ilusi itu lolos.
Han No bercerita tadi ada seorang biksu misterius mendatanginya dan menyuruhnya memeriksa Tuan Park saat itu juga. Biksu itu bernama So Jung dan berkat biksu itu maka mereka berhasil datang tepat pada waktunya. Han No bertanya apa Tuan Park mengenal So Jung.
Dalam hatinya Tuan Park menghitung tinggal 10 hari lagi Kang Chi berusia 20 tahun.
Di luar, So Jung melihat ke langit. “Tak banyak waktu lagi, Kang Chi-ah,” gumamnya.
Kang Chi duduk di halaman dan mengeluarkan obat pemberian Yeo Wool. Di mangkuk obat itu tertera tanda panah yang sama dengan tanda panah pada surat Dam Pyung Joon untuk Tuan Park.
Chung Jo datang menemuinya. Tanpa banyak bicara ia memeriksa tangan Kang Chi yang terluka. Ia terkejut melihat luka Kang Chi yang cukup dalam. Sedikit marah, ia bertanya mengapa Kang Chi tidak menemui tabib.
Kang Chi tersenyum dan berkata lukanya telah diobati oleh ayahnya. Ia meyakinkan kalau ia baik-baik saja.
“Kenapa kau selalu baik-baik saja? Saat dalam kenyataannya kau tidak baik-baik saja dan terluka. Kau sakit dan perih. Katakan saja, tidak perlu menahannya.”
“Chung Jo…”
“Di depanku kau tidak perlu bersikap kau baik-baik saja,” Chung Jo berusaha menahan air matanya yang hampir keluar.
Kang Chi tersenyum lalu mendorong dahi Chung Jo dengan jarinya.
“Dasar bodoh. Siapa yang menahannya. Aku benar-benar baik-baik saja. Melihatmu aku merasa baikan. Bagiku, kau lebih ampuh dari obat apapun di dunia ini.”
Mendengar itu, Chung Jo memeluk Kang Chi erat-erat. Kang Chi tertegun.
“Apakah aku bisa meninggalkanmu? Apa aku bisa hidup tanpamu?” kata Chung Jo.
Kang Chi balas memeluk Chung Jo dengan erat.
“Kang Chi…” gumam Chung Jo.
Mereka berpelukan tanpa menyadari ada yang melihat mereka. Yeo Wool. Dan obat Yeo Wool pun terlupakan di bangku halaman.
Dam Pyung Joon menerima surat yang dikirim melalui burung merpati. “Menggunakan bela diri ilmu hitam.”
Tae Soo menemui Jo Gwan Woong. Ia memberitahu kalau ia telah menangkap seorang dari anak buah Jo Gwan Woong.
“Ia adalah pembunuh yang Tuan kirim ke penginapan kami semalam.”
Jo Gwan Woong pura-pura tidak tahu. Untuk apa ia mengirim pembunuh ke penginapan? Tae Soo berkata Jo Gwan Woong harus ke penginapan untuk menjelaskan persoalan ini.
“Apa? Menjelaskan? Kau anak tidak tahu sopan santun. Memangnya kau siapa hingga berani mengucapkan kata-kata itu?”
“Nyawa ayahku terancam! Jika ini terserah padaku, aku akan membawa Tuan sekarang juga. Tapi ayahku menghormati Tuan karena Tuan pernah menjadi asisten menteri. Aku berusaha bersikap sesopan mungkin. Pertama, datanglah ke penginapan dan minta maaf pada ayahku. Setelah itu, jelaskan mengapa Tuan memainkan permainan yang begitu kejam.”
O-oww….Tae Soo sepertinya belum tahu sekejam apa Jo Gwan Woong ini >,<
Tampaknya hari pernikahan Chung Jo semakin dekat. Tapi Chung Jo malah semakin tidak yakin dengan pernikahan ini. Ia merasa sesak dan gelisah saat teringat akan segera menikah.
Ia ingat percakapannya dengan Kang Chi semalam saat mereka berpelukan.
“Aku hanya ingin terkubur saja seperti ini. Jika itu tidak mungkin, aku ingin menjadi debu dan menghilang tanpa jejak,” katanya sedih.
Kang Chi melepaskan pelukannya. Ia bertanya pada Chung Jo apa yang sebaiknya ia lakukan.
“Aku akan melakukan apa yang kauinginkan. Apapun yang kauinginkan, aku akan berada di sisimu. Katakan padaku, apa yang kauinginkan? Apa yang bisa kulakukan?”
“Apa kau bisa mengkhianati Ayah? Kau akan menyakiti hatinya dan menjadi musuh Kak Tae Soo? Apa kau bisa hidup hanya dengan melihatku?”
Kang Chi terdiam.
“Tidak, kau tidak bisa. Kau tidak akan pernah bisa mengkhianati ayah atau keluargaku. Sama seperti aku juga tidak bisa.”
“Chung Jo…”
“Sudah cukup. Mari kita hentikan. Kudengar wanita menjadi ragu saat mendekati hari pernikahannya. Lupakan saja apa yang baru kukatakan,” kata Chung Jo. Lalu ia pergi meninggalkan Kang Chi.
Kang Chi pun teringat hal itu dan menghela nafas panjang. So Jung muncul dan duduk di sebelahnya.
“Siapa kau?” tanya Kang Chi.
“Aku hanya seorang tamu di sini. Kudengar makanan di penginapan ini enak. Aku datang untuk makan. Apa kau bekerja di sini?”
“Ya, kurasa begitu,” jawab Kang Chi. Ia melihat So Jung memperhatikan gelangnya dan merasa tak nyaman. Ia menutupi gelangnya dan pamit pada So Jung.
“Tersisa 10 hari lagi,” ujar So Jung.
Kang Chi berhenti berjalan dan menoleh.
“Menjelang 20 tahun kau tiba di sini. Bukankah tinggal 10 hari?”
“Sebenarnya, sisa 11 hari lagi,” kata Kang Chi walau ia merasa bingung.
So Jung tersenyum. Ia ingat Wol Ryung pernah mengatakan hal yang sama. Sebelas hari lagi menjadi manusia. Hmmm…apakah Kang Chi juga akan menjadi manusia jika memakai gelang itu hingga berusia 20 tahun?
Kang Chi bertanya mengapa So Jung tahu. Apakah So Jung mengenalnya? So Jung menghampiri Kang Chi.
“Jangan tinggal di penginapan malam ini. Saat segala sesuatu akan berakhir, selalu ada kekuatan jahat yang bekerja. Sama seperti 20 tahun lalu, ada kekuatan yang sama di udara. Segala sesuatunya akan berubah tempat. Itu adalah kekuatan yang menimbulkan kekacauan.”
Kang Chi tak mengerti kata-kata So Jung. So Jung berkata Kang Chi harus pergi dari penginapan sebelum matahari terbenam dan tidak kembali sampai matahari terbit esok pagi.
Kang Chi masih kebingungan.So Jung meraih tangan Kang Chi dan memperhatikan gelangnya.
“Tolong lakukan apa yang kukatakan, Kang Chi-ah.”
Kang Chi bengong. Bagaimana biksu ini bisa tahu namanya? Tapi saat ia berbalik, So Jung sudah menghilang.
Tae Soo kembali ke penginapan. Han No melaporkan ada tamu yang menunggu Tae Soo. Rupanya Yeo Wool dan Gon.
“Lama tak jumpa,” sapa Yeo Wool.
Tae soo langsung tersenyum cerah.
“Nona Yeo Wool,” ia berjalan menghampiri. Gon langsung menatapnya dengan tatapan “ada satu lagi?”.
Tae Soo bertanya apa yang membuat Yeo Wool datang. Yeo Wool berkata ia sudah datang sejak beberapa hari yang lalu tapi ada hal yang perlu dilakukannya lebih dulu.
“Apa Guru Dam baik-baik saja?”
“Iya, ia sedang bersama Tuan Park.”
“Aku senang bertemu denganmu lagi,” kata Tae Soo. Wow, dia ngga pernah senyum selebar ini^^
Sementara Gon…sigh, poor Gon >,< saingannya bertambah.
Dam Pyung Joon membahas mengenai Jo Gwan Woong bersama Tuan Park. Mereka sama-sama merasa aneh karena Jo Gwan Woong belum menunjukkan pergerakan. Tidak tahu apa yang sedang direncanakannya.
“Kudengar orang-orangnya menggunakan ilmu hitam,” kata Guru Dam.
“Satu orang menggunakan bubuk untuk menciptakan ilusi. Dan orang yang tertangkap juga bisa menciptakan ilusi. Mengejutkan melihat teknik seperti itu di negeri kita.”
Guru Dam berkata itu teknik ninja. Dia pernah ke luar negeri beberapa tahun lalu dan melihat ninja menggunakan teknik yang sama.
“Apa menurumu dia (Jo Gwan Woong) bekerja sama dengan orang asing?” tanya Tuan Park.
Guru Dam berkata lokasi pembunuhan dan tempat yang Jo Gwan Woong datangi selalu berhubungan. Jika Jo Gwan Woong bersekutu dengan orang asing, maka rangkaian pembunuhan itu sudah jelas dilakukan oleh para ninja.
“Gubernur yang baru terpilih juga memfokuskan diri pada masalah ini. Kami telah membawa masalah ini ke pemerintah tapi selalu diabaikan.”
“Apa maksudmu mungkin akan terjadi perang?”
“Begitulah yang beliau pikirkan. Karena itu aku bertanya bisakah kau membantunya?”
Tuan Park bingung, bagaimana caranya membantu.
“Tanyakan saja sendiri,” kata Guru Dam.
Masuklah seorang berpakaian putih. Bangsawan yang pernah ditemui Yeo Wool dan Gon di dekat pasar. Tuan Park bangkit berdiri untuk menyambutnya.
Guru Dam memperkenalkan keduanya.
“Biar kuperkenalkan. Ini adalah gubernur yang baru terpilih.”
“Senang bertemu denganmu. Aku adalah Lee Soon Shin.”
[Bersambung ke Bagian 2]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar