Kita tak mendengar persetujuan
Gon tapi kita tahu kala Gon setuju karena Gon sendiri yang memimpin operasi
penyelamatan Yeo Wool.
Pertama, ia memanggil Gonita dan
mengajaknya untuk berbicara mengenai suatu hal. Gonita agak enggan. Tapi
melihat Yeo Wool masih sibuk menjahit, ia pun mengikuti Gon pergi.
Kedua, Sung muncul sepeninggal
Gonita dan langsung masuk ke dalam kamar Yeo Wool. Ia datang untuk menyampaikan
pesan dari Guru Gong Dal.
Guru Gong Dal? Memang Guru Gong
Dal sudah sembuh? Ternyata memang benar. Walau masih terlihat pucat, Guru Gong
Dal pergi menemui Guru Dam dan memintanya untuk duduk karena ada yang ia ingin
bicarakan.
Tapi Guru Dam memiliki urgensi
yang lebih penting, karena ia baru saja mendengar dari salah satu murid kalau
Kang Chi pergi ke desa. Guru Gong Dal mengangguk dan dengan nafas
terengah-engah ia tetap meminta Guru Dam agar duduk, “Aku akan menceritakan
sebenarnya.”
Guru Dam menatap Guru Gong Dal
dan ia masih belum mau duduk. Ih, Guru
Dam cuek banget ih. Padahal Guru Gong Dal nyuruh duduk kan karena ia juga mau
duduk. Mukanya aja capek banget.
Kita tak tahu apakah Guru Dam akhirnya
mau duduk atau tidak karena kita kembali ke langkah ketiga penyelamatan Yeo
Wool, yaitu Gon mengajak Gonita terus berbicara sementara Yeo Wool menyelinap
keluar.
Mulanya Gon bertanya keadaan Yeo
Wool sekarang yang dijawab baik-baik saja oleh Gonita. Gon mengangguk-angguk sambil mencari bahan
pertanyaan lain yang pada akhirnya
keluarlah pertanyaan, “Dan bagaimana kabarmu?”
Whaat? LOL. Dasar Gon ini.
“Apa?” tanya Gonita kaget, “Mengapa
kau bertanya ..?” Gonita tak meneruskan pertanyaannya, malah tersipu dan
menjawab malu-malu, “Aku baik-baik saja..”
Wkwkwk..
“Hmm… Aku mengerti,” jawab Gon
kaku. Matanya jelalatan mencari-cari sosok Yeo Wool, dan akhirnya melihat
kemunculan Yeo Wool yang mengacungkan tanda oke dan langsung kabur.Tatapan Gon yang
terlalu lama ini membuat Gonita heran dan ia ingin menoleh untuk melihat arah mata Gon.
Buru-buru Gon langsung memegang
kedua lengan Gonita, menahannya untuk tak melirik ke belakang. Ia mengerutkan kening, berpikir keras untuk
mengatakan sesuatu, “Terima kasih telah merawat Yeo Wool-ssi.”
Gonita kembali ke ruangan dan
melihat kalau Yeo Wool sedang berbaring menghadap tembok, Walau heran karena
tak biasanya Yeo Wool tidur siang, ia pun berbalik pergi untuk membiarkan Yeo
Wool tidur.
Hingga ia mendengar desahan nafas
lega dari Yeo Wool Dan desahan itu bukan desah feminim seorang gadis. Gonita
langsung kembali dan membalikkan badan Yeo Woo.
Sung! LOL.
Yeo Wool bergegas pergi tapi
muncul empat murid yang menghadangnya.
Sementara itu di desa orang-orang
berlarian menuju suatu tempat membuat Gob Dan yang menemani Chung Jo
jalan-jalan, heran, “Apakah ada perkelahian?”
Bukan perkelahian, tapi
orang-orang itu melihat Kang Chi berjalan di antara mereka dan mereka pun mulai
bergosip menyebutkan Kang Chi adalah pembunuh Tuan Park. Kang Chi pun berhenti
dan berkata nyaring,
“Adakah di antara kalian yang ingin tahu apakah aku adalah
keturunan Gumiho?” Kang Chi mengangkat tangannya, menyuruh orang lain yang
penasaran juga mengangkat hal yang sama.
Bong Chul yang kebetulan lewat,
segera menghampiri Kang Chi selain bertanya keras untuk pencitraan, ia juga
berbisik, mengapa juga Kang Chi melakukan hal seperti ini, “Apa yang terjadi
jika mereka benar-benar mengetahui identitasmu?”
Tapi Kang Chi sepertinya punya
rencana sendiri dan tak menghiraukan pertanyaan Bong Chul malah bertanya lagi
pada orang-orang desa. Akhirnya Bong Chul pun menuruti kemauan Kang Chi dan
menyuruh orang-orang desa itu untuk mengacungkan tangannya jika memang
penasaran.
Takut-takut, satu demi satu
orang-orang desa itu mengacungkan kedua tangannya, termausk para anak buah Bong
Chul. Kang Chi pun meminta mereka yang penasaran untuk berkumpul di depan
Penginapan 100 tahun, “Di sana aku akan menunjukkan apakah aku keturunan gumiho
atau bukan.”
Chung Jo yang hadir di sana
kaget. Bong Chul pun juga kaget mendengarnya. Kang Chi pun menuju penginapan
setelah menepuk pundak Bong Chul.
Lee Soon Shin datang menemui Jo
Gwan Woong yang tetap duduk dan tak mau berdiri menyambutnya. Tanpa basa-basi
Lee Soon Shin bertanya alasan Jo Gwan Woong yang melaporkan Kang Chi ke polisi.
Apakah Kang Chi adalah sebuah ancaman untuk Jo Gwan Woong?
Tentu saja alasan Jo Gwan Woong
adalah Kang Chi adalah gumiho yang telah membunuh dan membahayakan banyak
orang. Kenapa juga Lee Soon Shin mau melindungi monster seperti itu?
Jo Gwan Woong geram dikatai
seperti itu. Tapi Lee Soon Shin belum selesai. Jika Jo Gwan Woong masih tetap
mengacau seperti ini –meresahkan masyarakat dan menyibukkan polisi-, ia akan
menggunakan hukum militer untuk menghukum tindakan Jo Gwan Woong. Dan ini
adalah ancamannya.
Lee Soon Shin menunduk sopan dan
beranjak pergi. Tapi Jo Gwan Woong menghentikannya dan bertanya tujuan Lee Soon
Shin membangun perahu model baru yang jelek bentuknya dan menimbun ransum untuk
pasukan padahal negara sedang dalam kondisi siaga perang, “Bukannya untuk
memberontak dan mengambil alih pemerintahan? Apakah itu juga alasanmu
melindungi Kang Chi yang separuh gumiho?”
Lee Soon Shin pun menjawab, “Rencana
pembuatan perahu itu adalah rencana rahasia kami. Bagaimana kau tahu? Apakah
kau telah memasukkan mata-mata di Angkatan Laut kami?”
Nice, Pak. Jo Gwan Woong tak bisa
menjawab karena hal ini akan membuka kedoknya yang menyuruh Tae Soo sebagai
mata-mata.
Tapi pembicaraan mereka terhenti
karena terdengar suara Kang Chi yang berteriak dari luar, meminta orang yang di
dalam penginapan untuk keluar.
Pelayan Choi dan Man Bo yang
lebih dulu keluar. Mereka bertanya cemas mengapa Kang Chi kemari apalagi
setelah isu jahat yang berkembang di masyarakat.
Kang Chi mengatakan kalau
kedatangannya kali ini malah untuk meluruskannya, “Aku ini adalah Choi Kang
Chi, putra dari Choi Ma Reum dari Penginapan 100 Tahun. Bagaimana mungkin
mereka menyebutku anak gumiho? Aku sangat marah saat mendengarnya sehingga aku
tak bisa duduk diam saja.”
Jo Gwan Woong muncul bersama
dengan Lee Soon Shin. Tak menghiraukan Jo Gwan Woong, Kang Chi menyapa Lee Soon
Shin dan membungkuk hormat padanya. Ia memberitahukan kedatangannya untuk
meluruskan gosip jahat tentang dirinya yang disebarkan oleh seorang bajingan.
Lee Soon Shin meminta Kang Chi
agar pulang dan tak menimbulkan masalah. Tapi Kang Chi menegaskan kalau ia tak
ingin mengecewakan orang yang telah melindunginya apalagi membuat pelindungnya
itu terlibat masalah, “Ini adalah bentuk kepercayaan saya yang paling besar
yang dapat saya tunjukkan pada Anda.”
Pada Jo Gwan Woong Kang Chi
bertanya apa yang bisa membuat Jo Gwan Woong percaya kalau ia bukan anak gumiho
tapi anak Choi Ma Reum? Jo Gwan Woong menyuruhnya untuk melepas gelangnya, “Kudengar
gelangmu itu adalah penangkal agar kau tak berubah wujud menjadi gumiho.”
Orang-orang kaget mendengarnya
dan langsung berbisik-bisik. Kang Chi pun bertanya, apa yang terjadi jika ia
melepas gelang dan tak terjadi perubahan? “Apa kau akan memohon ampun karena
telah menyebarkan gosip yang tak benar?”
Jo Gwan Woong tak menjawab, malah
menyuruhnya untuk segera melepaskan gelangnya. Kang Chi menoleh kiri-kanan,
yang kita tahu pasti mencari Yeo Wool, tapi ia tak menemukannya. Jo Gwan Woong kembali mendesaknya untuk
melakukannya sekarang. Kang Chi mengangkat tangannya, tapi masih ragu.
Chung Jo menatapnya khawatir. Ia
tahu persis apa yang akan terjadi jika gelang itu terlepas. Ia maju ke depan
untuk menghentikan Kang Chi.
Tapi ada seseorang yang lebih
cepat mendahuluinya.
Yeo Wool.
Yeo Wool memanggil Kang Chi dan
itu cukup untuk membuat Kang Chi menoleh dan tersenyum kepadanya. Ketika Jo
Gwan Woong kembali mendesaknya, kali ini ia tak ragu lagi.
Semua mata menatap pada Kang Chi.
Sebagian cemas, sebagian penasaran dan orang seperti Jo Gwan Woong dan Pengawal
Seo merasa menang. Dengan anggukan Yeo Wool yang menyemangatinya, Kang Chi
melepas gelang itu dan menggenggamnya.
Angin bertiup kencang setelah
gelang itu terlepas, membuat semua orang melindungi diri dari terpaan angin.
Saat angin reda, mereka kembali
memandang Kang Chi untuk melihat perubahan wujudnya. Betapa terkejutnya mereka,
“Itu Kang Chi! Ia tak berubah sama sekali!”
Yang paling LOL adalah Bong Chul.
Ia menutup mata seperti anak kecil yang menonton film horror di bioskop, dan
mengintip di sela-sela jari tangannya.
Orang yang dulu pernah melihat
perubahan Kang Chi, terkejut melihat Kang Chi tetaplah Kang Chi. Jo Gwan Woong
jelas tak suka dengan perkembangan ini apalagi Kang Chi menatapnya dengan tersenyum
menang.
Kang Chi menatap Yeo Wool dan
dalam hati pun bertanya-tanya sendiri, “Aku sendiri tak tahu mengapa hal ini hanya
bisa terjadi saat Yeo Wool berada di sebelahku.”
Hahaha.. si Kang Chi ini
benar-benar , ya.. But what should you expect from someone who doesn’t
recognize a pretty girl is a girl?
Yeo Wool memuji tindakan Kang
Chi. Begitu pula dengan Lee Soon Shin yang dengan tatapannya memberi pujian
pada Kang Chi.
Tapi tidak dengan Jo Gwan Woong.
Ia geram dan bertanya pada Pengawal Seo, mengapa hal ini bisa terjadi? Pengawal
Seo tak tahu, tapi ia pun juga geram dan mencabut pedangnya untuk menguji Kang
Chi.Yeo Wool terbelalak kaget melihat tindakan pengecut Pengawal Seo itu.
Tapi ternyata sudah ada yang melindungi
Kang Chi. Gon!
Ahh… I love you, Gon. Dan I love
Mr Dam too, karena ia pun muncul bersama beberapa murid (yang tadi menahan Yeo
Wool) dan berkata lantang, “Turunkan pedangmu! Kang Chi adalah muridku. Jika kau
melukainya tanpa alasan jelas, aku, Dam Pyung Joon, tak akan pernah memaafkan
orang yang menghunus pedang itu.”
Aww.. kerenn!!
Lee Soon Shin pun bertanya apakah
Jo Gwan Woong masih menganggap Kang Chi sebagai monster? Jo Gwan Woong tak bisa
menjawab, jadi ia pun memilih masuk ke dalam.
Lee Soon Shin pun sekarang
menghampiri Kang Chi, “Aku tersentuh oleh keberanianmu. Tapi jika kau melakukan
hal seperti ini lagi di masa yang akan datang..”
..matilah kau.”
Haha.. nggak ding. Nggak mungkin Lee Soon Shin mengatakan juggeule or something like that.
Lee Soon Shin
tak meneruskan ucapannya sehingga Kang Chi pun bertanya menggoda, “Apakah Anda
tadi cemas?” Lee Soon Shin hanya tertawa dan menepuk-nepuk pundak Kang Chi. Ia
pun pergi diiringi tundukan hormat dari seluruh warga desa.
Kali ini Guru Dam yang memarahi
Kang Chi, “Kenapa kau melakukan hal yang sangat membahayakan ini? Jika aku tak
mengijinkan Yeo Wool, apa yang akan terjadi?”
“Saya tahu hal itu tak mungkin
akan terjadi,” jawab Kang Chi sambil tersenyum, “Karena saya percaya pada
kesetian Tuan pada Laksamana.”
Guru Dam hanya memandang Kang
Chi. Ingatannya kembali pada percakapannya dengan Guru Gong Dal yang mengatakan
kalau pelakunya adalah makhluk lain yang sejenis dengan Kang Chi yang bertanya
apakah Kang Chi adalah anak Seo Hwa.
Guru Dam menyadari kalau Kang Chi
tahu siapa pelakunya tapi tak menceritakan hal itu kepadanya. Guru Gong Dal
menduga karena Kang Chi memiliki hubungan dengan makhluk itu. Guru Dam pun
bukan pria bodoh. Ia dapat menduga, tapi ia meminta Kang Chi untuk berbicara
lebih banyak lagi saat mereka kembali ke Moo Hyung Do.
Pada Yeo Wool, Guru Dam menyuruh
putrinya untuk segera kembali untuk menerima hukuman karena kabur. Yeo Wool pun
mengiyakan dengan lesu.
Tapi kelesuannya hilang saat
melihat Kang Chi tertawa bahagia saat menatapnya. Di tengah kerumunan yang
mulai mencair itu, mereka tetap berdiri saling memandang dan melempar senyum.
Mereka tak menyadari kalau dari
kerumunan yang mulai hilang itu berdiri dua orang yang sedih saat memandangi
mereka.
Chung Jo dan Tae Soo.
Di Moo Hyung Do,Gon mengangkat
sabuk Kang Chi dan bertanya siapa diantara para murid yang masih keberatan
dengan Kang Chi tinggal di sekolah mereka? Ia akan menarik lonceng berdasarkan
tangan yang teracung.
Dua orang mengacungkan tangan dan
Gon pun menarik lonceng dari sabuk itu. Gon pun bertanya siapa lagi yang
keberatan?
Sung berteriak pada
teman-temannya meminta mereka tak salah paham pada Kang Chi. Bukan Kang Chi
yang menyerang Guru Gong Dal. Ia malah mencoba untuk melindungi Guru.
Ahh.. si Sung juga awesome, deh. Jadi
ngefans sama Sung :)
Para murid tertunduk, menyadari
kebenaran ucapan Sung. Gon pun kembali bertanya apakah ada yang masih
keberatan? Kali ini tak ada yang mengacungkan tangan. Kang Chi pun bertanya
pada Gon apakah ia bisa meminta sabuknya kembali?
Gon pun mencabut satu lonceng
membuat Kang Chi bengong, “Yang itu untuk apa? Tak ada yang mengacungkan
tangan, kenapa kau menariknya?”
“Itu dariku. Aku tetap ingin kau
meninggalkan sekolah ini,” jawab Gon sambil melemparkan sabuk itu pada Kang
Chi, “Jagalah sabuk itu hingga matahari terbenam jika kau tak ingin diusir dari
tempat ini.”
Bwahaha.. si Gon ini bisa kumat
juga jahatnya. Tapi taruhan, pasti dia tak akan menebas lonceng terakhir. Ia
hanya menyuarakan pendapatnya tapi tetap mengijinkan Kang Chi tinggal.
Para murid membubarkan diri,
namun sebelum mereka pergi, Kang Chi berterima kasih pada mereka karena
mengijinkannya tinggal di sini, “Aejujurnya, aku tak punya tempat lain untuk
dituju.”
Kang Chi pun membungkuk dan
sebagian menepuk pundak mereka untuk menunjukkan penyesalan mereka. Pada Sung
Kang Chi mengucapkan terima kasih sekali lagi. Sung tersenyum dan menjawab, “Sekarang
kau akhirnya menjadi satu dari kacang-kacang yang ada di dalam karung.”
Maksudnya Sung sih Kang Chi
sekarang menjadi bagian dari keluarga besar Moo Hyung Do. Tapi Kang Chi juga
mengerti maksud Sung. Ia berteriak senang, dan itu membuat Sung tertawa.
Kang Chi pun menemui Guru Gong
Dal dan memberi jawaban, “Satu karung. Tak peduli berapa banyak kacang yang
ada, setelah dimasukkan ke dalam karung, kacang-kacang itu menjadi sekarung.”
Kang Chi tersenyum dan bertanya apakah jawabannya kali ini benar?
“Mungkin iya, mungkin tidak,”
jawab Guru Gong Dal yang membuat Kang Chi bingung. Sebenanarnya jawabannya
benar atau salah? Guru Gong Dal malah menyuruh Kang Chi untuk mencuci
piring-piring yang sudah menumpuk dan meninggalkan Kang Chi menggaruk-garuk
bingung.
Pada Sung, Guru Gong Dal mencubit
pipinya karena memberi jawaban sebenarnya. Sung kan seharusnya hanya memberi
petunjuk. Sung berkilah kalau ia memang hanya memberi petunjuk, tapi Kang Chi
yang pintar langsung menyimpulkan petunjuk itu.
Guru Gong Dal tertawa senang
mendengarnya dan mereka melihat Kang Chi yang masih sibuk menghitung bingung.
Haha.. Kang Chi ini pin pin bo, ya..?
Ternyata Soo Ryun menempatkan
mata-mata di Penginapan 100 Hari. Mata-mata itu adalah pelayan yang ikut
memandikan wanita Jepang sebelumnya. Dan ia memberitahukan tentang tato gisaeng
bekas cakar di pundak wanita Jepang.
Soo Ryun teringat saat mentato
pundak Seo Hwa dan juga kata-kata Dam Pyung Joon saat menitipkan Seo Hwa yang
hamil kalau Seo Hwa mengalami luka yang diseabkan oleh makhluk gaib. Dan itu
membawanya pada satu kesimpulan, “Tak mungkin. Anak itu tak mungkin masih
hidup.”
Karena identitas wanita itu sudah
ketahuan, kita wanita Jepang itu dengan Seo Hwa saja, ya?
Tae Soo menemui Seo Hwa dan
bertanya apa syarat yang harus ia penuhi? Ia yakin kalau ada bantuan pasti ada
pula syaratnya. Seo Hwa pun mengakui hal itu dan ia pun berkata, “Jadilah
putraku.”
Whaa..?? Beneran Putra yang
Tertukar, nih? Atau di Jepang Seo Hwa streaming nonton sinetron itu?
Tae Soo terkejut mendengarnya.
Seo Hwa mengatakan kalau hal itu sudah lebih dari cukup untuknya.
Yeo Wool kembali dengan pelajaran
menjahitnya. Dan Gonita pun kembali terkantuk-kantuk karena sekarang hari sudah
malam. O ohh.. bukan pertanda bagus nih kalau melihat wajah usil Yeo Wool.
Gonita lagi-lagi mendelik dan
meraung karena terbangun dengan tangan-kaki-mulut terikat. Yeo Wool lagi-lagi
meminta maaf, “Kumohon.. bantulah aku
kali ini saja, ya.”
“^%(#*$@&%..”
Gonita mendelik marah.
“Kali ini aku akan segera kembali
dan sementara itu tidurlah,” kata Yeo Wool lagi sebelum kabur untuk melakukan
sesuatu hal yang penting meninggalkan Gonita yang berteriak, “&*x* %&>%<& $ @#)@*$&^*@x@!!?!!”
Hal gawat darurat apa sih yang membuat Yeo Wool kabur lagi?
Untuk berkencan dengan Kang Chi.
Cie ciee…
Kang Chi ternyata sudah menunggu
di luar dan tersenyum saat melihat Yeo Wool. Mereka telah janjian sebelumnya
dan Kang Chi pun memberitahu alasan pertemuan mereka.
Ia mengulurkan lonceng terakhir
pada Yeo Wool, “Loncengku masih tersisa satu.”
Yeo Wool menerima lonceng itu,
bersyukur melihatnya. Kang Chi berkata kalau teman-teman satu sekolah
membantunya untuk mendapatkan lonceng itu.
Tiba-tiba muncul sekelompok
murid, membuat mereka terkejut dan Kang Chi buru-buru menarik Yeo Wool
bersembunyi di dalam semak-semak.
Dekaaattt… sekali. Seperti siang
tadi. Tapi kali ini Kang Chi tak merasa canggung dan ia mendekatkan wajahnya
untuk mencium..
Yeo Wool gugup, namun tangan Kang
Chi menggenggam tangannnya sehinnga ia pun menutup mata, menanti ciuman Kang
Chi..
“Kang Chi-nim! Kang Chi-nim! Kang
Chi-nim!!”
Ahh!!! Sung, kamu nggak awesome
lagi!!
Mereka sejenak terpaku, tapi
kemudian dengan matanya, Yeo Wool mengisyaratkan untuk keluar, tapi Kang Chi
tak mau, sehingga Yeo Wool harus mendorongnya keluar.
Kang Chi keluar dengan posisi
canggung, membuat Sung heran. Tapi Sung mengabaikan keheranannya dan berkata
kalau Guru Dam sedang mencarinya.
Ah.. Radar Guru Dam bener-bener hebat, deh.. Anaknya mau pacaran kok bisa-bisanya tahu, ya? :p
Sepeninggal Sung, Kang Chi pun
berbalik lagi untuk pamit pada Yeo Wool. Yeo Wool tak bisa mengatakan apa-apa
hanya bisa melihat Kang Chi pergi. Tapi Kang Chi berbalik lagi dan meraih bahu
Yeo Wool kembali.. dan berkata, “Tidur yang nyenyak!”
Akkkhhh… Kang Chi!
Yeo Wool tergagap, “Kau juga.” Tapi ia
tersenyum saat wajah frustasi Kang Chi saat pergi meninggalkannya.
Tapi tiba-tiba ada sebuah tangan
membekap mulutnya dan menariknya pergi.
Kang Chi menemui Guru Dam yang
ingin tahu siapa makhluk yang sebenarnya menyerang Guru Dam, “Apakah kau tahu
siapa dia?”
Kang Chi menjawab tahu tapi ia
ragu memberitahukannya. Guru Dam hendak berkata sesuatu pada Kang Chi tapi
mendadak Nyonya Yeo Joo muncul dan mengatakan kalau Yeo Wool menghilang lagi
dari sekolah.
Guru Dam kaget mendengar Yeo Wool
tak ada di sekolah. Begitu pula Kang Chi karena setahu dia, Yeo Wool pasti
sudah kembali ke ruangannya sekarang.Kang Chi pun menyadari sesuatu. Ia pun
keluar dan mencari Yeo Wool di tempat pertemuannya tadi.
Di sana ia tak menemukan Yeo
Wool. Hanya ada lonceng tergeletak di tanah. Ia memungutnya dan teringat
peringatan Wol Ryung, “Musnahkanlah keinginanmu untuk menjadi manusia, atau aku
akan memusnahkan semua yang berkaitan denganmu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar