Selamat Datang

Minggu, 28 April 2013

Sinopsis Gu Family Book Episode 4 - 1



Mengulang kisah Wol Ryung dan Seo Hwa, kita seperti diingatkan janji Wol Ryung pada Seo Hwa saat pertama kali mereka bertemu, “Percayalah padaku. Apapun yang terjadi, aku akan menjagamu.”
Dan kita kembali pada Kang Chi yang berhalusinasi. Pada Yeo Wool yang ia anggap adalah Chung Jo, ia berkata, “Jangan khawatir. Aku akan melindungimu.”


Kata-kata Kang Chi membuat Yeo Wool terpana dan bertanya dalam hati, “Di mana.. di mana aku pernah mendengar kata-kata ini?”
Yeo Wool pun teringat akan suara gonggongan anjing yang akan menerkamnya saat ia kecil dan saat itu ada anak laki-laki yang meneriakkan hal yang sama padanya.
Kata-kata itu adalah kata-kata terakhir Kang Chi karena setelah itu ia pingsan di pelukan Yeo Wool. Tak hanya kaget karena Yeo Wool harus menangkap tubuh Kang Chi, tapi ia juga melihat kerlip cahaya biru yang berterbangan, dan salah satu kerlip itu membawanya ke pohon sakura yang berdiri di bawah bulan sabit.
Yang langsung mengingatkannya pada larangan seorang biksu yang pernah ia temui, “Pohon sakura yang berdiri di bawah bulan sabit. Jika kau bertemu dengannya di sana, kau harus melarikan diri.”
Biksu So Jung berada di depan Penginapan Seratus Tahun. Ia hanya melihat bangunan itu, tapi tak masuk ke dalamnya.
Sementara itu, Tuan Park mendapat peringatan dari Dam Pyung Joon kalau ia harus berhati-hati pada Jo Gwan Woong, karena Jo Gwan Woong sedang mengincar dirinya dan Penginapan Seratus Tahun.
Namun peringatan itu sedikit terlambat. Karena Tae Soo diberitahu oleh pelayannya kalau ada tamu yang tak diharapkan, yaitu Jo Gwan Woong. Jo Gwan Woong yang datang di malam hari, meminta Tae Soo untuk mengosongkan beberapa kamar untuknya dan para pengawalnya.
Tae Soo yang mewakil ayahnya meminta maaf karena ia tak dapat memenuhi permintaan karena semua kamar sudah penuh. Tapi pengawal Jo Gwan Woong menyela dan menuntut kalau mereka harus mendapat kamar yang mereka inginkan.
Jo Gwan Woong pun membuka tirai tandunya, untuk menunjukkan wajah super pentingnya (yang sudah dihiasi codet akibat pisau kayu Seo Hwa) dan memperkenalkan dirinya sebagai Jo Gwan Woong.
Nama itu sepertinya cukup popular, namun dengan artian buruk karena Tae Soo pun memerintahkan para pelayan untuk memeriksa berapa kamar yang benar-benar bisa dikosongkan. Dan hasilnya sungguh mencemaskan karena sesuai laporan  hanya ada 2 kamar saja yang bisa disiapkan untuk rombongan Jo Gwan Woong.
Tentu saja Tae Soo sangat khawatir mendengar hal ini dan bertanya tentang keberadaan Kang Chi. Pelayannya, Oh Man, menjawab kalau Kang Chi belum nampak sedikitpun dan ia akan mencari pemuda itu. Tae Soo menghela nafas frustasi, “Kenapa ia juga harus menghilang di saat-saat seperti ini?”
Pemuda yang dicari Tae Soo ternyata terbaring di sebuah rumah tua, dengan Yeo Wool duduk di samping, mengamati wajah Kang Chi. Kata-kata Biksu itu terngiang kembali di telinganya. Ia menghela nafas dan mulai memanggil Kang Chi untuk menyadarkannya.
Tapi Kang Chi benar-benar pingsan. Yeo Wool pun kemudian mencolek pipinya. Namun tak ada reaksi. Ia kembali mencolek pipinya lebih dalam.
Tiba-tiba Kang Chi bersuara keras, mengagetkan Yeo Wool. Karena suara yang keluar adalah ngoroknya Kang Chi. Grook.. Grookk…
Setelah pulih dari rasa kagetnya, Yeo Wool mendesah kesal, “Uhh.. ternyata.. . Aku benar-benar beruntung menemukan anak babi,” dan Yeo Wool pun menggusah, seperti menghalau binatang ternak, “Huss huss… “
Gon datang dan memberitahukan kalau orang-orang itu telah pergi dan ingin tahu kondisi Kang Chi sekarang. Yeo Wool memberitahu kalau orang-orang itu pasti telah membius Kang Chi tadi. Gon mencoba membangunkan Kang Chi dengan menyepak lengannya, tapi pemuda itu malah semakin ngorok. Grokk.. grokk.. grooookk..
Gon pun mencoba trik lain. Ia mengeluarkan pedangnya dan menghunuskan pedang ke arah kepala Kang Chi.
Yeo Wool berteriak kaget. Namun ia semakin kaget karena Kang Chi membuka mata,  langsung melompat berdiri dan berteriak,”Apa-apaan ini?! Kau hampir saja membunuhku!”
Yeo Wool dan Gon sama-sama terkejut melihat refleks Kang Chi yang tak terduga itu. Tapi tidak dengan Kang Chi. Kang Chi marah dan bertanya siapa sebenarnya mereka berdua. Gon menjawab pertanyaan Kang Chi dengan balik bertanya, “Bukankah seharusnya kau yang harus memperkenalkan diri dulu pada kami?”
Hilang kagetnya, Kang Chi menngerutkan kening seperti berpikir apa seharusnya etikanya seperti itu, ya?, namun ia pun menuruti kehendak Gon dengan menjawab, “Aku Kang Chi dari penginapan Seratus Tahun. Sekarang, siapa kalian? Siapa dan darimana asal kalian?”
Yeo Wool terkejut mendengar jawaban Kang Chi. Tapi Gon hanya tersenyum simpul (beneran simpul banget, senyumnya tidak lebar terurai tapi kecil seperti simpul tali) dan menjawab, “Maaf, aku tak pernah memberikan namaku pada orang asing.”
LOL. Tentu saja Kang Chi mendelik mendengar jawaban itu, apalagi saat mendengar Gon meneruskan, “Aku itu orangnya pilih-pilih. Memang seperti itulah aku.”
Kang Chi kesal, “Hei! Apa kau ingin membuat gara-gara denganku? Kenapa kau melakukan ini?” Tapi Gon malah mengolok-oloknya, “Apa kau memang tak mengerti? Atau ini adalah hari special kebodohanmu?”
Tentu saja Kang Chi marah mendengarnya. Ia pun melayangkan tinjunya. Tapi Gon dengan mudah menghindari serangan Kang Chi, bahkan menjatuhkannya. Kang Chi tak menyerah dan mencoba lagi.Dan lagi-lagi gagal. Ia pun mencoba untuk ketiga kalinya.
Tapi serangannya berhenti karena Yeo Wool menghadangnya dan berkata tajam. “Hei, babi. Ada apa denganmu? Kami telah menolongmu dan kau malah menyerang kami?” 
Kang Chi melotot mendengar kata-kata Yeo Wol dan ia menatap Yeo Wol dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ia pun tertawa meremehkan, “Siapa yang menyelamatkan siapa? Apa kau ini bergurau?”
Dan Kang Chi mendapat tendangan berputar ala Van Damme yang akhirnya mendarat ke pipinya. Kang Chi shock mendapat tendangan yang tak terduga itu. 
Ia hanya dapat terduduk dan memegang pipinya, tak percaya, apalagi saat mendengar Yeo Wool bertanya, “Apa sekarang aku kelihatan sedang bergurau?”
Sepertinya Kang Chi memang kalah kelas dengan Gon dan Yeo Wool, karena mereka bisa mengikat Kang Chi seperti sekarang ini, dan menggiringnya ke Penginapan Seratus Tahun.
Ha. Kang Chi pun mengeluh, “Apa kau perlu melakukan ini? Aku bukan anak anjing, kan? Tolong lepaskan aku.” Kang Chi mengeluarkan senyum manisnya.
Tapi Yeo Wool tak mau, “Tadi kami telah menyelamatkanmu tapi kau malah menyerang kami. Bagaimana mungkin kami bisa percaya padamu.” Senyum Kang Chi langsung lenyap dan menunjuk pada Gon, “Ia duluan yang mulai, mau menusukku saat aku tidur.”
“Dan kenapa juga putra dari penginapan Seratus Tahun dikejar-kejar oleh banyak orang?” tanya Yeo Wool menyudutkan.
Kang Chi tak dapat menjawab pertanyaan itu karena alasan pribadi. Tapi Gon memotong ucapannya dengan mengatakan kalau Kang Chi ini pasti adalah pencuri. Tentu saja dugaan Gon itu membuat Kang Chi marah. Tapi mukanya sudah menjelaskan semuanya saat Gon mengutarakan dugaannya yang kedua, “Atau karena masalah gadis?”
Yeo Wool menatap Kang Chi yang membisu dan langsung menyimpulkan, “Ya ampun.. jadi kau ini seorang playboy?”
Nada Kang Chi langsung tinggi saat membantahnya, “Hei! Semua orang di Yosu tahu kalau aku adalah si Tuan Perawan.” Hehe.. Tapi Yeo Wool tak percaya mendengarnya dan menyuruh Kang Chi untuk terus berjalan. Tapi Kang Chi meminta agar Yeo Wool melepaskan ikatannya dulu, “Jika ada yang melihatku seperti ini, aku akan mati. Serius!”
Mati karena malu, maksudnya. Karena sedetik kemudian ada suara yang menyapa Kang Chi, tak percaya, “Kang Chi, apakah itu kau?”
LOL, Kang Chi kaget melihat Oh Man melihatnya terikat seperti anjing. Ia buru-buru berbalik dan berbisik pada Yeo Wool, memintanya untuk segera melepaskannya.
Tapi Yeo Wool hanya tersenyum manis padanya, dan melewati pundak Kang Chi ia bertanya pada Oh Man, “Apakah kau sedang mencari Choi Kang Chi?” Dan ia pun membalikkan badan Kang Chi yang melotot padanya dan bertanya kembali, “Apakah dia yang kau cari? Choi Kang Chi?”
Bwahaha… Kang Chi hanya bisa memasang muka polos menghadapi Oh Man yang bertanya panik, “Apa yang telah terjadi padamu? Siapa mereka?” dan ia pun menjawab kalau mereka berdua adalah temannya.
Untuk membuktikan pertemanan mereka, Kang Chi mengalungkan tangannya pada leher Yeo Wool, membuat Gon mendelik kesal. Yeo Wool pun juga sama, “Hei babi, lepaskan tanganmu!”
Tapi Kang Chi tak mau melepaskan Yeo Wool, dan Gon pun juga mencoba membantu Yeo Wool dengan melepakan tangan Kang Chi. Maka mereka bertiga pun sedikit tarik-tarikan.
Oh Man menghentikan tingkah ketiga orang itu dan meminta mereka berhenti bercanda, karena penginapan sedang dilanda masalah.
Dengan sopan, Tae Soo memberitahukan kalau mereka tak dapat menerima Jo Gwan Woong karena tak ada lagi kamar kosong, dan mereka tak dapat mengusir tamu. Jo Gwan Woong tersinggung karena mendapat perlakuan seperti tamu lainnya, para pedagang yang sering melakukan perjalanan.
Tapi Tae Soo menjelaskan kalau penginapan mereka selalu menghargai semua tamu yang datang, “Kami tak akan pernah mengusir tamu, tidak untuk siapapun. Itu adalah filosofi ayah saya.”
“Bahkan tidak untuk Jo Gwan Woong?”
“Bahkan tidak untuk bangsawan manapun,” kata Tae Soo tegas.
“Hei, kau!!” teriak Jo Gwan Woong marah. Dan sekejab, salah satu pengawal mengeluarkan pedang dari sarungnya dan menghunuskan pedang itu ke leher Tae Soo.
Tapi Tae Soo tak gentar. Ia balik menatap Jo Gwan Woong yang gemetar karena amarah yang luar biasa besar.
Nyonya Yoon kaget mendengar kabar dari pelayan Chung Jo kalau ada kericuhan yang melibatkan pedang hanya karena karena kamar untuk menginap. Dan betapa paniknya ia mendengar orang yang membuat gara-gara itu adalah rombongon Jo Gwan Woong. Chung Jo juga ikut panik mendengar hal itu dan bertanya kemana para penjaga dan Kang Chi sekarang ini?
Pelayan Chung Jo itu tak dapat menjawab dan ia melirik ibu, meminta bantuannya. Ibu teringat saat-saat ia menyuruh Kang Chi untuk meninggalkan rumah sekarang dan jangan pernah kembali. Sepertinya ibu menyesal, kenapa ia tak menunggu sehari saja untuk mengusir Kang Chi.
Dan ingatan Kang Chi pun juga masih jelas bagaimana ancaman Nyonya Yoon padanya. Melihat Kang Chi hanya termangu, Oh Man meminta Kang Chi untuk segera melakukan sesuatu. Gon pun menyadari kalau masalah gadis yang dialami Kang Chi tak sesederhana yang ia kira.
Kang Chi pun menoleh pada Yeo Wool dan kali ini dengan sungguh-sungguh ia meminta, “Tolong lepaskan aku. Keluargaku di Penginapan Seratus Tahun membutuhkanku. Kumohon padamu.”
Dan sekali lagi Yeo Wool merasa déjà vu saat memandang mata Kang Chi dan bertanya-tanya dalam hati, “Kapankah itu? Aku seperti pernah melihat mata itu.”
Tae Soo marah melihat tamunya berani mengeluarkan pedang padanya. Tapi Jo Gwan Woong menganggap Tae Soo melakukan pengkhianatan karena berani menolak tamu bangsawan dengan alasan semua tamu adalah sama, “Bangsawan adalah ayah dari negeri. Jika Yang Mulia Raja ingin menginap, apakah kau juga akan menolaknya? Sama? Tak ada pengecualian untuk siapapun?  Apakah Penginapan ini ingin menggurui bagaimana cara bangsawan untuk bersikap?”
“Kami tak bermaksud seperti itu,” jawab Tae Soo.
“Lalu bagaimana dengan penghinaanmu tadi saat ada bangsawan datang dan memperkenalkan diri? Bagiku ini adalah sebuah pengkhianatan.”
“Pengkhianatan?” tanya Tae Soo tak percaya. ”Anda memperlakukan saya dengan tidak adil.”
Tapi Jo Gwan Woong benar-benar kelewatan. Ia tak menggubris pernyataan Tae Soo dan bertanya kembali, “Jadi apakah kau memperlakukan semua tamu, sama? Tak ada pengecualian, bahkan untuk para bangsawan?”
Tae Soo sangat marah mendengar pertanyaan itu, tapi ia pun tak bisa menjawabnya tanpa menyinggung Jo Gwan Woong yang ‘bermartabat’.
Terdengar suara Nyonya Yoon yang menyela dan meminta maaf karena putranya yang masih muda dan belum berpengalaman. Walau Tae Soo mencoba mencegahnya, tapi Nyonya Yoon meminta Jo Gwan Woong untuk bersabar sebentar karena ia akan menyiapkan kamar untuk mereka.
Tapi Jo Gwan Woong malah berkata, “Apakah ini hanya masalah tentang kamar? Aku sedang menyelidiki sebuah kejahatan karena tidak menghargai seorang bangsawan.”
Ughh..
Nyonya Yoon pun buru-buru berlutut dan meminta maaf. Jika ada yang harus dihukum, orang itu adalah dirinya karena gagal mendidik putranya. Tae Soo tak tega melihat ibunya merendahkan dirinya seperti ini. Ia menatap marah pada Jo Gwan Woong yang membalas tatapannya dengan penuh kemenangan.
Tapi tatapan Jo Gwan Woong sesaat kemudian berubah. Ia terpana.
Karena tepat pada saat itu, muncul Chung Jo yang khawatir akan kericuhan di penginapan keluarganya itu. Ia menyelinap di antara para pekerja dan kaget melihat ibunya berlutut. Ayah angkat Kang Chimenahan Chung Jo agar tetap di sampingnya. 
Tapi bagi Jo Gwan Woong, ia seperti melihat Seo Hwa kembali, namun kali ini Seo Hwa memanggil Nyonya pemilik penginapan dengan panggilan ibu. Dan wajah Seo Hwa kembali menjadi wajah seorang gadis muda, seusia Seo Hwa saat ia melihatnya pertama kali. Dan pandangannya tak pernah lepas dari wajah gadis yang mirip Seo Hwa itu.
Ewww… 
Mendadak seseorang berdiri tepat di hadapan Chung Jo sehingga Jo Gwan Woong tak dapat melihat gadis itu lagi. Ternyata Kang Chi.
Dan angin pun bertiup sangat kencang, seolah menandakan kedatangannya. Chung Jo dan ayah angkat Kang Chi menatap lega pada Kang Chi. Begitu pula Tae Soo. Kang Chi mengangguk hormat pada Nyonya Yoon dan pada temannya, ia meminta maaf karena terlambat datang. Tae Soo tersenyum lega dan berkata, “Sudah biasa, kok.”
Aww.. cute.
Dari atas atap, Yeo Wool dan Gon mengawasi kerumunan di Penginapan Seratus Tahun dan menyadari kalau kedatangan Jo Gwan Woong ke Penginapan itu yang lebih cepat dari yang mereka duga.
Dengan nada meremahkan, Jo Gwan Woong bertanya siapa diri Kang Chi. Kang Chi pun memperkenalkan nama dan pekerjaannya, “Saya adalah orang yang bertanggung jawab untuk menjaga kedamaian di Penginapan Seratus Tahun ini, Tu-an!”
Jo Gwan Woong jelas tak suka pada Kang Chi yang menjawab dengan nada sinis. Nyonya Yoon mencoba mencegah tindakan Kang Chi, tapi Tae Soo menahannya. Rupanya Tae Soo sangat percaya pada kemampuan Kang Chi.
Kang Chi maju selangkah dan berkata, “Untuk bangsawan yang terhormat dan berumur, Anda sangatlah kasar.” Jo Gwan Woong kaget mendengarnya, apalagi saat mendengar lanjutannya, “Bagaimana lagi Anda menyebut orang yang menghunuskan pedang pada pria yang dengan sopan mengatakan kalau penginapannya sudah penuh kemudian menuduhnya melakukan pemberontakan. Jika itu bukan kasar, lalu apa namanya?”
Jo Gwan Woong mencoba mengancam dengan menggunakan namanya yang telah terkenal, tapi Kang Chi tak peduli, “Anda adalah calon tamu di Penginapan kami. Tak kurang dan tak lebih. Jadi sekarang silahkan pilih. Anda meninggalkan tempat ini tanpa keributan..”
“Kauu!!” Jo Gwan Woong menggeram marah.
“.. atau Anda ingin merasakan kemampuanku?” tantang Kang Chi balas berteriak.
Sontak semua pengawal Jo Gwan Woong mencabut pedang mereka, membuat kubu Penginapan mengkeret takut.
Yeo Wool pun beranjak hendak melompat turun, membantu Kang Chi. Tapi Gon mencegahnya, ia menduga kemampuan Kang Chi tak seenteng penampilannya tadi.
Dan rupanya feeling Gon benar. Kang Chi tak berkedip melihat pedang yang terhunus ke arahnya. Ia tersenyum kecil, dan hanya butuh beberapa detik untuk melumpuhkan beberapa pengawal terdepan, dan dengan tangan kosong ia merebut salah satu pedang dan mengarahkan ke salah satu dari mereka.
Gelang Kang Chi sesaat berpendar merah, dan kepala pengawal Jo Gwan Woong melihatnya.
Kubu Penginapan tersenyum lega karena Kang Chi berhasil mengalahkan para tamu. Begitu juga Yeo Wool yang merasa Kang Chi cukup lihai juga. Gon hanya terdiam dan terus mengawasi.
Masih dengan pedang di leher salah satu pengawal, Kang Chi bertanya, “Apa kalian perlu mendapat pelajaran lagi?” Karena tak ada yang menjawab, Kang Chi menoleh pada Jo Gwan Woong dan bertanya lebih keras, “Apa perlu?!”
Tak dinyana, Jo Gwan Woong tertawa terbahak-bahak dan menganggap semua ini lucu. Ia bertanya lagi siapa nama Kang Chi. Jo Gwan Woong berkata kalau Penginapan ini adalah tempat yang menarik. Dan saat itu, pandangannya mengarah pada Chung Jo.
Ugh.. so eww…
Namun senyum Jo Gwan Woong hilang saat ia masuk ke dalam tandu. Dan pandangannya pun menjadi menyeramkan.
Kepala pengawal itu sekali lagi melihat gelang Kang Chi sebelum meninggalkan tempat.
Gon memuji penyelesaian masalah ini yang lebih cepat dari yang ia duga. Tapi Yeo Wool seakan tak mendengar kata-kata Gon, hanya memandangi Kang Chi dari jauh.
Keesokan harinya, kepala penjaga penginapan harus menghadapi kemarahan Tuan Park yang menginvestigasi kemana perginya para penjaga di malam itu. Nyonya Yoon menatap khawatir, takut kepala penjaga buka mulut dan kedoknya terbuka.
Tapi belum sempat kepala buka mulut, Kang Chi sudah maju, bersimpuh di sebelah kepala pengawal dan mengaku, “Semua ini adalah salah saya. Saya pergi tanpa ijin, dan mereka mencari saya dan kami berselisih jalan.”
“Butuh 7 orang penjaga untuk melacak satu orang?” Tuan Park jelas tak mudah percaya dengan pengakuan Kang Chi.
“Hah? Ahh.. tujuh..” Kang Chi menyadari kalau yang dipertaruhkan di sini bukan hanya teman yang ada di sebelahnya, tapi juga ketujuh temannya. 
Maka ia pun hanya bisa berteriak dan bersujud mohon ampun, “SAYA PANTAS MATI, TUAANNNN…”
Tae Soo, Tuan Park, Nyonya Yoon, bahkan kepala penjaga juga bengong mendengar teriakan pengakuan Kang Chi, “SEMALAM SAYA MABUK DAN MEMBUAT KERIBUTAN DAN MEREKA TERPAKSA HARUS MENGHIMPUN KEKUATAN UNTUK MEMBANTU SAYAAAA….”
LOL. Tae Soo dan Kepala penjaga hanya bisa mendesah, karena Kang Chi kelihatan bohongnya. Tapi Kang Chi belum menyadari, sampai Tuan Park bertanya, “Bukannya tadi kau bilang mereka berselisih jalan denganmu?”
Kepala Kang Chi langsung mendongak dan bertanya, “Tadi saya bilang begitu?” LOL. “Ah.. benar.. uhmm…” Kang Chi mulai mengarang alasan lain, “Kemarin saya sangat mabuk hingga saya terhuyung-huyung pergi ke gunung.. mereka mencari saya.. dan kehilangan saya..,” Kang Chi mencoba tersenyum ceria..” Ya.. pasti seperti itu”
Tuan Park menggebrak meja, “Jangan berbohong lagi! Katakan sejujurnya!”
Kepala penjaga membungkuk dan meminta Tuan Park menghukumnya karena ialah yang bersalah. Tapi Kang Chi ikut membungkuk, mengatakan kalau ialah yang bersalah. Tae Soolah yang menengahi dan berkata kalau yang paling penting sekarang adalah mengetahui niat Jo Gwan Woong yang sebenarnya.
Tapi menurut ibu yang harus dilakukan terlebih dulu adalah meminta maaf atas apa yang telah Kang Chi lakukan kemarin, “Kita tahu bagaimana Jo Gwan Woon sebenarnya. Dan kita harus meminta maaf jika kita ingin menjaga kelangsungan penginapan ini.”
Kang Chi hanya bisa diam menunduk, mendengar Nyonya Yoon yang menimpakan semua kesalahan padanya.
Jo Gwan Woong yang sedang bersama para gisaeng kedatangan dua orang tamu. Mereka adalah Tuan Park dan Tae Soo. Jo Gwan Woong hanya melirik malas pada kedua orang yang berdiri di depan ruangannya.
Sama seperti Tuan Park dan Tae Soo, Kang Chi pun juga duduk bersimpuh di depan ruangan, menghadap Nyonya Yoon. Nyonya Yoon bertanya alasan Kang Chi yang kembali ke penginapan ini. Kang Chi menjelaskan kalau ia tak bisa tinggal diam saat mendengar Penginapan itu sedang ada masalah. Nyonya Yoon malah menyalahkan Kang Chi, karena jika Kang Chi tak kembali, maka suaminya sekarang tak akan pergi ke tempat itu.
Kang Chi menatap Nyonya Yoon sedih dan bertanya mengapa Nyonya Yoon sangat membencinya, “Anda tak pernah sekalipun tersenyum pada saya selama bertahun-tahun. Salah saya apa? Tolong katakan pada saya, dan saya akan mengoreksinya.”
Nyonya Yoon menjawab kalau keberadaan Kang Chi membuatnya marah, “Kau itu adalah kutukan di rumah ini. Keberadaanmu mengancam Tae Soo dan Chung Jo. Aku benci melihatmu di sini.”
Kang Chi menenangkan Nyonya Yoon kalau ia bukanlah ancaman. Ia bersumpah akan selalu melindungi Tae Soo dan Chung Jo.
“Sumpah? Apa bagusnya sumpahmu itu jika aku bahkan tak yakin kalau kau itu manusia.”
Kang Chi terkejut mendengar ucapan Nyonya Yoon, “Maksud Anda.. apa?”
Belum sempat Kang Chi mendapat jawaban, terdengar suara pelayan yang memanggil Nyonya Yoon. Dan Nyonya Yoon pun pergi meninggalkan Kang Chi yang masih termangu.
Kang Chi berjalan gontai dan memandang Chung Jo dari kejauhan. Saat itu Chung Jo sedang dikelilingi oleh para pelayan, tertawa-tawa saat mencoba kain-kain yang pantas untuk pernikahannya nanti dengan putra wakil menteri. Ia pun berjalan meninggalkan tempat itu, tak menyadari kalau Chung Jo mengawasi kepergiannya.
Ia masih termenung mengingat semua kejadian yang baru saja dilihatnya.
"Ohh.. jadi begitu ceritanya," seru Yeo Wool dari belakang, mengagetkan Kang Chi.“Kasih tak sampai. Kau jatuh cinta pada putrinya dan ibunya marah hingga mengusirmu pergi. Cerita klasik, iya kan?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar