Selamat Datang

Sabtu, 20 April 2013

Sinopsis Gu Family Book Episode 3 (Bagian 1)

shot0217



So Jung bergegas menuju gua Wol Ryung karena mengira Wol Ryung telah kembali. Tapi yang ia temui adalah seorang yang sedang terpekur dan seorang bayi mungil.
“Siapa kau?” tanyanya.
Seo Hwa mengangkat kepalanya. So Jung menghela nafas panjang melihat Seo Hwa. Ia lalu membuatkan makanan. Tapi Seo Hwa hanya diam.
shot0007 shot0008
“Anak ini memiliki mata Wol Ryung,” kata So Jung sedih.
“Benarkah? Aku tidak tahu seperti apa wajahnya…seperti apa matanya…senyumnya…aku tidak ingat,” kata Seo Hwa getir. Menurutku Seo Hwa bukannya tidak ingat. Ia hanya tidak ingin mengingat Wol Ryung. Wol Ryung yang polos atau Wol Ryung yang buas.
shot0012 shot0013
Tampaknya So Jung sedikit kesal mendengar perkataan Seo Hwa. Ia mengeluarkan pisau kayu yang pernah diberikannya pada Wol Ryung.
“Aku menyuruhnya menusuk jantungmu dengan pisau itu. Ia bisa selamat jika ia menusukmu dengan pisau itu.”
Mendengar itu Seo Hwa terkejut. Ia bertanya mengapa Wol Ryung tidak menusuknya waktu itu.
shot0017 shot0020
“Kau membuat jantungnya berdebar untuk pertama kalinya dalam seribu tahun. Aku yakin ia tidak bisa melukaimu untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Itu adalah cinta Wol Ryung.”
Air mata Seo Hwa mengalir.
“Simpanlah pisau itu. Itu adalah milik terakhir Wol Ryung yang benar-benar mencintai dan mempercayaimu.”
Seo Hwa meraih pisau itu dan mendekapnya di dadanya sambil menangis. Too late Seo Hwa….too late….
shot0028 shot0030
“Aku berencana untuk membunuhnya…aku berpikir seorang bayi monster akan lahir jadi aku berencana untuk membunuhnya. Itu adalah pikiran-pikiranku yang kejam.”
Seo Hwa berjalan selangkah demi selangkah menyusuri jalan di kota. Air mata terus mengalir dari wajahnya yang sarat dengan penderitaan dan kepedihan.
Jo Gwan Woong menerima tamu yang datang dari Jepang. Dilihat dari pakaiannya, sepertinya orang-orang itu para samurai. Rakyat berkerumun untuk melihat orang asing yang datang ke kota mereka. Di antara mereka, Seo Hwa melihat Jo Gwan Woong dengan penuh kebencian.
shot0031 shot0032
“Manusia sangat lemah dan rapuh.”
Seo Hwa menggenggam pisau kayu di tangannya erat-erat lalu ia berjalan maju menerobos kerumunan. Ia melangkah mendekati Jo Gwan Woong.
shot0036 shot0037
“Makhluk bodoh yang hanya menyesal setelah kehilangan sesuatu yang berharga.”
Samurai Jepang itu yang pertama kali melihat Seo Hwa. Jo Gwan Woong menoleh. Seo Hwa mengangkat pisaunya tinggi-tinggi.
“Jangan maafkan wanita seperti aku.”
Seo Hwa mengayunkan pisaunya kuat-kuat. Jo Gwan Woong berteriak sambil memegangi pipinya yang berdarah. Seo Hwa menatapnya dengan penuh kemarahan. Sang samurai terkejut dengan apa yang dilakukan Seo Hwa.
 shot0043 shot0047
“Aku menyebabkan kematian orang yang kucintai. Bahkan hendak membunuh puteranya. Jangan maafkan wanita kejam seperti aku. Aku akan membawa semua beban ini denganku.”
Seo Hwa berteriak sambil mengangkat pisaunya sekali lagi. Pengawal Jo Gwan Woong mengayunkan pedangnya menebas perut Seo Hwa.
shot0054 shot0056
“Kasihanilah anak ini. Jangan biarkan ia menjalani hidup yang sedih dan kesepian seperti Wol Ryung. Bantulah ia hidup sebagai manusia di antara yang lainnya.”
Seo Hwa tak kuat lagi. Ia terjatuh ke tanah. Matanya masih menatap tajam Jo Gwan Woong.
“Ini adalah harapan terakhir ibu yang tak pantas ini.”
Seo Hwa menghembuskan nafas terakhirnya.
*Samurai yang disambut Jo Gwan Woong sepertinya akan memegang peranan cukup penting karena ia cukup banyak disorot. Dan lagi pemerannya adalah Otani Ryohei.
shot0067 shot0068
Semua itu adalah isi surat Seo Hwa pada So Jung. So Jung memikirkan isi surat itu, yang memintanya membiarkan putera Wol Ryung tumbuh di antara manusia. Seakan mengetahui ibunya tak ada lagi, bayi itu mulai menangis dengan keras.
shot0058  shot0072
Di pinggir sungai, Tuan Park Mo Sul mengadakan jamuan bisnis untuk rekan-rekannya. Sebenarnya ia sendiri tidak suka minum tapi ia sengaja mengadakan pesta itu untuk kelancaran bisnisnya.
Tiba-tiba ia mendengar suara bayi menangis. Pegawai kepercayaannya, Choi Chun Ha, tidak merasa mendengar apapun. Tapi Tuan Park yakin ada suara bayi menangis. Ia menyuruh para pemain musik berhenti memainkan musik.
shot0073 shot0082
Sekarang semua orang bisa mendengar suara tangisan itu. Choi yang pertama kali melihat keranjang berisi bayi hanyut di tengah sungai. Tanpa pikir panjang Tuan Park langsung berjalan masuk ke air lalu mengangkat keranjang itu dan membawanya ke darat.
shot0086 shot0089
Semua orang berkerumun dan menyayangkan mengapa ada orang yang tega membuang bayinya di sungai. Tapi tentu saja itu bukan kebetulan. So Jung muncul menghampiri mereka.
“Sepertinya Tuan menemukan keberuntungan!” katanya sambil tertawa.
“Siapa kau?” tanya Tuan Park curiga.
shot0092 shot0094
“Namaku So Jung. Setelah berkelana dari satu tempat ke tempat lain, aku belajar mengenali tanda-tanda langit. Jika Tuan membesarkan anak ini, banyak keberuntungan akan mengikuti Tuan. Melihat wajah Tuan, aku bisa melihat Tuan akan mengelola kekayaan yang besar. Tapi sekarang semuanya tidak berjalan baik.”
“Jadi jika aku mengambil anak ini maka semua masalahku akan berakhir?” tanya Tuan Park tak percaya.
So Jung mengeluarkan gelang tasbih (gelang yang pernah dikenakannya pada Wol Ryung) lalu memakaikannya pada bayi itu.
“Apakah Tuan bisa berjanji tidak akan melepaskan gelang ini sampai usianya 20 tahun?”
“Gelang apa ini?”
“Gelang penolak iblis.”
“Penolak Iblis?”
“Jika Tuan membesarkannya sampai ia berusia 20 tahun tanpa melepaskan gelang itu, seluruh kebaikan Tuan akan kembali Tuan. Tuan akan sukses dalam apapun yang Tuan lakukan.”
shot0103 shot0105
Tuan Park masih tidak percaya pada perkataan So Jung.
“Hutan, pohon-pohon, dan angin akan menjadi saksi perkataanku,” kata So Jung.
Tiba-tiba angin bertiup kencang mnerpa mereka. So Jung tersenyum. Tuan Park terpana.
Rekan-rekan bisnisnya pun ikut senang untuk Tuan Park. Mereka menyarankan menamai anak itu Kang Chi (Kang=sungai, Chi=dibuang). Dan marganya diambil dari marga pelayan kepercayaan Tuan Park, Choi. Choi Kang Chi.
“Tuan-tuan, aku bahkan belum menikah,” protes Choi.
shot0110 shot0116
“Choi Kang Chi. Nama yang bagus,” kata So Jung. Ia lalu bertanya bagaimana keputusan Tuan Park.
Tuan Park melihat bayi yang sedang digendongnya.
“Ini adalah tempat misterius. Gunung berbahaya di mana tidak ada manusia yang berani mendekatinya. Legenda baru dimulai di sini.”
“Namanya Kang Chi. Choi Kang Chi,” Tuan Park tersenyum. So Jung tersenyum puas.
shot0120 shot0123
Bertahun-tahun kemudian kisah itu segera menjadi legenda di tengah masyarakat. Pendongeng kerap kali menceritakannya di tengah pasar. Anak-anak terpukau mendengar kisah itu, karena Tuan Park benar-benar menjadi orang yang sangat kaya setelah menerima anak itu di rumahnya. Sejak hari ia memungut anak itu, semua yang dilakukannya sukses besar dan menjadi salah satu orang terkaya.
Sekarang ini Tuan Park memiliki penginapan terbaik di propinsi selatan. Namanya “Penginapan Seratus Tahun”. Di penginapan itu ada lebih dari seratus pelayan, lebih dari 10 bungalow, dan lebih dari 50 kamar. Belum lagi istal kuda dan kandang sapi. Kamar-kamar pemandian, dapur di setiap bungalow dengan makanan terbaik. Tamunya pun bukan hanya dari delapan propinsi yang ada, tapi dari seluruh penjuru dunia. Bisa dipastikan, Tuan Park bukan hanya memiliki banyak emas dan perak, tapi juga permata di seluruh tempat penyimpanannya.
shot0125 shot0133
Tapi yang terpenting bukanlah hal itu. Kekayaan Tuan Park mengundang banyak pencuri. Setelah Tuan Park memiliki pasukan pengawal sendiri, tidak ada lagi pencuri yang berani beraksi.
Suatu ketika ada pencuri nekat yang berhasil tertangkap. Ia memohon ampun dan menceritakan kalau ia memili ibu yang sudah lanjut usia, seorang istri dan tujuh anak yang sudah 5 hari tidak makan. Pencuri itu menangis memohon diampuni pada Tuan Park.
Brukk…dua karung beras dijatuhkan di hadapan pencuri itu. Tuan Park menyuruh pencuri itu menggunakan satu karung sebagai makanan untuk keluarganya, dan satu karung lagi sebagai benih untuk modal bertani. Hasil panen dari sawah itu akan dibelinya dengan harga bagus.
Pencuri itu bengong. Ia berterima kasih pada Tuan Park dan bertanya bagaimana ia bisa membalas budinya.
“Hiduplah dengan baik. Cukup kau hidup dengan baik sebagai balasannya.”
Pencuri itu terharu dan bersedia memberikan nyawanya untuk Tuan Park.
 shot0144 shot0147
Begitulah, Tuan Park dikenal sebagai orang yang kaya, baik hati dan bijaksana. Berkat Tuan Park, semakin sedikit rakyat yang menderita kelaparan dan rakyat sangat menghormatinya. Anak-anak pun bercita-cita menjadi seperti Tuan Park.
So Jung yang ikut mendengarkan cerita itu tersenyum puas.
“Aku ada pertanyaan!” tiba-tiba seseorang mengangkat tangannya. Ia membuka topinya. Dam Yeo Wool.
So Jung menoleh melihat Yeo Wool.
shot0153 shot0154
“Apa yang terjadi dengan bayi itu?” tanya Yeo Wool. “Aku penasaran apa yang terjadi dengan bayi yang diangkat Tuan Park dari sungai.”
So Jung mengamati Yeo Wool lekat-lekat. Sementara pendongeng tampak kebingungan menjawab pertanyaan Yeo Wool.
shot0156 shot0157
“Kang Chi, dimana kau?! Choi Kang Chi!!” seru Choi, pelayan setia Tuan Park. Para pelayan yang sedang bekerja berhenti sejenak. Ok Man, salah seorang dari mereka, berkata kalau Kang Chi tidak ada di sana. Shoi mnegomel ia sudah menyuruh Kang Chi bekerja di sana sampai jam 5 sore. Ok Man bertanya apakah Kang Chi membuat ulah lagi.
“Benar. Ia membuat masalah besar!” kata Choi panik.
shot0160 shot0161
Di tengah halaman, seorang preman berwajah sangar berteriak-teriak mencari Kang Chi. Di sebelah kanan dan kirinya duduk dua orang anak buahnya yang babak belur. Tebak perbuatan siapa itu ;D
Seorang pemuda bangsawan keluar menemuinya. Ia adalah Park Tae Soo, putera Park Mu Sol. (Fiuhhhh…untung penampilannya tidak seperti di Werewolf Boy >,< )
“Mengapa kau mencari Choi Kang Chi?” tanyanya. Ia memperkenalkan dirinya dan bertanya mengapa preman itu membuat keributan di penginapan.
shot0164 shot0166
Si preman, Bong Chool, menunjuk dua anak buahnya yang babak belur.
“Menurutmu siapa yang melakukan kerusakan pada wajah mereka?”
“Kaubilang Choi Kang Chi pelakunya?”
“Jika kau tahu bawa dia ke sini sekarang juga. Pokoknya aku harus membereskannya hari ini juga.”
Tae Soo menarik nafas panjang. Ia menyarankan Bong Chul pulang dulu, nanti ia akan memanggilnya lagi setelah tahu masalah sebenarnya. Tapi Bong Chul tidak mau. Ia tidak akan pergi sebelum berurusan dengan Kang Chi.
Tae Soo hanya diam. Bong Chool berteriak-teriak menyuruh Tae Soo membawa Kang Chi ke hadapannya.
shot0168 shot0169
Sementara yang dicari sedang sibuk mengintip di bawah pohon. Jadi inget film India ^^
shot0173 shot0174
Mengintip siapa? Park Chung Jo, puteri Park Mu Sol, yang sedang merias diri di kamarnya. Chung Jo sedang menanti kedatangan Nyonya Oh, istri dari asisten Menteri. Artinya, seorang pejabat ranking 2.
Chung Jo rupanya dijodohkan dengan putera keluarga Oh. Karena pejabat Oh akan ditugaskan di Han Yang, maka mereka pasti membutuhkan uang. Karena itu mereka ingin menikahkan putera mereka dengan puteri Park Mu Sol, orang terkaya di daerah itu.
Kang Chi mengendap-endap masuk ke kamar Chung Jo. Ia berencana hendak mengejutkan Chung Jo. Belum sempat kang Chi beraksi, Chung Jo menoleh.
shot0182 shot0183
Malah Kang Chi yang terkejut dan jatuh terduduk. Ia mengeluh Chung Jo tidak lagi berbicara dengan hormat padanya padahal ia lebih tua 2 tahun.
“Memangnya kenapa kalau kau lebih tua 2 tahun? Kau selalu bersikap seperti anak-anak yang lebih kecil dariku.”
Kang Chi berkata Chung Jo dulu selalu memanggilnya “orabbi, orabbi” (kakak) tapi sekarang tidak lagi.
“Dulu aku masih kekanakkan…tapi sekarang….” Chung Jo berhenti bicara.
“Sekarang?”
“Aku akan segera menjadi menantu asisten menteri.”
shot0186 shot0191
Mendengar itu senyum Kang Chi lenyap sesaat. Tapi ia menutupinya dengan tertawa dipaksakan. Ia berkata Chung Jo tidak cocok menjadi menantu pejabat.
“Tidak cocok? Kenapa?”
Kang Chi mendekati Chung Jo.
“Karena setahuku, aku bukanlah seseorang yang bisa menjalani hidup membosankan. Rumah asisten menteri? Tidak mungkin kau bahagia di tempat membosankan seperti itu. Aku mengenalmu lebih baik dari orang lain.”
Chung Jo menatap Kang Chi.
shot0192 shot0197
Melihat itu pelayan Chung Jo ketakutan. Ia berkata Kang Chi tidak boleh ada di sini, sebentar lagi ibu Chung Jo akan datang. Baru saja ia selesai berbicara, ibu Chung Jo dan Nyonya Oh berjalan masuk ke halaman. Pelayan Chung Jo langsung menutup pintu. Chung Jo dan Kang Chi nampak khawatir.
Ibu Chung Jo memanggil puterinya dari luar. Tapi yang keluar menyambut mereka adalah pelayan Chung Jo. Ia berkata Chung Jo sedang mempersiapkan diri. Ibu Chung Jo terlihat curiga.
shot0199 shot0203
Chung Jo membuka jendela dan menyuruh Kang Chi segera melarikan diri. Tapi Kang Chi ingin mengetahui satu hal. Apakah Chung Jo sungguh-sungguh akan melakukan pernikahan ini? Pernikahan ini terjadi karena memberi keuntungan bagi dua keluarga, apakah Chung Jo benar-benar ingin pernikahan yang seperti itu?
Ibu Chung Jo hendak masuk ke kamar puterinya, tapi pelayan Chung Jo menghalangi. Dengan tegas ibu Chung Jo menyuruh pelayan itu minggir. Ia masuk ke kamar Chung Jo.
shot0204 shot0205
Untunglah Kang Chi sudah tidak ada. Chung Jo berkata ia baru saja hendak keluar. Ibu Chung Jo melihat keluar jendela.
“Apa Kang Chi ke sini lagi?” tanyanya kesal.
“Tentu saja tidak, aku bahkan tidak melihat bayangannya,” kata Chung Jo berbohong. Ia beralasan membuka jendela karena udaranya sangat segar.
Nyonya Yoon (ibu Chung Jo – menurut penjelasan yang kubacam setelah menikah, para wanita tidak memakai marga suaminya) memarahi puterinya. Ia berkata pernikahan ini sangat penting.
“Walau kau tumbuh besar bersama Kang Chi, tetap saja ia hanya rakyat jelata. Kau sudha cukup dewasa untuk bisa membedakan kelas. Apa kau mengerti?”
shot0211 shot0212
Chung Jo tersenyum walau sorot matanya nampak sedih. Ia mengerti dan meminta ibunya tidak khawatir. Nyonya Yoon menyuruh Chung Jo ke gazebo untuk menyiapkan teh bagi calon mertuanya. Chung Jo menurut, lalu pergi menutup jendela. Ia tidak tahu kalau Kang Chi duduk di atap dan selama ini mendengar percakapan mereka. Wajahnya nampak sedih.
Ia turun dari atap dan terkejut saat melihat Tae Soo sedang memperhatikannya.
“Tae Soo,” sapanya.
shot0216 shot0218
“Apa kau lupa Ibu menyuruhmu untuk tidak datang kemari?” tanya Tae Soo dengan wajah seriusnya.
Kang Chi berbohong ia tidak lupa dan hanya lewat. Ia hendak pergi tapi Tae Soo menahan lengannya. Kang Chi kira Tae Soo tidak percaya padanya. Ia meyakinkan kalau ia hanya lewat.
“Ma Bong Chool datang mencarimu.” Kata Tae Soo.
Maka Kang Chi pun menemui mereka. Tae Soo berbisik agar Kang Chi membereskan masalah ini dengan tenang agar para preman ini pergi, karena ada tamu penting di penginapan.
Tapi Kang Chi malah menghampiri mereka.
“Apa kalian mencari mati?!”
“Kang Chi…” Tae Soo mengingatkan.
shot0225 shot0226
“Kau! Kaupikir tempat apa ini?” Kang Chi menunjuk Bong Chool. Tae Soo speechless.
“Tentu saja penginapan Seratus Tahun.”
“Kalau begitu siapa aku?”
shot0228 shot0231
“Kau adalah CHOI KANG CHI!!!”
“Jadi kau tahu. Maka kau juga seharusnya sudah tahu, siapapun yang datang ke sini membuat keributan, aku Choi Kang Chi akan membereskan mereka.”
“Apa? Lihat siapa yang bicara. Kau ini kan bukan siapa-siapa, cuma anak yatim piatu yang dibawa masuk,” ejek Bong Chool.
“Beraninya kau berkata seperti itu!” kali ini Tae soo yang marah. Aww…ternyata ia dekat dengan Kang Chi.
shot0233 shot0234
“Kau mempunyai temperamen buruk untuk seseorang yang tak jelas asal-usulnya. Kau benar-benar membuatku muak karena hanya bergantung pada dukungan Tuan Park. Kau menjadi bajingan yang mengganggu orang baik!”
Kang Chi tak bisa menahan kemarahannya dan menendang dada Bong Chool hingga jatuh terjengkang.
“Choi Kang Chi!” Tae Soo nampak cemas.
shot0238 shot0240
“Aku tidak akan bicara banyak. Tutup mulutmu dan peri dalam hitungan ketiga. Satu…”
Bong Chool makin marah. Sementara Tae Soo mengingatkan kalau ia sudah menyuruh Kang Chi membereskan masalah ini dengan tenang.
“Dua!”
“Ada tamu penting di dalam, hentikan Kang Chi-ah!”
“Tiga!” Kang Chi mengayunkan tinjunya.
“Sudah kubilang berhenti!” Tae Soo menghalangi Kang Chi.
“Dasar kau binatang!” seru Bong Chool.
“Kau juga, hentikan!” Bentak Tae Soo sambil berbalik.
“Seperti yang kaulihat, aku yang sudah dipukul!” protes Bong Chool.
“Apa 10 nyang cukup?” tanya Tae Soo.
“Park Tae Soo!” Giliran Kang Chi yang protes.
  shot0247shot0249
Bong Chool mempergunakan kesempatan ini untuk meminta uang lebih. Ia meminta 20 nyang. Tae Soo dan Kang Chi kaget.
Kang Chi yang marah menarik kerah baju Bong Chool. Tae Soo hanya bisa menggeleng. Bong Chool malah menaikkan permintaannya. Ia minta 30 nyang.
Tae Soo langsung menyetujui sebelum terjadi sesuatu.
“Apa kau gila? Bagaimana bisa kau memberi 30 nyang padanya!” protes Kang Chi.
“Kau yang membuatnya menjadi 30 saat seharusnya bisa selesai dengan 20, jadi tutup mulutmu,” ujar Tae Soo kesal.
shot0254 shot0258
Bong Chool menyetujui masalah ini beres dengan 30 nyang.
“50 nyang!!” Kang Chi berteriak.
Semua terkejut. Kang Chi berkata ia akan memberi 50 nyang jika…..
Kang Chi mengambil sebatang sapu lalu menancapkan gagangnya ke tanah, menembus lantai batu. Gelang di tangan Kang Chi bersinar (sepertinya gelang itu bersinar jika Kang Chi mengeluarkan kekuatannya, namun kekuatan yang dikeluarkan masih terkendali).
shot0264 shot0267
“Jika kau bisa menarikku kembali ke sapu ini, aku akan memberimu 50 nyang,” tantang Kang Chi.
“Kang Chi-ah!”
“Apa 50 nyang tidak cukup? Maka aku akan memberimu 50 nyang dan berlutut meminta maaf padamu. Hanya sebanyak itu yang bisa kutawarkan. Bagaimana? Kau mau menangkapku?”
Tentu saja jumlah uang sebanyak itu sangat menggiurkan. Bong Chool menyuruh para anak buahnya menangkap Kang Chi.
Kucing-kucingan pun terjadi di halaman penginapan. Tae Soo hanya bisa menghela nafas pasrah.
shot0268 shot0273
Chung Jo sedang menyeduh teh untuk calon mertuanya. Tapi keheningan pertemuan itu terganggu dengan suara perkelahian. Ternyata Bong Chool mengejar Kang Chi hingga ke kediaman keluarga Park. Tentu saja tidak mudah untuk mengalahkan Kang Chi yang begitu lincah.
Nyonya Yoon menenangkan tamunya kalau kadang-kadang ada tamu penginapan yang membuat keributan, tapi rumah dan penginapan merupakan tempat yang terpisah jadi tidak perlu khawatir.
shot0274 shot0275
Nyonya Oh mengangguk. Tiba-tiba pintu terbuka. Kang Chi berusaha terus menghindar dari tangkapan anak buah Bong Chool. Chung Jo nampak khawatir, sementara ibu Chung Jo sangat marah.
Akhirnya Kang Chi tertangkap dan dilemparkan ke dalam gazebo. Para wanita di gazebo itu menjerit.
Bong Chool tertawa menang. Ia memerintahkan para anak buahnya menangkap Kang Chi untuk mendapatkan 50 nyang.
shot0309 shot0310
“Berhenti!!” terdengar suara teriakan.
Sepasukan pengawal berseragam biru masuk diikuti Tae Soo. Para pengawal itu menghunus pedang mereka.
Tuan Park Mu Sol melangkah masuk bersama Choi. Bahkan Bong Chool nampak takut dan hormat melihat Tuan Park.
“Ada keributan apa ini?!” tanya Tuan Park.
shot0312 shot0313
“Tuan…” Kang Chi terkejut melihat kedatangan Tuan Park. Ia bangkit berdiri tapi terpeleset dan jatuh kembali.
“Kang Chi, apa kau tak apa-apa?” tanya Chung Jo khawatir.
Kang Chi langsung berbunga-bunga.
shot0315 shot0316
“Kang Chi! Berdiri sekarang juga!” bental Nyonya Yoon.
Kang Chi buru-buru berdiri lalu memberi hormat pada Tuan Park.
Tuan Park mengangguk menatap Kang Chi.
shot0322 shot0323
[Bersambung ke Bagian 2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar