Guru Dam keluar meninggalkan Yeo
Wool dan bertemu dengan Tae Soo yang menyatakan kalau ia sudah memutuskan. Ia
mendengar kalau Jo Gwan Woong sudah mengetahui tentang jatidiri Kang Chi dan ia
menduga kalau Jo Gwan Woong-lah dalang dibalik pembunuhan orang-orang itu untuk
menyulitkan Kang Chi dan Moo Hyung Do. “Sudah saatnya saya kembali ke
Penginapan 100 tahun.”
Soo Ryun menemui wanita Jepang
untuk meminta maaf atas kelakuan Chung Jo dan tariannya yang tak memuaskan. Wanita
Jepang itu malah bertanya sudah berapa lama Soo Ryun menjadi tinggal di
Chunhwagwan? Soo Ryun menjawab sopan kalau sekitar 22 – 23 tahun.
Wanita Jepang itu mengejutkan Soo
Ryun dengan memberitahu kalau sebenarnya ia sangat menyukai tarian Soo Ryun. Tapi
ia mendengar kalau Soo Ryun adalah gisaeng yang tak pernah menerima tamu
ataupun undangan pribadi. Jadi ia menggunakan cara ini agar bisa bertemu dengan
Soo Ryun, oleh karena itu ia meminta maaf.
Wanita itu juga minta agar ia
diundang untuk masuk ke dalam Chunhwagwan. Soo Ryun menolak permintaan itu
karena mereka tak mengijinkan wanita untuk masuk ke dalam Chunhwagwan. nDan
tempat itu bukanlah tempat yang tepat untuk didatangi dan dinikmati oleh wanita
seperti wanita Jepang itu.
Maka wanita Jepang itu bertanya
bagaimana jika ia bersikeras untuk masuk? Menurut Soo Ryun, hanya ada dua cara
seorang wanita bisa masuk ke dalam Chunhwagwan, “Menjadi gisaeng atau menjadi
pemilik Chunhwagwan.”
Soo Ryun keluar meninggalkan
wanita itu,walau rasa heran masih tersisa di benaknya. Sedangkan wanita itu
tersenyum dan mengulang ucapan Soo Ryun yang terakhir, “Menjadi gisaeng atau
menjadi pemilik Chunhwagwan..”
Jo Gwan Woong masih tak dapat
mengenyahkan bayangan wanita Jepang itu dari benaknya. Ia merasa pernah melihat
wanita Jepang itu, tapi entah dimana. Pengawal Seo menawarkan diri untuk
mencari tahu lebih banyak tentang wanita itu. Jo Gwan Woong mengiyakan tapi
mengingatkan Pengawal Seo agar tak gegabah karena ia masih harus kelihatan baik
di depan mereka.
Dan walau kita tak melihat wajah
wanita itu, kita dapat menebak siapa sebenarnya dia. Saat mandi, pelayan yang
membantu wanita itu untuk melepaskan bajunya kaget melihat punggung wanita itu
penuh tanda.
Tato gisaeng yang pernah
ditorehkan di punggung Seo Hwa. Dan bekas cakar Wol Ryung yang pernah
mencengkeram pundaknya. Tak ayal lagi, wanita itu adalah Seo Hwa.
Guru Dam dan Guru Gong Dal
memanggil Kang Chi, Tae Soo, Gon dan Yeo Wool untuk memberitahukan tugas-tugas
baru mereka.
Tae Soo akan meninggalkan Moo
Hyung Do dan akan kembali ke Penginapan 100 hari. Kang Chi tak setuju namun Tae
Soo berkata kalau harus ada seseorang yang pergi ke sana dan mencari tahu apa
sebenarnya tujuan Jo Gwan Woong. Dan ia adalah orang yang tepat untuk menjadi
mata-mata karena Jo Gwan Woong masih belum tahu kalau hipnotis yang diterimanya
telah hilang.
Tapi Kang Chi tetap tak setuju
dan menawarkan diri untuk menggantikan posisi Tae Soo menyelinap ke dalam
penginapan. Guru Dam tak mengijinkan Kang Chi pergi karena tindakan Kang Chi
akan selalu terkait dengan Lee Soon Shin.
Guru Dam memberikan tugas Kang
Chi untuk menuruti apa yang diperintahkan Guru Gong Dal padanya. Kang Chi
beralasan kalau salah satu murid telah tewas dan begitu pula banyak orang mati
di hutan. Tak ada yang tahu alasannya.
Tetap saja, Guru Dam tak
mengijinkan Kang Chi menyelidiki, karena itu adalah tugas Gon (yang ternyata
bernama lengkap Gon Yi). Gon menerima tugas itu.
Dan tugas untuk Yeo Wool?
“Setelah Tae Soo kembali dari misinya, kalian berdua akan menikah.”
Whaatt?? Semua terkejut mendengar
hal ini. Yeo Wool berkata kalau masalah ini terlalu cepat. Tapi tidak bagi Guru
Dam karena ia telah memikirkan hal ini cukup lama, “Kau tak akan dilibatkan
lagi ke dalam kegiatan Moo Hyung Do, dan mulai sekarang kau harus belajar
bagaimana menjadi seorang wanita dan seorang istri.” Dan keputusannya itu telah
final.
Guru Dam meninggalkan keempat
orang yang tetap terdiam di tempatnya tapi pikiran yang pasti berkecamuk. Guru
Gong Dal mengejar rekannya dan bertanya apakah Guru Gong Dal tak merasa terlalu
keras akan hal ini? Guru Dam memutuskan hal ini karena jika tak segera
dilakukan, maka mereka tak akan dapat mengendalikan situasi.
Yeo Wool-lah yang meninggalkan
tempat pertama kali dan dikejar oleh Gon. Sementara Kang Chi dan Tae Soo masih duduk
terdiam dengan pikirannya masing-masing.
Gon mengejar Yeo Wool dan melihat
isi bungkusan yang tadi pagi dibawa oleh gadis itu. Gon mencoba mengajak Yeo
Wool bicara, namun Yeo Wool memilih untuk sendiri. Gon pun keluar kamar, namun
ia masih bisa mendengar isak tangis yang sejak tadi ditahan oleh Yeo Wool.
Sementara Chung Jo kembali
berlatih tambur. Tapi pukulan tamburnya cepat dan bernada marah. Ia marah pada
diri sendiri yang melepaskan tangan Kang Chi saat Kang Chi mencoba menjemputnya
dari Chunhwagwan. Ia marah pada dirinya sendiri yang melemparkan batu dan
mengatai Kang Chi monster. Ia marah pada dirinya sendiri saat melihat Kang Chi
jalan berduaan dengan Yeo Wool di festival lampion.
Pukulan tamburnya semakin cepat,
hingga akhirnya tongkat terlepas dari tangannya dan mengenai
tangannya sendiri. Chung Jo tak hanya marah, tapi ia juga menyesali semua
tindakannya, “Dasar Park Chung Jo. Katamu kau sudah tak menginginkan
dirinya. Katamu kau tak menginginkannya karena ia adalah monster.”
Chung Jo mendapat tamu, siapa
lagi kalau bukan Jo Gwan Woong. Dan perasaan yang ia rasakan di ruang tambur
tersembunyi di sana, dan sekarang ia menampilkan wajah gisaengnya untuk menemui
Jo Gwan Woong.
Kedatangan Jo Gwan Woong kemari
adalah untuk memberi hadiah pada Chung Jo, yaitu Gob Dan, pelayannya yang ada
di penginapan boleh dimiliki Chung Jo. Gob Dan sangat gembira dapat melayani
nonanya kembali. Jo Gwan Woong pun meminta imbalan dengan ia memberi hadiah
pada Chung Jo. Ia ingin Chung Jo menuangkan arak.
Tapi gisaeng Chung Jo bukanlah
Chung Jo yang lama. Ia merasa tak perlu berterima kasih atas kembalinya Gob Dan
padanya, “Bagaimana mungkin anak itu adalah hadiah? Anak itu memang milikku
sebelum Tuan mengambilnya.”
Semua terkejut dengan mulut pedas
Chung Jo. Wol Sun pun mengatakan kalau ia sudah mengingatkan Jo Gwan Woong
kalau Chung Jo adalah gadis yang sangat kasar dan keras kepala. Tapi Jo Gwan
Woong malah bertanya, apa yang harus dihadiahkan agar Chung Jo merasa senang?
“Bagaimana jika Tuan memberikan
Penginapan 100 tahun pada saya? Saya rasa dengan pemberian itu, hati saya akan tenang,” jawab Chung Jo tenang.
Wol Sun menghardik Chung Jo yang
kurang ajar, tapi Chung Jo memotong
ucapan seniornya itu, “Mungkin Tuan dapat mulai denganmenyingkirkan wanita yang
berdiri di samping Anda. Maka saya pikir saya akan merasa lebih baik.”
Wol Sun mulai merengek dan
bertanya sampai kapan Jo Gwan Woong mentoleransi kekasaran Chung Jo? Tapi tanpa
berkedip, Jo Gwan Woong malah memenuhi permintaan Chung Jo dan menyuruh Wol Sun
keluar sekarang juga, “Apa kau tak dengar? Chung Jo memintamu untuk minggir.
Tunggulah di luar.”
Wol Sun terkejut, tapi perintah
Jo Gwan Woong tak dapat dibantah. Ia pun meninggalkan ruangan dengan kesal. Para gisaeng saling berpandangan,
dan saya tebak sekarang mereka tak akan berani lagi bersikap kasar pada Chung
Jo jika tak ingin bernasib sama seperti Wol Sun. Go girl..!
Setelah memenuhi permintaan Chung
Jo, Jo Gwan Woong meminta Chung Jo untuk menuangkan anggur ke gelasnya. Chung Jo
pun melakukannya. dan Jo Gwan Woong memujinya yang menerima hal ini lebih baik
dari yang ia kira.
Chung Jo pun berkata manis,
“Bukankah Anda yang mengajariku? Melakukan semuanya sebisa saya. Dan itulah
yang saya akan lakukan. Saya akan bertahan dan apapun yang terjadi saya akan
membunuh anda dengan menusuk hati Anda.”
Para gisaeng sangat terkejut
mendengar ucapan Chung Jo, begitu pula Jo Gwan Woong. Tapi setelah pulih, ia
pun tertawa dan mengatakan kalau ia suka dengan sikap Chung Jo, “Bagus. Itulah tatapan mata yang harus
kau miliki. Aku menyetujuinya. Sampai hariitu tiba, aku akan membuatmu tetap
berada di sampingku.”
Chung Jo pun tersenyum, tapi
matanya tidak.
Kang Chi masih belum move on dari
tugas menghitung kedelai. Tapi kali ini ia melakukan tugasnya dengan setengah
hati. Hingga ia mendengar suara, “Kenapa wajahmu suntuk sekali?”
Kang Chi terbelalak kaget melihat
Guru Gong Dal sudah duduk di sebelahnya dan berkipas-kipas. Haha.. Kang Chi kagetnya telat
banget! Kang Chi meminta Guru Gong Dal untuk bersuara saat datang, jika tidak
akan Guru Gong Dal akan menakut-nakuti orang.
Guru Gong Dal malah mengira kalau
Kang Chi tak dapat fokus karena masalah pernikahan Yeo Wool. Tentu saja Kang Chi membantahnya. Guru Gong
Dal pun bertanya, hitungan kacang Kang Chi sudah sampai berapa?
Kang Chi memandang kacang kedelai
yang ada di piring, dan berpikir sejenak sebelum menjawab, “Kupikir sekitar
6000-an.” LOL, Kang Chi ini ngehitung atau ngira-ngira?
“Dan dengan melepas gelang, sudah
berapa kacang yang kau hitung?” tanya Guru Gong Dal lagi. Kang Chi mendelik, “Bagaimana
mungkin Guru mengatakan hal seperti itu?
Di Moo Hyung Do, aku bersumpah aku tak akan melepaskan gelang ini.”
Guru Gong Dal tersenyum, “Benarkah?”
Kang Chi tegas menjawab,“Iya, benar.”
“Berarti memang iya.”
“Memang itulah yang kukatakan.”
“Aku mengerti,” Guru Gong Dal pun
cengar-cengir dan beranjak pergi. Tapi ia kemudian duduk lagi dan bertanya, “Eh..
Kang Chi-ya.. apakah mungkin Yeo Wool.. adalah alasan kau bisa tak berubah
bahkan tanpa memakai gelang?”
Kang Chi tak menjawab, hanya terbelalak
menatap Guru Gong Dal. Tapi bagi Guru Gong Dal jawaban di mata Kang Chi sudah
cukup dan ia pun berseru (pura-pura) heran, “Bagaimana mungkin hal itu bisa
terjadi, ya?”
Haha.. Sepertinya Guru Gong Dal
sudah tahu apa yang dilakukan oleh Kang Chi sebelumnya. Apakah Kang Chi pernah
melepaskan gelang itu?
Ternyata Kang Chi pun juga pernah
penasaran. Saat Yeo Wool tertidur dan bersandar di bahunya, Kang Chi menutup
mata dan perlahan-lahan melepaskan gelangnya. Betapa kaget dan senangnya ia
melihat ia masih tetap sama, tak berubah sedikitpun.
Begitu pula saat memasang lampion
harapan. Kang Chi memandangi Yeo Wool, Sesaat angin bertiup, membuat Yeo Wool
menoleh pada Kang Chi. Kang Chi yang masih berwujud sama, pura-pura tak
mengerti. Walau sebenarnya ia tahu, kenapa angin itu bertiup. Karena ia kembali mencobanya dan kali ini
tanpa kontak fisik.
"Jujur, aku juga tak tahu alasannya. Mengapa ini terjadi saat Yeo Wool
berada di sisiku," kata Kang Chi dalam hati.
Tiba-tiba ia menyadari keberadaan
seseorang. Ia berbalik dan melihat seorang pria berdiri sambil tersenyum
padanya. Wol Ryung.
Kang Chi bertanya siapa dia dan
bangkit untuk menghadapi pria itu. Tapi tak sengaja ia menjatuhkan piring
kacangnya, sehingga pandangannya sejenak teralih. Ketika ia melihat ke arah
pria itu lagi, ternyata ia telah lenyap.
Guru Dam membawa Gon, Guru Gong
Dal dan Tae Soo untuk menghadap pada Lee Soon Shin. Satu demi satu
memperkenalkan diri mereka sebagai anggota Man of Honor dengan Tae Soo berdiri
sebagai pengganti ayahnya.
Note : Saya benar-benar tak tahu
apa terjemahan Man of Honor. Sebelumnya 4 orang itu disebut Four masters yang saya
terjemahkan sebagai Empat Guru. Tapi ternyata mereka bukanlah guru. Jadi saya
tetap sebut Man of Honor saja, ya.
Apakah orang keempat adalah Guru
Dam? Ternyata tidak, karena orang keempat itu adalah Soo Ryun. Bersama-sama,
mereka memberi sumpah setia kepada negara.
Lee Soon Shin berterima kasih
namunmengingatkan mereka kalau apa yang akan mereka lakukan ini tidaklah mudah
dan mungkin akan terasa sunyi. Tapi Guru Dam mengatakan kalau Lee Soon Shin
merasa tidak mudah, maka mereka berlima akan menemani perjalanan Lee Soon Shin.
Dan satu persatu dari Man of Honor
itu menyatakan kesediaannya karena akan berarti bagi hidupnya (Guru Gong Dal),
dan mereka akan melakukan sekuat tenaga (Soo Ryun), walau harus mengorbankan nyawa mereka (Tae
Soo). Jadi mereka berharap Lee Soon Shin menerima niat mereka (Gon).
Maka dimulailah tugas itu. Tae Soo
menemui Jo Gwan Woong dan memberitahu apa rencana Lee Soon Shin, yaitu untuk
membuat kapal. Tae Soo memberitahukan kalau kapal yang akan dibuat bukan
kapal perang biasa, tapi model baru.
Whoaa.. apakah hipnotis Tae Soo sudah
benar-benar hilang? Mengapa Tae Soo
membocorkan rahasia penting ini?
Ternyata itu memang niat awal Lee
Soon Shin. Menurut Lee Soon Shin, mereka harus memberikan umpan yang cukup
besar sehingga Jo Gwan Woong percaya dan Tae Soo dapat mengetahui rencana Jo
Gwan Woong sebenarnya.
Maka Tae Soo pun memberikan
gambar kapal yang katanya berhasil ia ambil dari Lee Soon Shin. Jo Gwan Woong
pun melihat denah itu dengan tertarik. Tapi apakah Jo Gwan Woong percaya?ia
Biksu So Jung sadar dari
pingsannya. Ternyata ia sudah lama tergeletak di perpustakaan dan teringat
percakapan terakhirnya dengan Wol Ryung. Saat itu ia menjawab pertanyaan Wol
Ryung tentang siapa Kang Chi sebearnya dengan jawaban kalau ia adalah anak Seo
Hwa.
Sedikit mengherankan saat Wol
Ryung sepertinya lupa akan Seo Hwa, sehingga Biksu So Jung harus menjelaskan
kalau Seo Hwa adalah manusia yang Wol Ryung nikahi dulu. Wol Ryung malah
bertanya apakah Seo Hwa memiliki anak, yang dijawab kalau anak itu adalah anak
Wol Ryung juga, “Setelah ia melahirkan anak, ia akhirnya meninggal.”
Dan reaksi Wol Ryung benar-benar
aneh. Ia seperti tak peduli dan berkata, “Sayang, padahal aku ingin mematahkan
lehernya dengan tanganku sendiri.”
Biksu So Jung juga merasa aneh
dengan sikap Wol Ryung, maka Wol Ryung pun memberitahu alasan ia kembali
adalah, “Untuk menghancurkan semuanya.”
Dan Wol Ryung pun mencekik leher
Biksu So Jung dan melemparkannya ke dinding hingga pingsan.
Whoaa… Apakah Wol Ryung sudah
benar-benar menjadi iblis dan melupakan persahabatan mereka? Atau mungkin ini
adalah wujud Wol Ryung menghargai persahabatan itu? Sementara ia mencekik orang
lain hingga gosong, ia hanya melemparkan Biksu So Jung ke dinding hingga
pingsan.. Tak tahulah.. agak susah saya memahami pikiran iblis.
Menyadari hal itu, Biksu So Jung sadar
kalau Kang Chi berada dalam bahaya besar.
Yeo Wool mencari Kang Chi, tapi Sung
mengatakan kalau Kang Chi tak kelihatan. Satu murid yang kemarin melarang Kang
Chi untuk melihat mayat temannya, mengatakan kalau Kang Chi mungkin sedang
bersembunyi di hutan lagi. Dan ia juga mengingatkan Yeo Wool agar berhati-hati
saat malam hari, karena Kang Chi mungkin akan menyerang Yeo Wool.
Yeo Wool tak suka mendengar
kata-kata itu. ia mengingatkan ajaran dari Guru Gong Dal yang melarang menuduh seseorang tanpa bukti. Tentu saja
murid itu kesal karena semua orang memihak Kang Chi. Ia bukanlah manusia.
Tapi Yeo Wool mengatakan kalau Kang
Chi datang kemari untuk menjadi manusia, “Sama seperti kalian yang datang
kemari untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Aku tak memihak pada Kang Chi, karena aku pun akan bersikap sama jika kalian
berada di posisi Kang Chi.”
Murid itu hanya menunduk malu.
Namun karena itulah ia tak dapat menghentikan Yeo Wool yang pergi. Saat mendengar
laporan muridnya ini, Guru Dam hanya
bisa menyuruh menghela nafas dan menyuruh Gon untuk mencari Yeo Wool.
Yeo Wool ternyata mencari Kang
Chi di hutan. Dan ia belum menyadari kalau ada yang mengawasinya. O ohh..
Kang Chi ternyata pergi ke rumah
biksu So Jung. Dan ia menemukannya di perpustakaan bawah tanah dan masih
tergeletak di tanah. Kang Chi segera menghampiri Biksu So Jung.
Tapi Biksu So Jung malah
menyuruhnya untuk segera pergi sejauh mungkin karena Wol Ryung mengincarnya.
Biksu So Jung menjelaskan kalau Wol Ryung adalah ayahnya., “Pergi dan larilah
sejauh mungkin ke tempat dimana ia tak bisa menemukanmu. Cepatlah..”
Yeo Wool akhirnya menyadari kalau
ada orang yang mengintainya. Ia segera mencabut pedangnya saat melihat bayangan
itu memiliki mata merah. Yeo Wool merasakan kalau bayangan itu mendekat tapi ia
tak dapat melihat sosok itu. Menyadari kalau ini adalah bahaya yang tak dapat
ia hadapi, ia pun lari.
Secepat mungkin ia berlari, tapi sosok itu tetap mengikutinya.
Dan yang menghentikan Yeo Wool adalah ketika kakinya terkilir dan ia pun
terjatuh, membuat ikat rambutnya lepas. Ia pun segera mengambil pedangnya yang
terjatuh.
Tapi ia merasakan sosok itu
mendatanginya. Ia mendongak dan melihat sosok yang sekarang terlihat jelas itu
tersenyum. Yeo Wool terpaku, namun dalam hatinya ia berteriak, “Kang Chi!
Tolonglah aku1”
Kang Chi menghentikan larinya dan
menoleh ke dalam hutan, “Yeo Wool ah..”
Wol Ryung menghampiri Yeo Wool dan
menunduk. Dengan tangannya, ia mengangkat dagu Yeo Wool dan tersenyum
melihatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar