Mengulang kisah Wol Ryung dan Seo
Hwa, kita seperti diingatkan janji Wol Ryung pada Seo Hwa saat pertama kali
mereka bertemu, “Percayalah padaku. Apapun yang terjadi, aku akan menjagamu.”
Dan kita kembali pada Kang Chi
yang berhalusinasi. Pada Yeo Wool yang ia anggap adalah Chung Jo, ia berkata,
“Jangan khawatir. Aku akan melindungimu.”
Kata-kata Kang Chi membuat Yeo
Wool terpana dan bertanya dalam hati, “Di mana.. di mana aku pernah mendengar
kata-kata ini?”
Yeo Wool pun teringat akan suara
gonggongan anjing yang akan menerkamnya saat ia kecil dan saat itu ada anak
laki-laki yang meneriakkan hal yang sama padanya.
Kata-kata itu adalah kata-kata
terakhir Kang Chi karena setelah itu ia pingsan di pelukan Yeo Wool. Tak hanya
kaget karena Yeo Wool harus menangkap tubuh Kang Chi, tapi ia juga melihat
kerlip cahaya biru yang berterbangan, dan salah satu kerlip itu membawanya ke
pohon sakura yang berdiri di bawah bulan sabit.
Yang langsung mengingatkannya
pada larangan seorang biksu yang pernah ia temui, “Pohon sakura yang berdiri di
bawah bulan sabit. Jika kau bertemu dengannya di sana, kau harus melarikan
diri.”
Biksu So Jung berada di depan
Penginapan Seratus Tahun. Ia hanya melihat bangunan itu, tapi tak masuk ke
dalamnya.
Sementara itu, Tuan Park mendapat
peringatan dari Dam Pyung Joon kalau ia harus berhati-hati pada Jo Gwan Woong,
karena Jo Gwan Woong sedang mengincar dirinya dan Penginapan Seratus Tahun.
Namun peringatan itu sedikit
terlambat. Karena Tae Soo diberitahu oleh pelayannya kalau ada tamu yang tak
diharapkan, yaitu Jo Gwan Woong. Jo Gwan Woong yang datang di malam hari, meminta
Tae Soo untuk mengosongkan beberapa kamar untuknya dan para pengawalnya.
Tae Soo yang mewakil ayahnya
meminta maaf karena ia tak dapat memenuhi permintaan karena semua kamar sudah
penuh. Tapi pengawal Jo Gwan Woong menyela dan menuntut kalau mereka harus
mendapat kamar yang mereka inginkan.
Jo Gwan Woong pun membuka tirai
tandunya, untuk menunjukkan wajah super pentingnya (yang sudah dihiasi codet
akibat pisau kayu Seo Hwa) dan memperkenalkan dirinya sebagai Jo Gwan Woong.
Nama itu sepertinya cukup
popular, namun dengan artian buruk karena Tae Soo pun memerintahkan para
pelayan untuk memeriksa berapa kamar yang benar-benar bisa dikosongkan. Dan
hasilnya sungguh mencemaskan karena sesuai laporan hanya ada 2 kamar saja yang bisa disiapkan
untuk rombongan Jo Gwan Woong.
Tentu saja Tae Soo sangat
khawatir mendengar hal ini dan bertanya tentang keberadaan Kang Chi.
Pelayannya, Oh Man, menjawab kalau Kang Chi belum nampak sedikitpun dan
ia akan mencari pemuda itu.
Tae Soo menghela nafas frustasi, “Kenapa ia juga harus menghilang di
saat-saat
seperti ini?”
Pemuda yang dicari Tae Soo
ternyata terbaring di sebuah rumah tua, dengan Yeo Wool duduk di samping,
mengamati wajah Kang Chi. Kata-kata Biksu itu terngiang kembali di telinganya.
Ia menghela nafas dan mulai memanggil Kang Chi untuk menyadarkannya.
Tapi Kang Chi benar-benar
pingsan. Yeo Wool pun kemudian mencolek pipinya. Namun tak ada reaksi. Ia kembali
mencolek pipinya lebih dalam.
Tiba-tiba Kang Chi bersuara
keras, mengagetkan Yeo Wool. Karena suara yang keluar adalah ngoroknya Kang
Chi. Grook.. Grookk…
Setelah pulih dari rasa kagetnya,
Yeo Wool mendesah kesal, “Uhh.. ternyata.. . Aku benar-benar beruntung
menemukan anak babi,” dan Yeo Wool pun menggusah, seperti menghalau binatang
ternak, “Huss huss… “
Gon datang dan memberitahukan
kalau orang-orang itu telah pergi dan ingin tahu kondisi Kang Chi sekarang. Yeo
Wool memberitahu kalau orang-orang itu pasti telah membius Kang Chi tadi. Gon
mencoba membangunkan Kang Chi dengan menyepak lengannya, tapi pemuda itu malah
semakin ngorok. Grokk.. grokk.. grooookk..
Gon pun mencoba trik lain. Ia
mengeluarkan pedangnya dan menghunuskan pedang ke arah kepala Kang Chi.
Yeo Wool berteriak kaget. Namun
ia semakin kaget karena Kang Chi membuka mata,
langsung melompat berdiri dan berteriak,”Apa-apaan ini?! Kau hampir saja
membunuhku!”
Yeo Wool dan Gon sama-sama
terkejut melihat refleks Kang Chi yang tak terduga itu. Tapi tidak dengan Kang
Chi. Kang Chi marah dan bertanya siapa sebenarnya mereka berdua. Gon menjawab
pertanyaan Kang Chi dengan balik bertanya, “Bukankah seharusnya kau yang harus
memperkenalkan diri dulu pada kami?”
Hilang kagetnya, Kang Chi menngerutkan kening
seperti berpikir apa seharusnya etikanya
seperti itu, ya?, namun ia pun menuruti kehendak Gon dengan menjawab, “Aku
Kang Chi dari penginapan Seratus Tahun. Sekarang, siapa kalian? Siapa dan
darimana asal kalian?”
Yeo Wool terkejut mendengar
jawaban Kang Chi. Tapi Gon hanya tersenyum simpul (beneran simpul banget,
senyumnya tidak lebar terurai tapi kecil seperti simpul tali) dan menjawab,
“Maaf, aku tak pernah memberikan namaku pada orang asing.”
LOL. Tentu saja Kang Chi mendelik
mendengar jawaban itu, apalagi saat mendengar Gon meneruskan, “Aku itu orangnya
pilih-pilih. Memang seperti itulah aku.”
Kang Chi kesal, “Hei! Apa kau
ingin membuat gara-gara denganku? Kenapa kau melakukan ini?” Tapi Gon malah
mengolok-oloknya, “Apa kau memang tak mengerti? Atau ini adalah hari special
kebodohanmu?”
Tentu saja Kang Chi marah
mendengarnya. Ia pun melayangkan tinjunya. Tapi Gon dengan mudah menghindari
serangan Kang Chi, bahkan menjatuhkannya. Kang Chi tak menyerah dan mencoba
lagi.Dan lagi-lagi gagal. Ia pun mencoba untuk ketiga kalinya.
Tapi serangannya berhenti karena
Yeo Wool menghadangnya dan berkata tajam. “Hei, babi. Ada apa denganmu? Kami
telah menolongmu dan kau malah menyerang kami?”
Kang Chi melotot mendengar
kata-kata Yeo Wol dan ia menatap Yeo Wol dari ujung rambut sampai ujung
kaki. Ia pun tertawa meremehkan, “Siapa yang menyelamatkan siapa? Apa
kau ini
bergurau?”
Dan Kang Chi mendapat tendangan
berputar ala Van Damme yang akhirnya mendarat ke pipinya. Kang Chi shock
mendapat tendangan yang tak terduga itu.
Ia hanya dapat terduduk dan memegang
pipinya, tak percaya, apalagi saat mendengar Yeo Wool bertanya, “Apa sekarang
aku kelihatan sedang bergurau?”
Sepertinya Kang Chi memang kalah
kelas dengan Gon dan Yeo Wool, karena mereka bisa mengikat Kang Chi seperti sekarang
ini, dan menggiringnya ke Penginapan Seratus Tahun.
Ha. Kang Chi pun mengeluh, “Apa
kau perlu melakukan ini? Aku bukan anak anjing, kan? Tolong lepaskan aku.” Kang
Chi mengeluarkan senyum manisnya.
Tapi Yeo Wool tak mau, “Tadi kami
telah menyelamatkanmu tapi kau malah menyerang kami. Bagaimana mungkin kami
bisa percaya padamu.” Senyum Kang Chi langsung lenyap dan menunjuk pada Gon,
“Ia duluan yang mulai, mau menusukku saat aku tidur.”
“Dan kenapa juga putra dari
penginapan Seratus Tahun dikejar-kejar oleh banyak orang?” tanya Yeo Wool
menyudutkan.
Kang Chi tak dapat menjawab
pertanyaan itu karena alasan pribadi. Tapi Gon memotong ucapannya dengan
mengatakan kalau Kang Chi ini pasti adalah pencuri. Tentu saja dugaan Gon itu
membuat Kang Chi marah. Tapi mukanya sudah menjelaskan semuanya saat Gon
mengutarakan dugaannya yang kedua, “Atau karena masalah gadis?”
Yeo Wool menatap Kang Chi yang
membisu dan langsung menyimpulkan, “Ya ampun.. jadi kau ini seorang playboy?”
Nada Kang Chi langsung tinggi
saat membantahnya, “Hei! Semua orang di Yosu tahu kalau aku adalah si Tuan
Perawan.” Hehe.. Tapi Yeo Wool tak percaya mendengarnya dan menyuruh Kang Chi
untuk terus berjalan. Tapi Kang Chi meminta agar Yeo Wool melepaskan ikatannya
dulu, “Jika ada yang melihatku seperti ini, aku akan mati. Serius!”
Mati karena malu, maksudnya.
Karena sedetik kemudian ada suara yang menyapa Kang Chi, tak percaya, “Kang
Chi, apakah itu kau?”
LOL, Kang Chi kaget melihat Oh Man melihatnya terikat seperti anjing. Ia buru-buru berbalik dan berbisik
pada Yeo Wool, memintanya untuk segera
melepaskannya.
Tapi Yeo Wool hanya tersenyum
manis padanya, dan melewati pundak Kang Chi ia bertanya pada Oh Man,
“Apakah kau sedang mencari Choi Kang Chi?” Dan ia pun membalikkan badan Kang
Chi yang melotot padanya dan bertanya kembali, “Apakah dia yang kau cari? Choi
Kang Chi?”
Bwahaha… Kang Chi hanya bisa
memasang muka polos menghadapi Oh Man yang bertanya panik, “Apa yang telah
terjadi padamu? Siapa mereka?” dan ia pun menjawab kalau mereka berdua adalah
temannya.
Untuk membuktikan pertemanan
mereka, Kang Chi mengalungkan tangannya pada leher Yeo Wool, membuat Gon
mendelik kesal. Yeo Wool pun juga sama, “Hei babi, lepaskan tanganmu!”
Tapi Kang Chi tak mau melepaskan
Yeo Wool, dan Gon pun juga mencoba membantu Yeo Wool dengan melepakan tangan
Kang Chi. Maka mereka bertiga pun sedikit tarik-tarikan.
Oh Man menghentikan tingkah
ketiga orang itu dan meminta mereka berhenti bercanda, karena penginapan sedang
dilanda masalah.
Dengan sopan, Tae Soo
memberitahukan kalau mereka tak dapat menerima Jo Gwan Woong karena tak ada
lagi kamar kosong, dan mereka tak dapat mengusir tamu. Jo Gwan Woong
tersinggung karena mendapat perlakuan seperti tamu lainnya, para pedagang yang
sering melakukan perjalanan.
Tapi Tae Soo menjelaskan kalau
penginapan mereka selalu menghargai semua tamu yang datang, “Kami tak akan
pernah mengusir tamu, tidak untuk siapapun. Itu adalah filosofi ayah saya.”
“Bahkan tidak untuk Jo Gwan
Woong?”
“Bahkan tidak untuk bangsawan
manapun,” kata Tae Soo tegas.
“Hei, kau!!” teriak Jo Gwan Woong
marah. Dan sekejab, salah satu pengawal mengeluarkan pedang dari sarungnya dan
menghunuskan pedang itu ke leher Tae Soo.
Tapi Tae Soo tak gentar. Ia balik
menatap Jo Gwan Woong yang gemetar karena amarah yang luar biasa besar.
Nyonya Yoon kaget mendengar kabar
dari pelayan Chung Jo kalau ada kericuhan yang melibatkan pedang hanya karena
karena kamar untuk menginap. Dan betapa paniknya ia mendengar orang yang
membuat gara-gara itu adalah rombongon Jo Gwan Woong. Chung Jo juga ikut panik
mendengar hal itu dan bertanya kemana para penjaga dan Kang Chi sekarang ini?
Pelayan Chung Jo itu tak dapat
menjawab dan ia melirik ibu, meminta bantuannya. Ibu teringat saat-saat ia
menyuruh Kang Chi untuk meninggalkan rumah sekarang dan jangan pernah kembali.
Sepertinya ibu menyesal, kenapa ia tak menunggu sehari saja untuk mengusir Kang
Chi.
Dan ingatan Kang Chi pun juga
masih jelas bagaimana ancaman Nyonya Yoon padanya. Melihat Kang Chi hanya
termangu, Oh Man meminta Kang Chi untuk segera melakukan sesuatu. Gon pun
menyadari kalau masalah gadis yang dialami Kang Chi tak sesederhana yang ia
kira.
Kang Chi pun menoleh pada Yeo
Wool dan kali ini dengan sungguh-sungguh ia meminta, “Tolong lepaskan aku.
Keluargaku di Penginapan Seratus Tahun membutuhkanku. Kumohon padamu.”
Dan sekali lagi Yeo Wool merasa
déjà vu saat memandang mata Kang Chi dan bertanya-tanya dalam hati, “Kapankah
itu? Aku seperti pernah melihat mata itu.”
Tae Soo marah melihat tamunya
berani mengeluarkan pedang padanya. Tapi Jo Gwan Woong menganggap Tae Soo
melakukan pengkhianatan karena berani menolak tamu bangsawan dengan alasan
semua tamu adalah sama, “Bangsawan adalah ayah dari negeri. Jika Yang Mulia
Raja ingin menginap, apakah kau juga akan menolaknya? Sama? Tak ada
pengecualian untuk siapapun? Apakah
Penginapan ini ingin menggurui bagaimana cara bangsawan untuk bersikap?”
“Kami tak bermaksud seperti itu,”
jawab Tae Soo.
“Lalu bagaimana dengan
penghinaanmu tadi saat ada bangsawan datang dan memperkenalkan diri? Bagiku ini
adalah sebuah pengkhianatan.”
“Pengkhianatan?” tanya Tae Soo
tak percaya. ”Anda memperlakukan saya dengan tidak adil.”
Tapi Jo Gwan Woong benar-benar
kelewatan. Ia tak menggubris pernyataan Tae Soo dan bertanya kembali, “Jadi apakah
kau memperlakukan semua tamu, sama? Tak ada pengecualian, bahkan untuk para
bangsawan?”
Tae Soo sangat marah mendengar
pertanyaan itu, tapi ia pun tak bisa menjawabnya tanpa menyinggung Jo Gwan
Woong yang ‘bermartabat’.
Terdengar suara Nyonya Yoon yang
menyela dan meminta maaf karena putranya yang masih muda dan belum
berpengalaman. Walau Tae Soo mencoba mencegahnya, tapi Nyonya Yoon meminta Jo
Gwan Woong untuk bersabar sebentar karena ia akan menyiapkan kamar untuk
mereka.
Tapi Jo Gwan Woong malah berkata,
“Apakah ini hanya masalah tentang kamar? Aku sedang menyelidiki sebuah
kejahatan karena tidak menghargai seorang bangsawan.”
Ughh..
Nyonya Yoon pun buru-buru
berlutut dan meminta maaf. Jika ada yang harus dihukum, orang itu adalah
dirinya karena gagal mendidik putranya. Tae Soo tak tega melihat ibunya
merendahkan dirinya seperti ini. Ia menatap marah pada Jo Gwan Woong yang
membalas tatapannya dengan penuh kemenangan.
Tapi tatapan Jo Gwan Woong sesaat
kemudian berubah. Ia terpana.
Karena tepat pada saat itu,
muncul Chung Jo yang khawatir akan kericuhan di penginapan keluarganya itu. Ia
menyelinap di antara para pekerja dan kaget melihat ibunya berlutut. Ayah
angkat Kang Chimenahan Chung Jo agar tetap di sampingnya.
Tapi bagi Jo Gwan Woong, ia
seperti melihat Seo Hwa kembali, namun kali ini Seo Hwa memanggil Nyonya
pemilik penginapan dengan panggilan ibu. Dan wajah Seo Hwa kembali menjadi
wajah seorang gadis muda, seusia Seo Hwa saat ia melihatnya pertama kali. Dan
pandangannya tak pernah lepas dari wajah gadis yang mirip Seo Hwa itu.
Ewww…
Mendadak seseorang berdiri tepat
di hadapan Chung Jo sehingga Jo Gwan Woong tak dapat melihat gadis itu lagi.
Ternyata Kang Chi.
Dan angin pun bertiup sangat
kencang, seolah menandakan kedatangannya. Chung Jo dan ayah angkat Kang Chi
menatap lega pada Kang Chi. Begitu pula Tae Soo. Kang Chi mengangguk hormat
pada Nyonya Yoon dan pada temannya, ia meminta maaf karena terlambat datang.
Tae Soo tersenyum lega dan berkata, “Sudah biasa, kok.”
Aww.. cute.
Dari atas atap, Yeo Wool dan Gon
mengawasi kerumunan di Penginapan Seratus Tahun dan menyadari kalau kedatangan
Jo Gwan Woong ke Penginapan itu yang lebih cepat dari yang mereka duga.
Dengan nada meremahkan, Jo Gwan
Woong bertanya siapa diri Kang Chi. Kang Chi pun memperkenalkan nama dan
pekerjaannya, “Saya adalah orang yang bertanggung jawab untuk menjaga kedamaian
di Penginapan Seratus Tahun ini, Tu-an!”
Jo Gwan Woong jelas tak suka pada
Kang Chi yang menjawab dengan nada sinis. Nyonya Yoon mencoba mencegah tindakan
Kang Chi, tapi Tae Soo menahannya. Rupanya Tae Soo sangat percaya pada
kemampuan Kang Chi.
Kang Chi maju selangkah dan
berkata, “Untuk bangsawan yang terhormat dan berumur, Anda sangatlah kasar.” Jo
Gwan Woong kaget mendengarnya, apalagi saat mendengar lanjutannya, “Bagaimana
lagi Anda menyebut orang yang menghunuskan pedang pada pria yang dengan sopan
mengatakan kalau penginapannya sudah penuh kemudian menuduhnya melakukan
pemberontakan. Jika itu bukan kasar, lalu apa namanya?”
Jo Gwan Woong mencoba mengancam
dengan menggunakan namanya yang telah terkenal, tapi Kang Chi tak peduli, “Anda
adalah calon tamu di Penginapan kami. Tak kurang dan tak lebih. Jadi sekarang
silahkan pilih. Anda meninggalkan tempat ini tanpa keributan..”
“Kauu!!” Jo Gwan Woong menggeram
marah.
“.. atau Anda ingin merasakan
kemampuanku?” tantang Kang Chi balas berteriak.
Sontak semua pengawal Jo Gwan
Woong mencabut pedang mereka, membuat kubu Penginapan mengkeret takut.
Yeo Wool pun beranjak hendak
melompat turun, membantu Kang Chi. Tapi Gon mencegahnya, ia menduga kemampuan
Kang Chi tak seenteng penampilannya tadi.
Dan rupanya feeling Gon benar.
Kang Chi tak berkedip melihat pedang yang terhunus ke arahnya. Ia tersenyum
kecil, dan hanya butuh beberapa detik untuk melumpuhkan beberapa pengawal
terdepan, dan dengan tangan kosong ia merebut salah satu pedang dan mengarahkan
ke salah satu dari mereka.
Gelang Kang Chi sesaat berpendar
merah, dan kepala pengawal Jo Gwan Woong melihatnya.
Kubu Penginapan tersenyum lega
karena Kang Chi berhasil mengalahkan para tamu. Begitu juga Yeo Wool yang
merasa Kang Chi cukup lihai juga. Gon hanya terdiam dan terus mengawasi.
Masih dengan pedang di leher
salah satu pengawal, Kang Chi bertanya, “Apa kalian perlu mendapat pelajaran
lagi?” Karena tak ada yang menjawab, Kang Chi menoleh pada Jo Gwan Woong dan
bertanya lebih keras, “Apa perlu?!”
Tak dinyana, Jo Gwan Woong
tertawa terbahak-bahak dan menganggap semua ini lucu. Ia bertanya lagi siapa
nama Kang Chi. Jo Gwan Woong berkata kalau Penginapan ini adalah tempat yang
menarik. Dan saat itu, pandangannya mengarah pada Chung Jo.
Ugh.. so eww…
Namun senyum Jo Gwan Woong hilang
saat ia masuk ke dalam tandu. Dan pandangannya pun menjadi menyeramkan.
Kepala pengawal itu sekali lagi
melihat gelang Kang Chi sebelum meninggalkan tempat.
Gon memuji penyelesaian masalah
ini yang lebih cepat dari yang ia duga. Tapi Yeo Wool seakan tak mendengar
kata-kata Gon, hanya memandangi Kang Chi dari jauh.
Keesokan harinya, kepala penjaga penginapan harus menghadapi kemarahan Tuan Park yang menginvestigasi kemana
perginya para penjaga di malam itu. Nyonya Yoon menatap khawatir, takut kepala penjaga
buka mulut dan kedoknya terbuka.
Tapi belum sempat kepala buka
mulut, Kang Chi sudah maju, bersimpuh di sebelah kepala pengawal dan mengaku,
“Semua ini adalah salah saya. Saya pergi tanpa ijin, dan mereka mencari saya
dan kami berselisih jalan.”
“Butuh 7 orang penjaga untuk
melacak satu orang?” Tuan Park jelas tak mudah percaya dengan pengakuan Kang
Chi.
“Hah? Ahh.. tujuh..” Kang Chi
menyadari kalau yang dipertaruhkan di sini bukan hanya teman yang ada di
sebelahnya, tapi juga ketujuh temannya.
Maka ia pun hanya bisa berteriak dan
bersujud mohon ampun, “SAYA PANTAS MATI, TUAANNNN…”
Tae Soo, Tuan Park, Nyonya Yoon, bahkan kepala penjaga juga bengong
mendengar teriakan pengakuan Kang Chi, “SEMALAM SAYA MABUK DAN MEMBUAT
KERIBUTAN DAN MEREKA TERPAKSA HARUS MENGHIMPUN KEKUATAN UNTUK MEMBANTU
SAYAAAA….”
LOL. Tae Soo dan Kepala penjaga
hanya bisa mendesah, karena Kang Chi kelihatan bohongnya. Tapi Kang Chi belum
menyadari, sampai Tuan Park bertanya, “Bukannya tadi kau bilang mereka
berselisih jalan denganmu?”
Kepala Kang Chi langsung
mendongak dan bertanya, “Tadi saya bilang begitu?” LOL. “Ah.. benar.. uhmm…”
Kang Chi mulai mengarang alasan lain, “Kemarin saya sangat mabuk hingga saya
terhuyung-huyung pergi ke gunung.. mereka mencari saya.. dan kehilangan
saya..,” Kang Chi mencoba tersenyum ceria..” Ya.. pasti seperti itu”
Tuan Park menggebrak meja,
“Jangan berbohong lagi! Katakan sejujurnya!”
Kepala penjaga membungkuk dan meminta Tuan Park
menghukumnya karena ialah yang bersalah. Tapi Kang Chi ikut membungkuk, mengatakan kalau ialah
yang bersalah. Tae Soolah yang menengahi dan berkata kalau yang paling penting
sekarang adalah mengetahui niat Jo Gwan Woong yang sebenarnya.
Tapi menurut ibu yang harus
dilakukan terlebih dulu adalah meminta maaf atas apa yang telah Kang Chi
lakukan kemarin, “Kita tahu bagaimana Jo Gwan Woon sebenarnya. Dan kita harus
meminta maaf jika kita ingin menjaga kelangsungan penginapan ini.”
Kang Chi hanya bisa diam menunduk, mendengar Nyonya Yoon yang menimpakan semua kesalahan padanya.
Jo Gwan Woong yang sedang bersama
para gisaeng kedatangan dua orang tamu. Mereka adalah Tuan Park dan Tae Soo. Jo
Gwan Woong hanya melirik malas pada kedua orang yang berdiri di depan
ruangannya.
Sama seperti Tuan Park dan Tae
Soo, Kang Chi pun juga duduk bersimpuh di depan ruangan, menghadap Nyonya Yoon.
Nyonya Yoon bertanya alasan Kang Chi yang kembali ke penginapan ini. Kang Chi
menjelaskan kalau ia tak bisa tinggal diam saat mendengar Penginapan itu sedang
ada masalah. Nyonya Yoon malah menyalahkan Kang Chi, karena jika Kang Chi tak
kembali, maka suaminya sekarang tak akan pergi ke tempat itu.
Kang Chi menatap Nyonya Yoon
sedih dan bertanya mengapa Nyonya Yoon sangat membencinya, “Anda tak pernah
sekalipun tersenyum pada saya selama bertahun-tahun. Salah saya apa? Tolong
katakan pada saya, dan saya akan mengoreksinya.”
Nyonya Yoon menjawab kalau
keberadaan Kang Chi membuatnya marah, “Kau itu adalah kutukan di rumah ini.
Keberadaanmu mengancam Tae Soo dan Chung Jo. Aku benci melihatmu di sini.”
Kang Chi menenangkan Nyonya Yoon
kalau ia bukanlah ancaman. Ia bersumpah akan selalu melindungi Tae Soo dan
Chung Jo.
“Sumpah? Apa bagusnya sumpahmu itu jika aku bahkan tak yakin kalau kau itu manusia.”
|
Kang Chi terkejut mendengar
ucapan Nyonya Yoon, “Maksud Anda.. apa?”
Belum sempat Kang Chi mendapat
jawaban, terdengar suara pelayan yang memanggil Nyonya Yoon. Dan Nyonya Yoon
pun pergi meninggalkan Kang Chi yang masih termangu.
Kang Chi berjalan gontai dan
memandang Chung Jo dari kejauhan. Saat itu Chung Jo sedang dikelilingi oleh
para pelayan, tertawa-tawa saat mencoba kain-kain yang pantas untuk
pernikahannya nanti dengan putra wakil menteri. Ia pun berjalan meninggalkan
tempat itu, tak menyadari kalau Chung Jo mengawasi kepergiannya.
Ia masih termenung mengingat semua kejadian yang baru saja dilihatnya.
"Ohh.. jadi begitu ceritanya," seru Yeo Wool dari belakang, mengagetkan Kang Chi.“Kasih tak sampai. Kau jatuh
cinta pada putrinya dan ibunya marah hingga mengusirmu pergi. Cerita klasik,
iya kan?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar